SKK Migas – Petronas Carigali Ketapang II Ltd Berharap Pemda Bantu Perlancar Kegiatan Ekplorasi Migas

oleh -956 Dilihat

 

Kepala SKK Migas Jabanusa, Ali Masyhar didampingi (kanan) Andiono Setiawan, Corporate Communication Petronas Carigali Ketapang II Ltd

 

SURABAYA, kilasjatim.com: –
Menyadari pentingnya sektor Minyak dan gas (migas) menjadi komoditas yang banyak digunakan untuk transportasi dan industri strategis di Indonesia, bahkan gas yang berlimpah di Jawa Timur kini telah membantu industri listrik dan pupuk. Keberadaan Migas menjadi ujung tombak industri di Jatim.Berdasar hal tersebut SKK Migas Jawa Bali Nusa Tenggara (Jabanusa) bersama Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) Petronas Carigali Ketapang II Ltd menggelar Silahturahmi dengan pemangku kepentingan Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Hotel Four Point Surabaya (28/11/2018).

Kepala SKK Migas Jabanusa, Ali Masyhar yang membuka kegiatan silahturahmi ini dalam sambutannya berharap melalui kegiatan ini akan mampu membuka mata masyarakat dan pemerintah betapa pentingnya sektor hulu migas bagi pendukung ekonomi negara.

“Dengan silahturahmi dan bantuan Pemda dan semua stakeholder yang hadir saat ini mampu memperlancar kegiatan Migas sebab semuanya sudah mengerti betapa pentingnya hulu migas bagi negara kita ini,” ungkap Ali dihadapan sejumlah undangan diantaranya Kepala Dinas ESDM Pemprov Jatim, Setiajit, perwakilan Bupati Sampang dan perwakilan Bupati Gresik, jajaran Polri Jatim dan TNI serta manajemen Petronas Carigali Ketapang II Ltd.

Acara ini juga menghadirkan Sulistya Hastuti Wahyu, Vice President Operasi SKK Migas dan  Bayu Wahyudiono, Kepala Subdirektorat Pengembangan Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi Non Konvensional Direktorat Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagai pembicara.

Ditambahkan Ali Masyhar, PC Ketapang II Ltd ini termasuk 3 besar penghasil minyak bumi di Jatim dengan produksi minyak mentah 14.000 Barrel of Day (BoD) dan gas sekitar 30 juta kaki kubik (MMCFD). Besarnya produksi Migas ini juga berbanding lurus dari dana untuk pembinaan Corporate Social Responsibility (CSR) yang hingga kini mencapai Rp 4,8 miliar yang dialirkan ke warga di Sampang dan Gresik.

Baca Juga :  Tekan Inflasi Akhir Tahun, Pemprov Jatim, Pemkab Banyuwangi dan Bulog Kolaborasi Gelar Pasar Murah

“Insya Allah 2019 di Petronas ini akan tambah sumur sehingga bisa tambah produksi. Kami berharap semua urusan perizinan maupun urusan yang lainnya juga bisa diselesaikan tepat waktu sehingga Migas Jawa Timur bisa bertambah lagi produksinya,” harap Ali Masyhar.

Kepala SKK Migas Jabanusa, Ali Masyhar sedang memberikan sambutan

Bayu Wahyudiono, Kepala Subdirektorat Pengembangan Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi Non Konvensional Direktorat Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi mengaku jika Jawa Timur di tahun 2018 ini menurut catatan Kementrian ESDM mengalami penurunan produksi tetapi di tahun 2019 Jatim akan surplus gas karena beberapa pengembangan sumur akan menghasilkan.

“Jatim juga menjadi satu-satunya daerah yang beruntung sebab selain kaya dengan potensi gas bumi. Sebab sudah memiliki jaringan pipa gas sehingga 100 persen hasil gas bumi yang diproduksi KKKS,  semuanya digunakan oleh industri pupuk, listrik serta industri komersial dan rumah tangga di Jatim. Berbeda dengan daerah lain yang gasnya dijual keluar karena belum ada infrastruktur jaringan gasnya,” jlasnya seraya memaparkan saat ini gas yabg terkandung di perut bumi Jatim ini sekitar 4,66 Trillions of Standard Cubic Feet of gas (TSCF) sedangkan gas yang sudah di ekploitasi sekitar  628,66 MMCFD.

“Jika dikalkulasi dari hitungan maka Jatim masih punya cadangan gas hingga 20 tahun lagi.Namun tentunya secara riil di lapangan  tak semua cadangan itu bisa dieksploitasi. Intinya Jatim masih kaya akan gas,” tegas Bayu.

Sementara itu, Sulistya Hastuti Wahyu, VP Operasi SKK Migas, lebih banyak mengupas tentang  cadangan minyak bumi yang ada di lapangan pengeboran saat ini hanya akan bertahan hingga 9 tahun saja. Namun temuan teknologi seismik yang lebih canggih menyebutkan saat ini di Indonesia ada 130 cekungan minyak. Dimana 74 cekungan atau lapangan masih belum tersentuh atau belum dieksplorasi.

Baca Juga :  Andi: Jangan Sampai KNPI Jatim Pecah

“Jika mengandalkan sumur yang lama memang sudah kita sudah berdarah-darah. Jika tahun 60 an saat dieksploitasi 90 persennya adalah minyak bumi. Tapi sekarang 90 persen disedot yang keluar malah air. Untuk itu perlu lapangan dan eksplorasi baru dan disini dibutuhkan perizinan yang cepat sehingga saat minyak yang ada mulai menunjukkan penurunan, Indonesia masih punya cekungan lain yang siap berproduksi,” tandasnya.(kj2)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News