SVB Bangkrut, Investor AS Fokus ke Perusahaan Kas Kuat

oleh -399 Dilihat

KILASJATIM.COM, Surabaya – Investor harus lebih selektif ke depan, terutama setelah keruntuhan Silicon Valley Bank (SVB) Financial di Amerika Serikat (AS). Pelaku pasar perlu fokus pada perusahaan dengan neraca kuat dan arus kas bebas.

“Selain itu, tim manajemen yang memiliki kontrol risiko dan pengalaman hebat melalui masa-masa sulit,” kata Kepala Ekuitas di Allspring Global Investments, Miletti, Senin (13/3/2023).

Komentarnya muncul setelah regulator mengumumkan rencana mendukung deposan Silicon Valley Bank, setelah bank tersebut bangkrut minggu lalu.

“(Regulator) tidak akan tersedia untuk membantu semua perusahaan,” katanya.

“Kita memiliki banyak (dana talangan) bailout beberapa tahun terakhir, dan saya pikir investor sudah terbiasa dengan mereka. Yang harus kita sadari adalah kita berada dalam rezim baru,” ujar Miletti, dilansir dari CNBC.

“Ada suku bunga yang lebih tinggi, inflasi yang lebih tinggi, dan kita akan melihat kebangkrutan terjadi. Tidak akan ada bailout untuk semua orang,” tambahnya.

Pemicu SVB Bangkrut

Kebangkrutan Silicon Valley Bank pada Jumat (10/3/2023) dinilai investor Leon Cooperman sebagai produk sampingan dari suku bunga rendah dari Federal Reserve (the Fed).

“Ini adalah hasil dari kebijakan moneter bodoh dari tingkat nol ke negatif selama 1 dekade,” kata Kepala Omega Advisors, Cooperman.

Bank sentral AS tersebut memangkas suku bunga menjadi nol untuk menstabilkan ekonomi setelah krisis keuangan 2008. Suku bunga tetap rendah selama bertahun-tahun sampai Fed mulai menaikkan pada akhir 2010-an. Namun, pada 2020, bank sentral menurunkan suku bunga ke nol karena Covid-19 menyebar ke seluruh dunia.

Adapun selama setahun terakhir, bank sentral telah menaikkan suku bunga untuk membendung tekanan inflasi. (bbs/fiq)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Baca Juga :  JumpStart Raih Pendanaan Seri B dari Cool Japan Fund dan Living Lab Ventures

No More Posts Available.

No more pages to load.