UMKM Fair Pra Forum Kapasitas Nasional 2022: Peran si Kecil dalam Perekonomian Lokal

oleh -1154 Dilihat

KILASJATIM.COM, SURABAYA: Sejumlah pelaku usaha kecil dan menengah di beberapa daerah di Jawa, Madura, Bali, dan Nusa Tenggara merasakan manfaat besar dari pendampingan yang dilakukan oleh sejumlah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) industri hulu migas di daerahnya. Salah satu manfaat yang paling dirasakan adalah tetap bergeraknya usaha mereka dimasa pandemi Covid-19 yang pada akhirnya ikut menopang perekonomian dan daya beli warga.

“Sekarang, kelompok usaha Batik Tanjung Bumi bisa memperluas jaringan pemasaran. Dua tahun terakhir, Pertamina (PHE WMO) memberikan pendampingan terkait produksi dan pemasaran melalui media online,” kata Halimatus Sakdiyeh (Ime), salah satu pengelola UMKM Batik Tanjung Bumi.

UMKM Tanjung Bumi merupakan kelompok usaha skala kecil dan menengah di Desa Bandangdaja, Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan, Madura. Kelompok ini memproduksi dan memasarkan batik khas Madura.

Dulu, cerita Ime, batik Tanjung Bumi dipasarkan dengan cara getok tular serta door to door ke toko-toko di Madura dan Surabaya. “Pelanggan nyaris terbatas di Madura dan Surabaya. Tapi sejak dua tahun terakhir, kami bisa memperluas pasar. Melalui media sosial, kami memasarkan produk ke luar daerah. Batik kami lebih dikenal dan bisa bersaing dengan batik daerah lain yang sudah lebih dulu mapan,” ungkapnya.

Pengalaman serupa dirasakan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Makmur Rejo di Desa Bandongrejo, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur. Sejak tahun 2018, BUMDes Makmur Rejo menjalankan usaha penjualan telur ayam negeri.

Menurut salah satu pengelolanya, Murni Handayani, usaha ini bermula ketika Pertamina EP Cepu masuk ke Desa Ngasem membawa ide program peningkatan mata pencarian masyarakat setempat. Ide ini disambut baik oleh warga. “Kami bermusyawarah menentukan jenis usaha yang cocok. Semua potensi dikaji. Warga lalu sepakat menjalankan usaha ayam petelur,” papar Murni.

Pihak Pertamina EP Cepu memberikan dukungan modal serta mendatangkan tenaga ahli dengan menggandeng LSM lokal, IDFos Indonesia. Usaha telur ayam ini dimulai dengan kucuran dana sekitar Rp. 290 juta. Dana tersebut dipakai untuk membeli bibit ayam petelur serta pembuatan kandang. “Awalnya kami membuat 2 kandang besar yang diisi ratusan ayam. Setiap hari ayam-ayam itu menghasilkan telur 30 sampai 40 kilogram, dan langsung dipasarkan,” ujar Murni.

Berkat pendampingan tersebut, usaha rintisan ayam petelur BUMDes Makmur Rejo terus berkembang. Saat ini, kelompok usaha di Desa Ngasem ini mempunyai 5 unit kandang, dengan dengan rata-rata produksi sekitar 200 kilogram telur perhari. Telur ayam itu dijual seharga Rp. 25 ribu per kilogram. Omzetnya setiap hari rata-rata Rp 5 juta, yang kemudian dikurangi belanja pakan dan biaya operasional sebesar 60-70 persen dari omzet.

Baca Juga :  Gelar Lokakarya, Cara SKK Migas  dan KKKS Jabanusa  Pererat Sinergi dengan Media

“Lumayan, ada tambahan penghasilan buat pengurus dan anggotanya. Dengan adanya aktivitas BUMDes Makmur Rejo, pendapatan desa ikut meningkat dan bisa membantu membiayai kegiatan sosial kemasyarakatan,” kata Murni.

Di Pasuruan, tepatnya di Dusun Laut Pagaran, Desa Semare, Kecamatan Keraton, perusahaan migas HCML melakukan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat, dengan mengembangkan Café Laut Semare. Selain menyajikan beragam menu, dengan menu andalan makanan laut, Café ini menawarkan pemandangan laut yang memikat, karena lokasinya memang berada di tepi pantai.

