Dari kiri – kanan : M. Irsyadul, Wakil Kepala Bagian Logistik Timika PT Honay Ajkwa Lorentz H.Hamdani, GM PT Honay Ajkwa Lorentz, Fenty Widiyawati, Dirut PT Honay Ajkwa Lorentz, Melfi Dwi Andayani, Branch Manager of Sidoarjo PT Honay Ajkwa Lorentz saat jumpa pers dengan sejumlah media di Surabaya . (Ist/kilasjatim.com)
KILASJATIM.COM, Surabaya – PT Honay Ajkwa Lorentz (AL) bersama PT Tambang Mineral Papua (TMP) membangun pabrik semen dan keramik berbahan baku utama tailing dari PT Freeport Indonesia, yang Grounbreaking akan dilaksanakan pada Selasa (14/01/2025) di Timika.
Pabrik keramik dan pabrik semen berlokasi di Jl. Nabire Mil 32, Samping Mayon 754 Timika, Papua Tengah ini , mengalokasikan investasi sekitar Rp 3,1 triliun yang merupakan kerja sama bagi hasil kedua belah pihak.
Direktur Utama PT. PT Honay Ajkwa Lorentz (HAL) Fenty Widiyawati, menyampaikan, “Ini merupakan salah satu cara kami mendukung peraturan pemerintah dalam pelestarian lingkungan, pengelolaan yang kami lakukan meliputi kegiatan menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan membuang,” kata Fenty Widiyawati, saat jumpa pers di Ruang Medang lantai 3 Movenpick Surabaya City, Jumat (10/01/2025) didampingi M. Irsyadul, Wakil Kepala Bagian Logistik Timika PT Honay Ajkwa Lorentz; H. Hamdani, GM PT Honay Ajkwa Lorentz’ dan Melfi Dwi Andayani, Branch Manager of Sidoarjo PT Honay Ajkwa Lorentz.
Sebelumnya pertemuan dengan insan media juga dilakukan di Jakarta. dipaparkan Fenty,
pembangunan ini dilatarbelakangi fakta bahwa Papua masih relatif belum banyak dilirik oleh para pelaku industri karena infrastruktur yang kurang memadai.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Papua mencatatkan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2024 sebesar 1,66 persen year on year (yoy) dan 0,85 persen secara quarter to quarter (qtq).
Dijelaskan Fenty, pembangunan tahap pertama, akan berdiri di atas lahan seluas 9 hektar. Sebelum pembangunan pabrik, investor telah mempersiapkan pembangunan infrastruktur yang dapat menunjung kebutuhan operasional pabrik. Tidak hanya itu, kedua perusahaan ini juga mengundang para investor lainnya untuk bergabung. Sejauh ini Hal masih mengajak TMP.
“Pendirian pabrik ini merupakan langkah strategis untuk mendukung program pembangunan berkelanjutan yang diusung pemerintah. Pengelolaan tailing kami lakukan secara serius, dan ini merupakan salah satu cara kami, dalam mendukung peraturan pemerintah Indonesia dalam pelestarian lingkungan, pengelolaan yang kami lakukan meliputi kegiatan menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan membuang,” jelasnya.
H. Hamdani, GM PT Honay Ajkwa Lorentz, dalam jumpa pers di Ruang Medang lantai 3 Movenpick Surabaya City, Jumat (10/01/2025) (ist/kilasjatim.com)
Dalam teleconference yang dilakukan bersamaan di Timika, Fenty menjelaskan bahwa HAL berdiri untuk memenuhi tingginya kebutuhan bahan konstruksi di Papua yang saat ini harganya cukup tinggi.
“Fokus HAL dalam lima tahun ke depan adalah pasar lokal, sesuai visi pemerintah untuk mendorong pengembangan infrastruktur di wilayah tersebut,” imbuhnya.
Papua memiliki kebutuhan semen hingga 31 juta ton per tahun, sedangkan Papua Nugini membutuhkan sekitar 20 juta ton per tahun.
Pabrik ini dirancang untuk memproduksi hingga 21,6 juta ton per tahun dengan target utama menyuplai kebutuhan lokal sebesar 84 persen dari total produksi yang akan mengolah tailing PT Freeport menjadi semen berkualitas tinggi dengan harga yang lebih kompetitif.
“Pemanfaatan tailing membuat biaya produksi kami lebih efisien. Kami yakin dengan adanya pabrik semen dan keramik di Papua dapat menekan harga semen di Papua. Target kami proses pembangunan ini bisa selesai pada 2026,” paparnya.
Target di awal produksi tahap pertama mulai beroperasi pada 2027 sebanyak 21 juta ton semen. Diyakini, dengan adanya pabrik semen dan keramik di Papua dapat menekan harga semen di Papua.
Saat ini pihaknya bersama pemangku adat Panius Kogoya akan melakukan grounbreaking dan upacara adat Bakar Batu di awal Februari 2025 nanti. Sebelum pelaksanaan groundbreaking, sudah digelar rangkaian agenda lainnya seperti rapat kerja investasi di Surabaya pada 6-8 Januari 2025.
“Saat ini kami fokus pada rekrutmen untuk transhipment bahan baku dan pembangunan infrastruktur. Sebagai awalan, proyek ini membuka 300 peluang kerja dari total kebutuhan tenaga kerja antara 600 hingga 900 orang. Selain itu juga memastikan mayoritas tenaga kerja berasal dari wilayah lokal. Proses rekrutmen tenaga kerja kami atur dengan komposisi 80 persen orang asli Papua (OAP) dan 20 persen lainnya diluar OAP,” pungkas H Hamdani selaku General Manager PT. HAL. (nov)