Wagub Jatim Emil Dardak Dorong Pengembangan Emergency Ventilator

oleh -603 Dilihat

KILASJATIM.COM, Surabaya – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, bergerak cepat untuk mendukung pengembangan telemedicine di Jawa Timur. Apa yang dilakukan Emil ini sebagai respon setelah bertemu dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, pada Sabtu (9/5).

“Pada kesempatan ini, saya ingin memberikan dukungan atas ikhtiar dari ITS dalam pembuatan emergency ventilator,” kata Emil saat Virtual Meeting Launching Program Donasi Emergency Ventilator (ITS Tanggap Bencana) di Gedung Negara Grahadi, pada Senin (11/5)

Keberadaan ventilator di tengah penanganan pasien positif COVID-19 sangat penting. Look at been Ventilator selama ini dipakai tenaga medis untuk membantu pernapasan pasien.

“Tapi, kami hanya memiliki ventilator yang jumlahnya tidak sampai 200 ventilator seluruh Jatim. Karena ituah banyak ruang isolasi untuk pasien positif COVID-19 belum dilengkapi dengan ventilator,” katanya.

Saat kedatangan Erick ventilator buatan ITS ini sudah dicoba secara manual oleh tenaga kesehatan. Bahkan, alat ini sudah diudi di Biro Pengawalan Farmaseutikal Kebangsaan (BPFK) dan telah ada dua perusahaan BUMN, PT Len Industri dan PT Dirgantara Indonesia, yang membantu proses produksi.

“Saya menyakini progres yang dicapai tim E-VITS ITS menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan,” kata dia.

“PT. Barata dan Samator dilibatkan dalam proses kalibrasinya. Ini menunjukkan ITS mampu membangun ekosistem ini,” katanya.

Dia menjelaskan salah satu rumah sakit malah sudah ingin memesan emergency ventilator buatan ITS ini. Adanya ketertarikan dari rumah sakit untuk memesan ventilator ini menandakan jika banyak yang membutuhkan ketika nantinya alat ini sudah diedarkan.

“Mesinnya ini (ventilator) sudah diuji dari 5 Mei dan tentunya diharapkan tidak ada masalah,” ujar dia.

Baca Juga :  Pacu Kontribusi ke Perekonomian, BUMN Lanjutkan Transformasi

Emil mengatakan jika Pemprov Jatim berkomitmen untuk mengawal dan mendukung mulai dari tahap awal pembuatan hingga proses uji lapangan sampai pada critical mass. Sehingga alat ini bisa dijual di pasar bebas.

“Pemprov Jatim sendiri punya program Belanova sebagai upaya untuk memberikan keberpihakan dari APBD kepada inovasi-inovasi putra daerah atau institusi di Jatim. Pemerintah, BUMN, swasta, dan masyarakat harus mendukung baik diuji dalam proses prototype hingga uji massal,” kata dia.

Sementara itu, Wamen BUMN, Budi Gunadi Sadikin, mengamini apa yang dikatakan oleh Emil. Menurutnya, COVID-19 membuat kebutuhan pembangunan infrastruktur kesehatan yang masif dan terencana untuk menghadapinya.

“Karena itu kamu sudah menyusun rencana jangka panjang 5 tahun dengan membangun industri kesehatan. Kita akan rich all ke seluruh Perguruan Tinggi utk riset dan inovasi baik vaksin, alkes dan layanan kesehatan,” katanya.

Kementerian BUMN akan menbuat RS sebagai research partnership utk membuat obat-obatan dan vaksin. Selain itu, pihaknya juga mencoba untuk menganalisa value chain, seperti obat-obatan yang 90 persen bahannya masih impor, asalnya bisa dari kimia, biotech atau herbal.

“Terkait COVID-19, obat anti viral dan beberapa obat antibiotik sudah bisa diproduksi walaupun bahannya dari luar, selain itu terkait alkes kami meminta indofarma untuk penanggungjawabnya,” katanya. (kj1)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.