KILASJATIM.COM, Jakarta – Perum Bulog mencetak sejarah baru dengan mencatatkan stok beras mencapai 3,73 juta ton, sebuah angka tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Stok melimpah ini tak lepas dari peningkatan signifikan produksi beras nasional yang terus terjadi.
Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, dalam konferensi pers APBN Kita pada Jumat (23/5/2025), menjelaskan bahwa produksi beras sepanjang Januari hingga April 2025 diperkirakan meningkat sebesar 25,7 persen. “Karena itu pertumbuhan sektor pertanian sangat impresif di angka 10 persen,” ujar Suahasil.
Peningkatan produksi beras nasional, menurut Suahasil, memiliki kaitan erat dengan kebijakan reformasi tata kelola subsidi pupuk. Kebijakan ini diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Pupuk Bersubsidi, yang berhasil menyederhanakan 145 regulasi terkait pupuk.
Reformasi ini, lanjut Suahasil, bertujuan untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan harga pupuk bagi petani. “Selain itu penyalurannya juga lebih efisien, langsung ke para petani di daerah-daerah, sehingga produktivitas meningkat,” tambahnya.
Untuk menjaga ketahanan stok pangan nasional, Bulog juga mendapatkan dukungan dari Dana Operator Investasi Pemerintah. Dari total Rp16,58 triliun yang dialokasikan, sebanyak Rp15,15 triliun sudah terserap oleh Bulog. Dana ini digunakan untuk menyerap hasil panen petani di berbagai daerah.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, hingga 15 Mei 2025, Bulog telah membeli 1,46 juta ton gabah senilai Rp9,50 triliun. Selain itu, Bulog juga melakukan pembelian 470 ribu ton beras dengan nilai Rp5,65 triliun. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan dan kesejahteraan petani.(den)