Second International Symposium on Transformative Ideas in a Changing World, Bahas Demokrasi

oleh -228 Dilihat

KILASJATIM.COM, SURABAYA – Menyadari kompleksitas demokrasi, perkembangan teknologi informasi yang berdampak pada seluruh aspek kehidupan masyarakat,  Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) gelar Second International Symposium on Transformative Ideas in a Changing World.

Simposium berskala internasional tersebut digelar secara hybrid, secara luring di Ruang Widya Manggala, Widya Mandala Hall, UKWMS Kampus Pakuwon City. Dan dapat diikuti pula melalui zoom. Peserta simposium ini berasal dari berbagai negara, seperti Singapore, Australia, Filipina, Kamboja dan beberapa negara lainnya.

Simposium internasional ini merupakan kali kedua, Fakultas Filsafat UKWMS memilih topik The Internationalization of Democracy. “Demokrasi yang baik tidak dapat dicapai oleh perangkat masyarakat semata, tapi dibutuhkan perluasan cakupannya di tingkat regional dan global. Termasuk ide dan praktik demokrasi yang baik perlu di sebar luaskan, agar dapat menginspirasi gerakan yang sama di mana pun,” terang Dr. Aloysius Widyawan Louis, Dekan Fakultas Filsafat UKWMS.

Simposium ini, terdiri dari sesi pleno dan diskusi kelompok yang terdiri dari tiga bidang. Terdiri dari bidang Politik-ekonomi, sosio-budaya, dan Pendidikan-minoritas. Sesi pleno pertama disampaikan oleh Prof. Anita Lie, Guru Besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKWMS. Prof Anita menyampaikan topik Educating the Demos for a Just and Prosperous Society, yang  didampingi Dr. Ramon Nadres selaku moderator.

“Menciptakan demokrasi yang baik, tidak bisa kerja satu pihak semata. Namun, masyarakatnya juga harus cerdas, contohnya dalam pemilihan anggota legislatif. Penting bagi kita untuk bisa mempelajari, mencari tahu latar belakang mereka. Kalau kita salah pilih, ini akan menjadi satu lingkaran yang tidak kunjung usai,” papar Prof Anita.

Baca Juga :  Selamat! Siswi Banyuwangi Raih Dua Emas Kejuaraan Karate Dunia di Portugal

Pada sesi pleno kedua, hadir Yanuar Nugroho, Ph.D., Visiting Senior Fellow at ISEAS-Yusof Ishak Institute. Sekaligus, dosen senior di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. Serta, hadir melalui zoom yakni Max Lane, Ph.D., penulis dan akademik di University of Sydney, Victoria University.

Yanuar membawakan topiknya: Politics, Policy, and Governance in Indonesia: What has happened before, and what will happen after 2024? dan dimoderatori Herlina Yoka Roida, Ph.D. “Indonesia setelah pemilihan tahun ini, akan mengalami beberapa tantangan. Karena akan ada perubahan, termasuk dalam pengambilan keputusan oleh pimpinan, kepercayaan publik, dan munculnya konflik berkelanjutan,” terang  Yanuar.

Sehingga menurut Yanuar, Indonesia membutuhkan seseorang yang bisa menjadi sebuah “game changer”, berada di dalam kabinet yang nantinya dibentuk. Tentunya agar kebijakan yang dibuat pemerintah, dapat berjalan sesuai dengan permasalahan negara.(tok)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News