Standard Chartered Alokasikan Rp 7 Milyar Bantuan Darurat COVID-19 Untuk Pendidikan dan Kesehatan 

oleh -827 Dilihat

 

 

KILASJATIM.COM, Jakarta– Standard Chartered (“Bank”) hari ini menyerahkan bantuan sebesar Rp 1,55
Milyar dalam bentuk Home Learning Kit yang terdiri dari laptop, wireless modem dan kuota internet bagi siswa-siswi sekolah untuk membantu mereka dapat tetap belajar walaupun terdampak penutupan sementara sekolah akibat pandemi COVID-19.

Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis di SMK Negeri 50 Jakarta dengan menggandeng Yayasan Mitra Mandiri Indonesia sebagai lembaga swadaya masyarakat yang akan membantu melakukan distribusi kepada 238 pelajar dari keluarga kurang mampu diwilayah tempat Bank beroperasi. Acara serah terima di SMK Negeri 50 juga dihadiri secara virtual oleh

Evy Mulyani, Ak., MBA, Ph.D, Kepala Biro Kerja Sama dan Humas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, serta dihadiri langsung oleh Dra. Nahdiana S.Pd. M.Pd. Kepala Dinas Pendidikan DKI
Jakarta, Trisnawati , Kepala Sekolah SMK Negeri 50 Jakarta, dan Gino Latief, selaku CEO Yayasan Mitra Mandiri Indonesia.

“Sebagai manifestasi jadi brand Here for good, untuk hadir membawa kebaikan terutama di masa sulit seperti sekarang ini, Standard Chartered telah mengalokasikan total dana sebesar 500 ribu Dolar AS (atau sekitar Rp 7 Milyar) untuk penanganan darurat di Indonesia dengan fokus di bidang kesehatan dan
pendidikan. Alokasi lain dari total dana Rp 7 Milyar untuk Indonesia akan diumumkan dalam waktu dekat,”
jelas Andrew Chia, Chief Executive Officer, Standard Chartered Bank Indonesia.

Pada kesempatan ini Kepala Biro Kerja Sama dan Humas Kemendikbud RI, Evy Mulyani, menyampaikan
apresiasi kepada Standard Chartered yang turut berperan membantu pemerintah dalam keberlangsungan
proses belajar mengajar dari rumah di tengah wabah Pandemi Covid-19, dengan memberikan fasilitas sarana dan prasarana pembelajaran jarak jauh, khususnya kepada peserta didik dari keluarga tidak mampu.

Baca Juga :  JEC Distribusikan 275.000 Masker Bedah ke 6 rumah sakit dan 55 puskesmas

“Pelibatan publik sangat dibutuhkan untuk bersama-sama membantu memberikan solusi atas
keberlangsungan proses pembelajaran jarak jauh. Semoga semangat ini dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi perusahaan lainnya dalam membantu para peserta didik memenuhi kebutuhan sarana belajar dari rumah, khususnya yang berasal dari keluarga tidak mampu,” tutur Evy Mulyani.

Standard Chartered sebelumnya telah mengumumkan komitmen global untuk menyalurkan 50 Juta Dolar
AS untuk upaya penanggulangan COVID-19 di 59 negara tempat Bank beroperasi, yang mana 25 Juta Dolar AS difokuskan untuk bantuan darurat dan 25 Juta Dolar AS sisanya untuk pemulihan dan
pembangunan pasca pandemi.
Dana bantuan darurat akan didistribusikan hingga Juli 2020. Untuk tahap pertama, 10 juta Dolar AS telah
didonasikan ke kantor pusat Unicef dan Palang Merah Internasional untuk disalurkan ke negara-negara
yang terdampak pandemi. Selanjutnya, 15 juta Dolar AS akan didistribusikan ke sejumlah negara tempat

Dana pemulihan pascapandemi sendiri akan mulai didistribusikan dari Agustus 2020 hingga akhir 2021 untuk sejumlah program seperti pelatihan kerja, pelatihan tenaga medis baru,
pembiayaan UMKM dan pelatihan kaum muda.Kontribusi Standard Chartered terhadap pendidikan kaum muda juga dilakukan dalam bentuk program￾program pelatihan. Hingga awal tahun ini, Bank telah menjangkau 1.109 remaja melalui program literasi
keuangan, Financial Education for Youth (FE4Y).

Selain itu, di awal tahun 2020, Standard Chartered meluncurkan Youth to Work, sebagai bagian dari inisiatif the Futuremakers, yang merupakan program pelatihan kaum muda dengan fokus pada pengembangan keterampilan Bahasa Inggris, ketrampilan

komputer serta pemahaman dan ketrampilan mengenai pemasaran digital, yang semuanya bertujuan untuk
membangun kemampuan kerja/meningkatkan peluang untuk mendapatkan pekerjaan khususnya bagi
pelajar sekolah kejuruan. Melalui program Youth to Work sebagai bagian dari the Futuremakers,
Standard Chartered menargetkan untuk dapat menjangkau 100.000 kaum muda usia 16-30 tahun secara global, antara 2019-2023. (kj8)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.