HCML mulai mengembangkan program pemberdayaan masyarakat di Desa Semare pada tahun 2019. Melalui program ini, warga lokal diberikan pelatihan pengelolaan café secara profesional. Café Laut Samare sendiri sebenarnya sudah ada sejak tahun 2018. Didirikan dengan menggunakan dana desa. “Saat awal, café ini dijalankan dengan cara tradisional, seperti mengurus warung lah. Laporan keuangan tidak rapi. Hanya mengandalkan catatan belanja serta total pemasukan harian,” kata Abdul Rochman, salah satu pengelola Café Laut Semare.

Sebelum program pemberdayaan, lanjut Abdul, situasi di lokasi café juga tidak kondusif. Warga kerap terlibat tawuran antarkampung. Akibatnya, orang-orang dari luar enggan menghabiskan waktu di sekitar lokasi.

Namun pelan-pelan, kebiasaan buruk itu berubah. HCML mengajak warga yang tergabung dalam kelompok usaha BUMDes mengidentifikasi persoalan dan memecahkan jalan keluarnya. HCML juga memfasilitasi berbagai pelatihan teknis kewirausahaan. “Alhamdulillah, pengelolaan Café Laut Semare semakin baik dan tertib. Kami melakukan pembenahan dari sisi menu, layanan, dan fisik café itu sendiri,” tutur Abdul.

Wawasan dan cara berpikir warga kebanyakan perlahan berubah, dari yang tadinya hobi tawuran, kemudian muncul semangat bekerja sama memanfaatkan potensi yang ada di desa. Jadilah Café Laut Semare seperti yang ada sekarang ini, yang ramai didatangi pengunjung, terutama di akhir pekan.

Sementara itu, di Jawa Barat, tepatnya di Desa Campakamulya, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, program pemberdayaan yang dilakukan KKKS juga berhasil mendorong perubahan perilaku dan pola pikir warga ke arah yang lebih produktif. Tahun 2017 PT Pertamina EP Subang melaksanakan kegiatan konservasi di Gunung Puntang, bekerjasama dengan Yayasan Owa Jawa.

Baca Juga :  HCML Dukung SKK Migas Menuju Capaian Target Produksi Gas 12 BSCFD di Tahun 2030

Pertamina merangkul warga lokal yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Bukit Amanah dalam upaya konservasi ini. Programnya dinamakan Melintang (Masyarakat Peduli Alam Puntang).

Abah Onil, tokoh masyarakat setempat bercerita, sebelum adanya program Melintang, banyak warga berprofesi sebagai pemburu alam liar untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Kegiatan berburu secara liar ini tentu mengancam keberadaan satwa-satwa hutan, dan berpotensi merusak lingkungan.

“Padahal uang yang mereka dapat tidak seberapa besar. Lebih banyak kerugiannya, terutama bagi lingkungan,” kata Abah.

Kemudian PT Pertamina EP Subang masuk dengan program pemberdayaan masyarakat. Kegiatan difokuskan pada pengembangan budidaya tanaman kopi serta beberapa jenis tanaman dengan metode organik. Warga juga diberikan pelatihan cara untuk memperluas pemasarannya.

Dulu, pendapatan warga dari berburu mungkin di bawah Rp. 500 ribu per bulan. Setelah pembinaan, omzet penjualan kopi LMDH per tahun dengan panen kopi sebanyak 70 ton dan buah cherry bisa mencapai Rp. 700 juta. Dari pengolahan lebih lanjut pada kopi, rata-rata penghasilan anggota binaan per bulan bisa mencapai Rp. 600 tibu sampai Rp. 2 juta.

Cerita inspiratif dari aktivitas UMKM binaan KKKS mengemuka di acara Pra Forum Kapnas Jabanusa 2022 di Surabaya. Kebetulan, perwakilan sebagian UMKM binaan itu hadir mengisi gerai pameran UMKM Fair selama tiga hari, pada 17-19 Mei 2022.

“Kami senang mengikuti acara UMKM Fair di kegiatan Pra Forum Kapnas Jabanusa. Bisa berbagi cerita dan pengalaman. Kami juga mendapat akses informasi dan kesempatan baru untuk menjalin kerja sama yang lebih luas,” kata salah seorang pengurus Koperasi Mina Makmur.

Di sela-sela acara, Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas, Erwin Suryadi mengatakan, SKK Migas ingin menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa industri hulu migas berperan besar dalam menciptakan dampak ekonomi berganda bagi perekonomian nasional dan lokal. Atas dukungan KKKS, UMKM-UMKM binaan itu bisa berkembang dan memberikan manfaat ekonomis kepada warga di sekitarnya. kj3

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.