PTPN XI: Ekspor Daduk Perdana 17 Ton ke Jepang

oleh -859 Dilihat

PTPN XI saat proses ekspor perdana _Daduk_ Sugar Cane Top (SCT) ke Jepang , Jumat (13/02) pagi, pelepasan dilakukan di Pabrik Gula Djatiroto Lumajang Jawa Timur .

KILASJATIM.COM, Lumajang – PT Perkebunan Nusantara XI bekerjasama dengan mitra yang bergerak di bidang bisnis produksi dan perdagangan biomassa melakukan ekspor perdana _Daduk_ Sugar Cane Top (SCT) ke Jepang , Jumat (13/02) pagi, pelepasan dilakukan di Pabrik Gula Djatiroto Lumajang Jawa Timur .

” Kami memanfaatkan peluang yang selama ini dengan tidak sadar seolah disia-siakan bahkan berpotensi merusak lingkungan dengan membakar daun tebu kering atau daduk, dalam istilah lainnya _Sugar Cane Top_ (SCT). Sementara kita juga tahu tanaman tebu dari pucuk sampai akar ada manfaatnya,” terang Gede Meivera Utama Adnjana Putera Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara XI dalam pelepasan ekspor perdana _daduk_ di Pabrik Gula Djatiroto Lumajang Jumat (13/02).

Daun tebu kering (daduk) tersebut dipasok dari kebun tebu milik PTPN XI. Asumsi perolehan jumlah daun kering sebanyak 2% pada saat masa pemeliharaan (klentekan) dan 10% pada saat musim giling/panen dan protas sebesar 800 Ku/Ha, maka potensi pasokan daduk diperkirakan ± 16 Ku/Ha pada masa pemeliharaan dan ± 80 Ku/Ha pada masa panen.

” Kedepan akan kami kembangkan melalui inovasi-inovasi milineal PTPN XI terkait pengembangan pemanfaatan tanaman tebu selain _core business_ yang sudah berjalan yakni gula. Sementara ini kita coba eksport _daduk_, potensi bahan baku cukup besar yakni kisaran 16 kuintal per hektar pada masa pemeliharaan dan 80 kuintal per hektar pada masa panen, hasilnya menjanjikan pendapatan yang tinggi bahkan cukup untuk menutupi biaya kebun yang berpengaruh positif terhadap hpp kami,” jelasnya lebih lanjut.

Baca Juga :  HokBen Jemput Bola Dekati Pelanggan,  Buka Gerai di National Hospital 

Seperti diketahui dalam fase pertumbuhan tanaman tebu dilakukan klentek pengupasan daun kering sebanyak dua kali dengan tujuan : memperlancar sirkulasi udara dan proses fotosintesis, menaikkan rendemen, mencegah keluarnya akar pada ruas, mencegah kebakaran kebun tebu, mengurangi kelembaban hingga meringankan beban tanaman sehingga tidak mudah roboh.

Gede Meivera Utama Adnjana Putera Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara XI dalam pelepasan ekspor perdana _daduk_ di Pabrik Gula Djatiroto Lumajang Jumat (13/02)

_Daduk_ hasil kegiatan klentek atau sisa tebangan biasanya menjadi sampah dan kebanyakan dibakar langsung di lahan karena dianggap sebagai pilihan paling praktis untuk persiapan lahan penanaman tebu _plantance_ atau pekerjaan pemeliharaan tanaman keprasan _ratoon cane_ , hal ini berdampak pada pencemaran udara. Dengan tidak dilakukannya pembakaran daun tebu, juga bermanfaat mengurangi resiko ketidakseimbangan populasi fauna tanah dan mempertahankan kandungan bahan organik tanah.

Terpisah, Dedy Mawardi Komisaris Utama PT Perkebunan Nusantara XI memberikan apresiasi atas inisiatif manajemen.

“Komisaris mengapresiasi kinerja Direksi beserta jajaran yang memanfaatkan daduk, selama ini dianggap sebagai “sampah” tebu menjadi memiliki competitive advantages terlebih untuk kepentingan eksport ke Jepang, dalam artian juga mendukung program pemerintah dalam meningkatkan eksport secara luas, ” ujar Dedy di sela-sela kegiatan Kick Off Meeting Assesment GCG Holding Perkebunan Nusantara di Bandung sehari sebelumnya.

Direncanakan eksport akan dilakukan berkala tergantung kesediaan bahan baku, mengikuti pekerjaan kebun yakni masa klentek dan panen.

“Sebagai awalan ekspor daduk ini sejumlah 17 ton berasal dari lahan HGU PG Djatiroto, bila mitra petani berminat maka akan kami kembangkan di wilayah lainnya. Ekspor akan mengikuti ketersediaan bahan baku yaitu sesuai pekerjaan kebun diantaranya masa klentek dan panen,” jelas Gede.

Baca Juga : 

Terkait dengan kegunaan daduk tersebut bagi negara importir pihaknya memberikan keterangan bahwa akan digunakan sebagai _soil conditioner_ atau tambahan unsur hara untuk meningkatkan kualitas tanah dan mulsa yakni menutup permukaan tanah guna menjaga kelembapan dan menghindari penguapan yang lebih tinggi, menghambat tumbuhan gulma hingga bila daduk tersebut lapuk akan menjadi pupuk organik penyedia unsur hara bagi tanah. (kj2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.