Puasa Sudah Diumumkan, Ini Niat Shalat Tarawih dan Witir untuk Sendiri dan Jamaah

oleh -601 Dilihat

KILASJATIM.COM, Surabaya – Niat shalat Tarawih dan Witir dilafalkan sesuai dengan pelaksanaannya baik secara sendiri (munfarid) maupun berjamaah. Shalat Tarawih merupakan amalan sunnah yang dianjurkan Nabi SAW untuk dilaksanakan pada bulan Ramadan. Di Indonesia sendiri, pengerjaannya kerap dilanjutkan dengan shalat Witir.

Muhammad Bagir dalam buku Fiqih Praktis menyebut, istilah Tarawih baru diamalkan pada masa kekhalifahan Umar bin Khaththab. Sebelumnya pada zaman Nabi Muhammad SAW, shalat sunnah ini disebut dengan qiyam Ramadan, sesuai hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: “Barangsiapa mengadakan qiyam Ramadan karena keimanan dan pengharapan pahala maka akan ia diampuni dosa-dosanya yang telah lampau.” (HR Bukhari, Muslim & Tirmidzi)

Nasrul Umam Syafi’i & Lukman Hakim dalam buku Shalat Sunnah: Hikmah dan Tuntunan Praktis menerangkan, qiyam Ramadhan pada hadits tersebut merujuk shalat Tarawih dan Witir yang dilaksanakan khusus selama malam bulan Ramadan.

Untuk mencapai keutamaan di dalamnya, tentu pengerjaan shalat Tarawih dan Witir perlu dilakukan dengan bacaan yang tepat pula. Berikut bacaan niat shalat Tarawih dan Witir secara berjamaah dan sendiri yang dilengkapi dengan doanya.

Niat Shalat Tarawih dan Witir Sendiri Hingga Berjamaah

Berikut niat shalat Tarawih yang dilafalkan dalam hati yang untuk berjamaah dan sendiri.

1. Niat Shalat Tarawih Sendiri

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Latin: Ushalli sunnatat tarāwīhi rak’atayni mustaqbilal qiblati lillāhi ta’ālā

Artinya: “Aku niat shalat sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, saat ini, karena Allah Ta’ala.”

2. Niat Shalat Tarawih Berjamaah sebagai Makmum

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Latin: Ushalli sunnatat tarawihi rak’atayni mustaqbilal qiblati ada’an ma’muman lilahi ta’alaa

Artinya: “Aku niat shalat sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, saat ini sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”

3. Niat Shalat Tarawih Berjamaah sebagai Imam

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى

Latin: Ushalli sunnatat tarawihi rak’atayni mustaqbilal qiblati ada’an imaman lilahi ta’alaa

Baca Juga :  Demokrat Jatim Dukung Jokowi, PDIP: Kami Kaget dan Senang

Artinya: “Aku niat shalat sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, saat ini sebagai imam karena Allah Ta’ala.”

Bagir dalam bukunya turut menjelaskan mengenai bilangan rakaat shoaat Tarawih. Menurutnya ada dua pendapat yakni shoaat Tarawih dikerjakan 8 rakaat dan 20 rakaat.

Mereka yang delapan rakaat berpegang pada hadits Aisyah yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim bahwa Nabi SAW tak pernah shalat sunnah malam hari lebih dari 11 rakaat, baik di bulan Ramadan maupun bulan lainnya.

Kalangan yang berpendapat 20 rakaat bersandar pada hadits yang diriwayatkan Tirmidzi bahwa di zaman khalifah Umar, Utsman dan Ali, kaum muslim mendirikan sholat Tarawih dengan jumlah rakaat demikian. Juga bilangan rakaat inilah yang disetujui oleh mayoritas ulama fiqih dari madzhab Syafi’i, Hanafi, Hanbali, dan lainnya.

Meski demikian, pengerjaan shalat Tarawih dilaksanakan dengan satu kali salam di tiap dua rakaatnya.

Bagir juga menerangkan perihal pelaksanaan Tarawih, yang mana boleh dilakukan berjamaah maupun sendiri, bisa di masjid atau di rumah. Menurutnya, lebih afdhal shalat berjamaah di masjid karena khawatir timbulnya rasa malas dalam diri, maupun kondisi masjid yang kosong.

