Tinjau Peternakan Sapi di Pujon, Pj. Gubernur Jatim Masifkan Vaksinasi PMK untuk Ternak Sehat

oleh -479 Dilihat

KILASJATIM.COM, Malang – Merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak terus menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, melakukan kunjungan ke kandang komunal UPT pakan ternak milik Koperasi SAE Pujon di Kabupaten Malang, Sabtu (11/1/2024). Kunjungan ini bertujuan memastikan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian PMK berjalan efektif.

“Kami mengantisipasi PMK dengan berbagai langkah, mulai dari memperketat kebijakan jalur lalu lintas perdagangan hewan ternak, membersihkan kandang dan lingkungan menggunakan cairan disinfektan, hingga melakukan vaksinasi pada ternak sehat sebagai upaya pencegahan,” jelas Adhy Karyono saat ditemui di lokasi.

Adhy juga mengapresiasi inisiatif Koperasi SAE Pujon yang telah melaksanakan vaksinasi mandiri pada hewan ternak mereka. Ia menyebut langkah ini sebagai salah satu contoh strategis dalam memerangi wabah PMK. “Ketika wabah PMK kembali melonjak, koperasi ini langsung bergerak memberikan vaksinasi dan vitamin kepada sapi-sapi ternak. Ini adalah langkah yang sangat responsif dan bisa menjadi model bagi koperasi lainnya di Jawa Timur,” tuturnya.

Adhy menambahkan, pihaknya memastikan vaksinasi pada ternak tetap menjadi tanggung jawab pemerintah, termasuk bagi sapi yang dimiliki secara pribadi oleh peternak. “Koperasi mengelola ternak yang telah divaksin, tetapi untuk ternak milik pribadi, pemerintah tetap bertanggung jawab dalam menyediakan vaksin,” tegasnya.

Saat ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mendistribusikan 25 ribu dosis vaksin, ditambah 325 ribu dosis yang dianggarkan melalui APBD, serta 1,4 juta dosis bantuan dari Kementerian Pertanian. Namun, angka tersebut masih jauh dari kebutuhan ideal sebanyak 6-7 juta dosis. “Kami akan terus memassifkan distribusi vaksin untuk memenuhi kebutuhan ini, terutama dengan adanya lonjakan kasus,” ujar Adhy.

Baca Juga :  Pemkot Surabaya Akan Integrasikan Kawasan Eks THR-TRS dengan Hi-Tech Mall

Berdasarkan data terbaru, sejak 1 Desember 2024 hingga 10 Januari 2025, terdapat 11.317 ekor sapi yang terdampak PMK. Dari jumlah tersebut, 70 persen masih dalam proses penyembuhan, 22 persen telah sembuh, dan sisanya mati atau dipotong paksa untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. “Angka ini masih relatif kecil, hanya sekitar 3 persen dari total populasi sapi di Jawa Timur,” ungkap Adhy.

Terkait kebijakan menutup pasar hewan selama 14 hari untuk mencegah penyebaran PMK, Adhy mengungkapkan bahwa tiga kabupaten—Tulungagung, Situbondo, dan Ponorogo—telah menerapkannya. Namun, Pemprov Jatim masih berhati-hati sebelum menerapkan kebijakan serupa secara lebih luas. “Kami mempertimbangkan dampaknya terhadap ekonomi masyarakat. Semua langkah harus berimbang—penyakit harus diatasi, tetapi ekonomi juga harus tetap bergerak,” pungkasnya.

Kunjungan ini diharapkan dapat memotivasi koperasi, peternak, dan masyarakat untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam menghadapi wabah PMK demi menjaga kesehatan ternak serta stabilitas ekonomi di Jawa Timur. (FRI)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News