KILASJATIM.COM, Malang – Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) resmi mengubah nama sejumlah lokasi wisata yang berada di sekitar kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur. Kebijakan ini diterapkan berdasarkan kesepakatan antara Balai Besar TNBTS dengan romo dukun Tengger dan tokoh masyarakat Tengger.
“Kami telah bersepakat mengembalikan penamaan spot atau lokasi wisata di kawasan TNBTS yang sesuai dengan nama lokal sebagai wujud pelestarian adat dan budaya Tengger,” kata Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS, Septi Eka Wardhani, Minggu, 18 Agustus 2024.
Ada tiga lokasi wisata yang namanya dikembalikan ke nama lokal. Antara lain Bukit Teletubbies menjadi Lembah Watangan, Bukit Cinta menjadi Lemah Pasar dan Bukit Kingkong menjadi Bukit Kedaluh.
“Deklarasi pengembalian penamaan spot atau lokasi wisata di kawasan TNBTS dilaksanakan tepat setelah upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-79 tanggal 17 Agustus 2024 di Laut Pasir Bromo,” jelasnya.
Agenda deklarasi ditandai dengan pembacaan deklarasi oleh Kartono dan penandatanganan Deklarasi oleh Plt Kepala Balai Besar TNBTS, romo dukun Tengger, tokoh masyarakat Tengger, serta seluruh pejabat administrator dan pejabat pengawas lingkup Balai Besar TNBTS.
“Agenda selanjutnya dilanjutkan dengan peresmian signage yang telah diganti menggunakan nama lokal, yaitu pada lokasi Lembah Watangan,” ungkapnya.
Balai Besar TNBTS juga mengimbau kepada seluruh Instansi pemerintah, masyarakat Tengger, media, pelaku jasa wisata dan wisatawan untuk turut menggunakan dan mempublikasikan nama lokal tersebut.
Berikut penjelasan nama lokasi wisata di kawasan TNBTS yang baru:
1. Lembah Watangan
Berdasarkan sejarah merupakan dataran rendah yang pada seribu tahun yang lalu ditumbuhi pepohonan vegetasi asli Tengger, pohon-pohon tersebut sangat terjaga sampai akhirnya roboh dengan sendirinya, banyaknya pohon (watang) yang roboh dilokasi tersebut maka dinamakan Lembah Watangan.
2. Lemah Pasar
Lemah Pasar yang nama aslinya adalah Pasar Agung yang merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan upacara.
3. Bukit Kedaluh
Kedaluh berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Kada dan Luh. Kada artinya merindukan dan Luh artinya pemberi hujan/Dewa Indra. Oleh karena itu Kadaluh artinya merindukan pemberi hujan/Dewa Indra, berharap kesuburan untuk wilayah Tengger dan di Tengger kata Kadaluh dikenal dengan nama Kedaluh sampai saat ini. (bbs/fiq)