Surabaya Jewellery Fair 2018 Sarana Pengusaha UKM Tingkatkan Pangsa Pasar dan Penjualan Produk Perhiasan Kreatif

oleh -566 Dilihat

SURABAYA, kilasjatim.com: –
Event tahunan Surabaya Jewellery Fair 2018 kembali digelar di Surabaya mulai 23 – 28 Oktober 2018 di Shangrila Hotel.

Pameran perhiasan berskala internasional, Surabaya International Jewellery Fair 2018 (SIJF 2018) ini merupakan satu-satunya pameran di kawasan Indonesia bagian timur yang diikuti oleh berbagai bidang usaha perhiasan dari dalam dan luar negeri, seperti: pabrikan perhiasan, distributor perhiasan, toko perhiasan, perusahaan permesinan & kemasan perhiasan serta desainer dan pengrajin.

Pameran terselenggara hasil kerja sama Asosiasi Perhiasan Emas dan Permata Indonesia (APEPI) bekerjasama dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Provinsi Jawa Timur

Ketua APEPI Jeffry Tumewa menyatakan, SIJF 2018 diikuti lebih dari 107 peserta yang diantaranya 29 peserta swasta, 15 peserta mesin & perangkat industri perhiasan dan 63 pengrajin IKM yang merupakan mitra-binaan Kementerian Perindustrian RI, Dinas Perindustrian & Perdagangan Propinsi Jawa Timur, Dinas Perindustrian & Perdagangan Kota Yogyakarta, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Surakarta, Dinas Koperasi & UMKM Kota Mataram, Dinas Perindustrian & Perdagangan Provinsi NTB (BP3ED), serta 15 peserta mesin & perangkat industri perhiasan.

“Pameran ini sekaligus sebagai sarana bagi pengusaha kecil dan menengah untuk meningkatkan pangsa pasar dan angka penjualan produk-produk perhiasan kreatif di tanah air,” ujarnya yang disampaikan dalam sambutannya pada pembukaan SIJF 2018 di Hotel Shangri-La Surabaya, Kamis (25/10/2018).

Dijelaskan Jeffry Tumewa, dengan adanya dukungan yang kuat dari semua pihak, pameran ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi perhiasaan dalam negeri. Juga meningkatkan kesejahteraan para pengrajin perhiasaan kreatif, membuka peluang usaha para pelaku bisnis UKM untuk memasarkan produk-produk kreatif mereka.

Baca Juga :  Bekraf Launching Platform FSI 2018 FSI 2018 kembali di gelar di 10 kota se-Indonesi

“Pameran ini juga bertujuan untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk-produk perhiasaan kreatif dengan ciri khas desain etnik budaya dengan menggunakan teknologi masa kini dalam industri perhiasaan dan industri pendukungnya,” kata Jeffry.

Peserta pemenang lomba desain perhiasan yang meramaikan Surabaya Jewellery Fair 2018 di Shangrila Hotel Kamis (25/10/2018)

Pada kesempatan tersebut Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengapresiasi adanya pameran perhiasan di Surabaya, mengingat lebih dari 50 persen industri perhiasan ada di Jawa Timur.

“Industri perhiasan merupakan salah satu sektor andalan bagi Jawa Timur. Hal ini terlihat dari kontribusi nilai ekspor produk perhiasan yang mencapai USD 2,1 miliar per September 2018. Ditargetkan sampai akhir tahun sekitar USD 3 miliar,” kata Pak De Karwo seraya menambahkan
Jawa Timur saat ini menjadi kawasan kumpulan emas terbesar di Asia Tenggara.

“Hasil dari pengamatan satelit internasional ada 26 ribu hektare (Ha) tambang emas antara Kabupaten Lumajang sampai Malang, 58 Ha antara Tulungagung sampai Trenggalek, dan 95 Ha di Pacitan,” jelasnya.

Saat ini ada 26 pengusaha besar menengah, dan 1854 pengusaha kecil sektor perhiasan di Jawa Timur yang pengembangannya sangat luar biasa.

Sementara itu, Direktur Jenderal IKM Kemeneprin Gati Wibawaningsih mengatakan, ini merupakan salah satu langkah tepat untuk menjadikan produk perhiasan Indonesia semakin dikenal oleh seluruh masyarakat dunia.

“Kami terus berpartisipasi mengikuti pameran ini sebagai ajang promosi IKM lokal dalam memperkenalkan produk perhiasan terbaiknya kepada masyarakat luas,” urai Gati seraya menegaskan pihaknya juga terus mengupayakan kerjasama dengan negara-negara tujuan ekspor perhiasan seperti Turki dan Dubai agar tarif terkait produk perhiasan di negara tersebut dapat diturunkan sehingga dapat meningkatkan daya saing industri perhiasan dalam negeri.

Baca Juga :  Peresmian ITTelkom di Surabaya

“Kami juga melakukan inisiasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait agar produk perhiasan dari Indonesia tidak terkena bea masuk (BM) di negara tujuan ekspor,” paparnya

Kemenperin mencatat, pada tahun 2017 ekspor perhiasan mencatatkan nilai sebesar USD 2,7 miliar, masih tetap positif dibandingkan nilai ekspor tahun 2016 yang sebesar USD 4,18 miliar. Dan pada tahun 2018 nilai ekspor perhiasan hingga bulan September telah mencapai USD 1,4 miliar.

Pameran SIJF 2018 merupakan ajang promosi produk perhiasan bagi Indonesia yang bertaraf internasional, dimana pengusaha perhiasan dari beberapa daerah di Indonesia antara lain DKI Jakarta, Bali, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Aceh, Kalimantan Selatan, Papua Barat,  Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Barat sebagai sentra-sentra utama perhiasan dan batu mulia akan memamerkan produk-produk terbarunya.(kj2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News