4. Niat Shalat Witir 1 Rakaat Sendiri

صَلِّى سُنَّةَ الوِتْرِ رَكْعَةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَ

Latin: Ushalli sunnatal witri rak’atan mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi ta’ālā.

Artinya: “Aku niat shalat sunnah Witir satu rakaat dengan menghadap kiblat, saat ini karena Allah Ta’ala.”

2. Niat Shalat Witir 3 Rakaat Sendiri

اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكْعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Latin: Ushalli sunnatal witri tsalâtsa raka’âtin mustaqbilal qiblati adâ’an lillâhi ta’âlâ

Artinya: “Aku menyengaja shalat sunnah Witir tiga rakaat dengan menghadap kiblat, saat ini karena Allah Ta’ala,”

3. Niat Shalat Witir 1 Rakaat Berjamaah sebagai Imam/Makmum

صَلِّى سُنَّةَ الوِتْرِ رَكْعَةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَ

Latin: Ushalli sunnatal witri rak’atan mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi ta’ālā.

Artinya: “Aku niat shalat sunnah Witir satu rakaat dengan menghadap kiblat, saat ini sebagai imam/makmum karena Allah Ta’ala.”

4. Niat Shalat Witir 3 Rakaat sebagai Imam/Makmum

اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكْعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Baca Juga :  Ini Lho Menu Buka Puasa yang Banyak Diminati Orang Indonesia

Latin: Ushalli sunnatal witri tsalâtsa raka’âtin mustaqbilal qiblati adâ’an lillâhi ta’âlâ

Artinya: “Aku menyengaja shalat sunnah Witir tiga rakaat dengan menghadap kiblat, saat ini sebagai imam/makmum karena Allah Ta’ala,”

Sebagaimana hadits Rasulullah SAW riwayat Abu Hurairah di atas, shalat Witir termasuk qiyam Ramadhan yang dimaksud. Di Indonesia sendiri pun, pelaksanaan Witir dilakukan setelah selesai mengerjakan shalat Tarawih.

Adapun Witir menukil Panduan Muslim Kaffah Sehari-Hari oleh Muh. Hambali, artinya adalah ganjil. Maka itu, jumlah rakaat shalat ini haruslah ganjil. Paling sedikit yakni satu rakaat, atau tiga rakaat.

Abu Ayyub Al-Anshari meriwayatkan, Nabi SAW bersabda, “Shalat Witir adalah haq bagi setiap muslim. Barang siapa yang senang mengerjakan shalat Witir sebanyak tiga rakaat, silakan ia kerjakan. Dan barang siapa yang senang mengerjakan shalat Witir sebanyak satu rakaat, silahkan ia kerjakan.” (HR Abu Dawud, Nasa’i, & Ibnu Majah)

Di sisi lain, Rasulullah SAW sendiri diketahui pernah mengerjakan shalat witir sebanyak tiga rakaat di bulan Ramadan sebagai kelanjutan dari shalat tarawih. Berikut penjelasannya dalam hadits yang diriwayatkan dari istri Rasulullah SAW, Aisyah RA,

مَا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلّ الله عليه و سلّم يَزِيْدُ فِي رَمَضَانَ وَ لاَ فِي غَيْرِهِ إِحْدَ عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّى أَرْبَعًا، فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَ طُوْلَـهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّى أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَ طُوْلَـهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّى ثَلاَثاً

Artinya: “Rasulullah SAW tidak pernah menambah bilangan pada bulan Ramadan dan tidak pula pada bulan selain Ramadan dari 11 rakaat. Beliau shalat 4 rakaat sekali salam maka jangan ditanya tentang kebagusan dan panjangnya, kemudian shalat 4 rakaat lagi sekali salam maka jangan ditanya tentang bagus dan panjangnya, kemudian shalat witir 3 rakaat.” (HR Muslim)

Pelaksanaan hingga bacaan niat shalat Tarawih dan Witir sudah dapat dimulai seiring dengan keputusan hasil sidang isbat awal Ramadan oleh Kemenag pada hari ini, Rabu (22/3/2023). Selamat mempersiapkan diri untuk menyambut Ramadan 2023 ya, lurrr! (bbs/fiq)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.