Sekda Prov Jatim: Penanganan Corona, Penanganan Bersifat Gotong Royong

oleh -772 Dilihat
Sekdaprov Jatim, Heru Tjahjono, di Posko Penanganan dan Penanggulangan Corona Desease di Jatim.

KILASJATIM.COM, Surabaya  – Komandan Satgas Penanggulangan Covid-19 Pemprov Jatim yang juga Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Heru Tjahjono menekankan bahwa penanganan penyebaran virus corona atau covid-19 merupakan penanganan secara bersama dan gotong royong. Oleh karena itu dibentuk Satgas untuk memudahkan dalam berkoordinasi antar satuan kerja yang terkait.

Heru saat dialog di SS FM, Kamis (19/3/2020) mengatakan di dalam satgas Gubernur sudah membagi-bagi tugas dan termasuk tugas para relawan sosial. Gubernur juga sudah mengatur jam kerja ASN dengan sistem shift. Ini tidak lain utk mengurangi penyebaran virus.

Namun khusus ASN eselon II dan eselon III Pemprov Jatim, Khofifah memutuskan mereka tetap bekerja seperti biasa dengan menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada.

“Mereka diberi waktu luang berada di rumah dengan keluarga dan diimbau untuk tidak menggunakan waktu ini untuk jalan-jalan,” ujar Heru.

BACA JUGA: Sekdaprov Heru: MUI Miliki Peran Penting Bentengi Umat  

Meluncurkan website self assessment (penilaian mandiri) yang beralamat checkupcovid19.jatimprov.go.id. Website ini diluncurkan agar masyarakat bisa menilai diri sendiri apakah termasuk orang dengan risiko atau tidak.

Sejumlah pertanyaan akan muncul dan harus dijawab masyarakat pengakses.Dari sana, pengakses akan mendapat kesimpulan dari semua jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu, apakah pengakses berisiko tertular covid-19 atau tidak, dan apa yang harus mereka lakukan.

Kalau pengakses berisiko, akan ada saran agar mereka segera memeriksakan diri ke faskes terdekat atau mengisolasi diri di rumah dan menghubungi Call Center 1500 117 untuk konsultasi lebih lanjut.

Website ini diharapkan bisa mengonfirmasi kebutuhan masyarakat atas gejala-gejala yang mereka alami di tengah wabah covid-19 yang juga sudah masuk ke Jawa Timur.

BACA JUGA: Kerja Bersama, Kolaborasi Instansi Bandara Juanda Cegah Penyebaran Corona

Baca Juga :  Pacu Kinerja, BUMDes Se-Ponorogo Bakal Dilombakan

Corona Phobia

Merebaknya virus covid-19, menurut Direktur RSUD dr Soetomo  dr Joni Wahyuhadi, telah menimbulkan fenomena Corona Phobia, atau rasa ketakutan yang berlebihan terhadap penyebaran virus corona di masyarakat.

Menurutnya, ini dikarenakan covid-19 merupakan virus corona jenis baru dengan penyebaran yang masif, yang ‘perilaku’ virusnya masih belum diketahui secara detail, khususnya oleh tim dokter dan tenaga medis. Hal ini membuat saat pemeriksaan belum mendalam, tim medis sudah mengirimkan sampel untuk segera dites covid-19.

“Problem utama di Surabaya dan Jatim dan beberapa provinsi juga, karena ini hal baru, banyak yang Corona Phobia. Corona Phobia itu, rumah sakit maupun dokter fobia sama corona, jadi batuk pilek biasa tidak dicek secara mendalam, langsung dikirim, langsung dikirim. Setiap hari kami terus menerima telepon dari rumah sakit,” kata dr Joni Wahyuhadi saat on air di SS FM dalam program “Jawa Timur Menyapa”, Kamis (19/3/2020).

Semua rumah sakit di Jawa Timur, menurutnya, penting untuk menyepakati prosedur apa yang akan dilakukan, agar penanganan covid-19 lebih optimal dari sisi medis.

BACA JUGA: Cegah Virus Corona, Bupati Bondowoso Terapkan Social Distancing

Untuk itu, pada Kamis siang ini, rencananya Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim akan berkoordinasi dengan direktur-direktur rumah sakit se-Jawa Timur, untuk menyamakan persepsi itu. Pertemuan itu nantinya juga akan membahas perkembangan virus yang dan diagnosa medis.

“Pelaporan-pelaporan case (kasus) juga bisa bervariasi dari hari ke hari, karena ini barang baru, sehingga diagnostiknya juga terus berkembang. Semoga segera dapat kesepakatan, terlebih penanganan yang dipimpin oleh bapak Sekda, dengan data yang akurat bisa dilakukan pencegahan-pencegahan,” terang Joni.

Sementara itu, kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, dr Herlin Ferliana, mengatakan sampai saat ini masih ada rumah sakit yang menolak pasien virus covid-19. Menurutnya, ini dikarenakan merupakan virus baru, sehingga terjadi fobia tersendiri tidak hanya di masyarakat, tetapi juga pihak rumah sakit.

Baca Juga :  Lagi, Bupati Banyuwangi Salurkan Insentif Guru Ngaji

Dari total 384 rumah sakit di Jawa Timur, Pemerintah Provinsi telah memilih 44 rumah sakit untuk menjadi rumah rujukan pasien covid-19. Menurut Herlin, keputusan itu dilakukan setelah mempertimbangkan fasilitas di rumah sakit tersebut seperti adanya dokter spesialis paru, adanya ruang isolasi, ruang radiologi, dokter spesialis radiologi dan sebagainya.

BACA JUGA: Pelaku Penyebar Berita Hoax Virus Corona Diamankan Polres Blitar 

Tetapi kenyataannya, banyak rumah sakit yang menyatakan belum siap untuk menerima pasien covid-19. Bahkan di lapangan, tidak semua petugas siap untuk menerima pasien-pasien terinveksi corona dan langsung mengirim langsung ke RSUD dr Soetomo.

“Fenomena Corona Phobia ini hampir sama dengan kasus HIV/AIDS saat pertama kali ada di Indonesia. Saat itu, banyak rumah sakit yang menyatakan belum siap untuk menerima pasien HIV/AIDS,” ujarnya.

Untuk itu, ia berharap dengan adanya pertemuan antara Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim dengan para direktur rumah sakit, diharapkan adanya pemahaman yang sama untuk bersama-sama menanggulangi wabah virus corona.

Sebagai informasi, hingga Rabu (18/3/2020), jumlah kasus positif covid-19 di Jawa Timur tercatat ada delapan kasus. Enam di antaranya hasil pemeriksaan spesimen di Unair, dua lainnya hasil pemeriksaan Balitbangkes Kementerian Kesehatan. Jumlah Orang Dengan Pemantauan (ODP) sebanyak 29 orang. Sedangkan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 11 orang. Sedangkan 8 pasien Covid -19 positif, satu di antaranya meninggal dunia yakni pasien di RSU Saiful Anwar Malang. (kominfo/kj8)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.