Suka Duka Seorang Humas: Wajib Kerja Ikhlas, Cerdas, Serta Berintegritas, Hadapi Masalah Tanpa Cemas

oleh -759 Dilihat

Oleh:  
Kanda Diendtara Karya  
Bankir salah satu BUMD Jawa Timur

Citra positif pada suatu lembaga maupun perusahaan sangatlah penting untuk membangun kepercayaan masyarakat dan konsumen. Citra positif menunjukkan bahwa lembaga atau perusahaan dianggap baik oleh banyak orang atau masyarakat. Suatu Lembaga maupun perusahaan yang memiliki citra positif akan menarik minat para konsumen ataupun masyarakat untuk menggunakan produk, jasa, maupun layanan yang dimiliki oleh suatu lembaga maupun perusahaan.

Humas atau Hubungan Masyarakat memiliki peran penting dalam membentuk citra positif ini. Humas berperan sebagai penghubung antara lembaga atau perusahaan dengan masyarakat atau konsumen. Lantas apa sih Humas itu?

Humas adalah singkatan dari Hubungan Masyarakat atau Public Relations (PR) dalam bahasa Inggris. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Secara harfiah, Humas berarti hubungan dengan publik atau masyarakat. Humas adalah bagian dari lembaga pemerintah atau swasta yang bertujuan mencari dukungan publik untuk mengoptimalkan usahanya.

Melalui opini ini, penulis berusaha untuk membagikan pengalaman selama 9 (sembilan) tahun bergelut di bidang kehumasan/ ke- PR an. Banyak sekali suka dan duka yang dialami penulis selama kurang lebih sembilan tahun berkiprah di dunia kehumasan. Selama Sembilan tahun menjadi seorang humas, bebragai tantangan, ujian, serta harapan bercampur aduk menjadi satu. Mulai dari Menyusun strategi branding atau beriklan, memaksimalkan media sosial perusahaan, hingga bagaimana menghadapi sebuah permasalah yang kompleks dan berpotensi menimbulkan risiko reputasi bagi perusahaan.

Sesuai judul diatas, yang paling pertama seorang humas wajib bekerja secara ikhlas, tidak ada kepentingan secara pribadi ataupun kelompok, dan wajib ikhlas mengedepankan kepentingan perusahaan dalam melakukan strategi kehumasan. Jika seorang humas ditunggangi suatu kepentingan ataupun intervensi baik dari internal dari eksternal, maka strategi kehumasan tidak akan berjalan secara optimal.

Baca Juga :  Waspada, Maling Pasar Tawangmangu Gentayangan

Seorang humas juga wajib bekerja secara cerdas. Cerdas dalam hal ini mampu berpikir dalam Menyusun strategi kehumasan secara jangka panjang, update terhadap perubahan atau issue terbaru yang terjadi di masyarakat, sehingga dapat Menyusun strategi kehumasan yang efektif dan efisien bagi suatu Lembaga atau perusahaan.

Dan yang tak kalah penting, seorang humas wajib berintegritas. Sebagian banyak seorang humas pasti mengerti apa arti integritas disini. Integritas yang dimaksud disini adalah menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan menghindari segala bentuk kecurangan yang menimbulkan potensi kerugian bagi perusahaan. Sebagai seorang muslim, ijinkan penulis sebagai seorang muslim untuk mengutip ayat yang menegaskan bahwa segala bentuk kecurangan dalam bentuk apapun dilarang oleh Allah SWT.

Allah SWT berfirman melalui surat al muthaffifin terkhusus di ayat 1-3 yang membahas khusus tentang celakanya orang-orang yang melakukan kecurangan dalam hal apapun termasuk dalam hal timbangan, takaran ketika melakukan aktifitas perdagangan atau semacamnya. Allah SWT mengancam pelaku kecurangan dengan siksaan yang pedih di akhirat.

Penulis menyimpulkan, Ketika seorang humas mampu mengkolaborasikan antara keikhlasan, kecerdasan, serta menjunjung tinggi nilai nilai kejujuran, maka seorang humas akan memiliki tingkat ketenangan yang luar biasa sehingga tak kan ada kecemasan dalam menghadapi permasalahan yang terjadi di suatu Lembaga maupun perusahaan. Seorang humas akan lebih tenang dalam memberikan solusi terbaik bagaimana untuk menghadapi permasalahan yang ada. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.