Apindo Jatim dan ILO Perkuat Mitigasi Risiko untuk Pulihkan Ekonomi

oleh -515 Dilihat

KILASJATIM.COM, Surabaya – Kerugian yang disebabkan kecelakaan dan kematian akibat risiko kerja masih tinggi. Berdasarkan data dari International Labour Organization (ILO), terdapat 1,9 juta orang meninggal dan 90 juta orang mengalami disability-adjusted life years (DALYs) atau cacat akibat kecelakaan kerja, yang disebabkan paparan 19 faktor setiap tahunnya.

ILO juga mencatat sekitar 360 juta kecelakaan kerja non-fatal setiap tahun yang mengakibatkan absen kerja lebih dari empat hari.

Itu sebabnya dibutuhkan penguatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) guna melindungi lapangan usaha maupun pekerja, sekaligus mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional.

Menurut National Project Officer ILO Indonesia, Yanis Saputra bahwa Covid-19 menyebabkan perusahaan kehilangan pendapatan, pemutusan hubungan kerja, lapangan usaha tutup sementara hingga permanen.

“Mengapa Covid-19? Karena itu starting point. Padahal penanganan Covid-19 tidak bisa lepas dari K3,” kata Yanis, dalam Sosialosasi Layanan Penilaian Risiko Covid-19 kepada Pelaku Usaha di Wilayah DPP Apindo Jatim, di Surabaya Selasa (23/8/2022).

Data dari ILO menyebutkan sepanjang pandemi di Indonesia terdapat 90 persen perusahaan kesulitan keuangan, 63 persen mengurangi tenaga kerja, 9 persen bisnis tutup sementara dan permanen, 2,4 juta pekerja kehilangan pekerjaan, 24 juta pekerja kekurangan jam kerja dan upah, serta 2,5 juta orang berhenti mencari pekerjaan.

Yanis dalam paparannya menyebutkan penanganan Covid-19 bisa menggunakan dua metode K3. Pertama melihat tempat kerja, apakah sudah menerapkan K3 dengan baik. Kedua memperhatikan clean health safety and environment.

“Kami tidak hanya concern di tempat kerja, tapi juga melihat apakah pekerja sudah paham K3. Penting juga melakukan penilaian dan survei pekerja, serta melibatkan dokter K3 untuk membantu menghasilkan rencana aksi,” Yanis menambahkan.

Baca Juga :  HIPMI Tax Center Apresiasi Kebijakan Kemudahan Layanan Pajak

Guna mendukung percepatan pemulihan perekonomian nasional, ILO melakukan kemitraan dengan Apindo memberikan layanan penilaian risiko Covid-19, yang ditandangani pada 25 Januari 2022 di Hotel Ayana Midplaza, Jakarta.

Dalam kerja sama itu, Apindo akan mengidentifikasi 500 usaha, dengan minimal sepuluh pekerja, untuk ikut layanan penilaian risiko. Selanjutnya ILO memberikan pelatihan K3 kepada anggota komite terpilih dari tempat kerja, yang ditunjukkan dengan surat keikutsertaan pelayanan penilaian risiko Covid-19.

Di tempat yang sama, Ikatan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia (IDKI) mengidentifikasi 50 ribu orang di Jatim meninggal akibat Covid-19. IDKI juga mengidentifikasi lima ribu anak di Jatim ditinggal mati orang tuanya akibat penyakit serupa.

“Perlu adanya perubahan perilaku menjaga kesehatan di tempat kerja. Menjaga jarak, memakai masker dan cuci tangan masih harus dilakukan. Ingat, virus corona sempat melandai, dan sekarang naik lagi. Perlu pula pemahaman K3 secara menyeluruh, sebagai bagian dari pencegahan penularan virus,” Boy menjelaskan.

Ia menambahkan bahwa virus corona belum sepenuhnya hilang. Bahkan, menurutnya, sampai sekarang masih ada yang tidak percaya. Opini itu tidak hanya di desa, tapi ada di kota-kota besar.

“Menghindari kecelakaan kerja dan covid itu bagian investasi. Caranya, ya harus bisa melindungi pekerja maupun customer, serta komitmen dengan kebijakan. Pencegahan harus dilakukan sepanjang tahu dahulu, apa itu risiko,” ungkap Boy.

Boy juga menjelaskan potensi bahaya kesehatan di tempat kerja yang meliputi bising, cahaya, radiasi, debu, asap, gas, bakteri dan virus (Covid-19), binatang, angkat-angkut, gerakan berulang, posisi janggal, dan beban kerja.

DPP Apindo Jatim mendukung penuh pencegahan penularan Covid-19 sebagai bagian dari K3 untuk melindungi dunia usaha maupun pekerja, dalam rangka percepatan dan pemulihan ekonomi nasional.

Baca Juga :  Gubernur Khofifah Minta Pengusaha di Jatim Hindari PHK

“Kegiatan ini cukup baik, terutama di situasi pandemi yang mulai melandai. Tetapi, jangan lengah, beberapa minggu terakhir ini sempat naik. Nah, ini yang perlu dipahami, agar ada mitigasi dan menghindari peningkatan Covid-19,” terang Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi dan Pembinaan Daerah, Johnson Simanjuntak.

Menurut Johnson, dalam kurun waktu dua tahun ini perekonomian benar-benar terpukul. Pengusaha merumahkan pekerja, lapangan usaha tutup, bertambahnya warga miskin, dan dampak lain.
Apindo Jatim menilai perlu ada pelatihan mitigasi risiko usaha. Sementara risiko kerja bukan bersumber Covid-19, tetapi bisa dari faktor lingkungan hingga aktivitas kerja.

“Apindo Jatim akan terus melakukan sosialisasi baik kepada anggota maupun nonanggota. Langkah ini untuk memperkuat sinergi antarpengusaha, minimal memperkenalkan program kami,” Johnson memungkasi.

Wakil Ketua Bidang Diklat, Litbang, dan Sertifikasi DPP Apindo, Haryanto menilai peserta sosialisasi dan pelatihan juga diikuti UMKM. Harapannya agar pelaku usaha mikro bisa menaikkan grade usahanya, setelah mengikuti pelatihan dan menerima sertifikasi. (kj2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.