Rupiah Melemah, HIPMI Jatim Yakin Ekonomi RI Tetap Kokoh

oleh -546 Dilihat

Surabaya, kilasjatim.com: Kalangan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur menilai ekonomi Indonesia tetap kokoh dan tidak menjurus ke krisis kendati saat ini rupiah sedang terdepresiasi.

Ketua HIPMI Jatim, Mufti Anam, mengatakan, kondisi fundamental ekonomi nasional cukup baik. Pertumbuhan ekonomi 5,2 persen, inflasi tahunan terkelola di level 3,2 persen.

”Rating utang Indonesia masih investment grade, bahkan kemarin lembaga rating Fitch tetap pertahankan outlook stable untuk Indonesia. Semua lembaga rating bilang begitu lho. Artinya, semua risiko ekonomi terkelola dengan baik,” ujar Mufti di Surabaya, Rabu (5/9/2018).

Pelemahan rupiah, lanjut Mufti, lebih banyak disebabkan faktor eksternal, terutama gejolak Turki dan Argentina serta kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed). Faktor eksternal pula yang menyebabkan krisis 1998. Namun, yang membedakan dengan kondisi saat ini adalah posisi fundamental ekonomi yang jauh lebih baik dibanding 1998.

”Jadi memang beda kondisi saat ini dengan 1998. Fundamental ekonomi kita oke hari ini, bahkan kalau dibandingkan dengan negara lain, kita lebih baik. Cadangan devisa pun tinggi, sehingga BI punya cukup ruang untuk intervensi rupiah,” papar Mufti.

Saat ini, pengelolaan utang valas swasta juga sudah cenderung lebih berhati-hati karena banyak yang telah menggunakan fasilitas hedging (lindung nilai) agar terlindungi dari gejolak nilai tukar.

Di lingkungan HIPMI sendiri sudah disosialisasikan penggunaan fasilitas swap BI untuk pengusaha yang butuh dolar. ”Pengusaha-pengusaha muda juga sudah konversi dolar ke rupiah. Anak-anak muda Jatim ada valas hasil ekspor, semua dikonversi ke rupiah. Ini wujud gerak kita bersama menjaga ekonomi,” ujarnya.

Mufti mengatakan, pengusaha mengapresiasi respons cepat pemerintah dan BI dalam mengelola dinamika kurs. Misalnya, BI langsung menurunkan batas minimal transaksi swap lindung nilai yang mendorong pengusaha memakai fasilitas itu agar terlindungi dari gejolak kurs. Juga ada pembatasan impor barang-barang yang tak strategis, peningkatan bahan bakar nabati untuk menekan impor minyak, dan sebagainya.

Baca Juga :  Pengusaha Muda Jatim Sambut Antusias Agenda Ulang Tahun HIPMI ke-50

Semua respons cepat pemerintah dan BI tersebut mampu berdampak psikologis yang membuat dunia usaha yakin bahwa risiko nilai tukar saat ini bisa terkelola dengan baik.

”Faktor keyakinan ini penting. Janganlah ada analisis macam-macam bahwa Indonesia menuju jurang krisis. Antisipasi boleh, mengingatkan pemerintah silakan, tapi kami berharap dinamika kurs ini tidak menimbulkan aspek viral negatif ke pasar, yang bisa mengganggu fundamental ekonomi yang sebenarnya cukup kokoh. Be wise, ini Indonesia kita, harus dijaga bersama,” pungkas Mufti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.