Tahun ini Ditargetkan Tidak Ada Lagi Desa Tertinggal di Jatim

oleh -1456 Dilihat
Rapat Kerja Percepatan Penyaluran dan Pengelolaan Dana Desa di JX International Surabaya di hadapan kepala desa, Camat, Bupati se Jatim, Selasa (25/2).

KILASJATIM.COM, Surabaya – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menargetkan pada 2020 sudah tidak ada lagi desa-desa yang tertinggal. Dimana menurut data dari dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa bahwa terdapat 1.207 desa yang tertinggal di Jawa Timur saat ini.

“Jawa Timur sekarang ini masih ada 1.207 desa tertinggal. Kita berharap tahun 2020 ini (desa tertinggal) zero desa tertinggalnya, karena saat ini sudah ada dana desa dari pemerintah.” ujar Khofifah dalam Rapat Kerja Percepatan Penyaluran dan Pengelolaan Dana Desa di JX International Surabaya di hadapan kepala desa, Camat, Bupati se Jatim, Selasa (25/2).

Khofifah juga mengungkapkan bahwa ada dua desa di Jawa Timur yang sangat tertinggal saat ini yaitu, salah satu desa di Kabupaten Bondowoso dan salah satu desa di Kabupaten Sidoarjo. Kedua desa tersebut tertinggal karena adanya lumpur lapindo di Sidoarjo dan akses desa sulit dijangkau di Bondowoso.

“Ada dua desa sangat tertinggal. Satu karena dampak lumpur lapindo di Sidoarjo dan satu karena (akses desa) sulit dijangkau di Bondowoso,” tuturnya.

BACA JUGA: Gubernur Khofifah Sebut Jagung Komoditas Andalan Jatim

Oleh Karena itu Gubernur Khofifah, meminta desa-desa tertinggal tersebut bersinergi dengan desa-desa sekitarnya untuk mencapai target tidak ada desa tertinggal pada 2020 dan mengangkat kesejahteraannya. “(Desa-desa tertinggal) untuk bersinergi dengan desa-desa terdekatnya supaya tidak menjadi lagi desa yang sangat tertinggal,” imbuhnya.

Pihaknya, juga berharap dana desa tahap pertamanya cepat dicairkan untuk menunjang kesejahteraan masyarakat desa. “Ada 7.724 Desa, dana desanya Rp 7 triliun 654 miliar. Kita berharap bahwa Dana Desa ini, pertama bisa segera dicairkan tahap satunya,”ujarnya.

Baca Juga :  Luncurkan Program ASN DAHAR NGOPI, Gubernur Khofifah: Tiada Hari Tanpa Pengembangan Kompetensi bagi ASN Pemprov Jatim

Selain itu juga, Gubernur Khofifah juga menyoroti adanya perang dagang antara Amerika dan China yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Ia ingin hal ini tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi masyarakat di lingkup desa.

“Kita bisa melihat bagaimana sebetulnya efek trade war antara Amerika dan China. Itu sudah berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi, ditambah lagi efek Corona, prediksi terhadap pertumbuhan ekonomi dunia juga dikoreksi oleh bank dunia dan saran nasional juga terkoreksi,” imbuhnya.

BACA JUGA: Gubernur-Dubes Australia Bahas Kerjasama Ekonomi, Pendidikan, dan Pariwisata

Khofifah menyebut, salah satu cara agar daya tahan dan daya beli masyarakat terjaga, yakni dengan adanya percepatan pencairan dana desa tahap satu. “Kalau tahap satu itu berarti 40 persen dari Rp 7,654 triliun. Kita berharap dari kemarin kita koordinasi kepada bupati dan wali kota, hari ini bupati, wali kota, camat dan seluruh kepala desa kita hadirkan dengan narasumber dari Kemendagri, dari kejaksaan, dari BPKP dan seterusnya,” papar Khofifah.

Dari raker ini, Khofifah berharap seluruh kepala desa bisa memanfaatkan dana desa dengan baik. Hal ini untuk meningkatkan perekonomian dari desa. “Harapannya adalah ada pendampingan yang secara kontinyu bisa dijadikan referensi oleh para kepala desa dari pelaksanaan dana Desa ini,” terangnya.

“Kita berharap bahwa cash for work, itu akan menjadi bagian yang diprioritaskan oleh para kepala desa dalam menggunakan Dana Desa ini. Bagaimana sepenuhnya percepatan penyaluran untuk memberikan pekerjaan dengan tunai. Jadi mereka mendapatkan penghasilan tunai, itu yang kemarin disampaikan oleh Pak Menteri,” pungkasnya. (kominfo/kj7)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.