KILASJATIM.COM, Bali – Kumpul nggak kumpul, pokoknya ngopi! Ya, ngopi bagi sebagian orang Indonesia bukan hanya sebagai teman nongkrong, tapi juga sudah jadi bagian dari gaya hidup. Tak estetik bila tidak ngopi. Atau, pusing bila tak ada kopi setiap hari!
So, bila kamu sedang ngopi di Pulau Bali, yuk iseng-iseng amati, apa beda ngopi orang Indonesia dan orang luar. Secara di Pulau Dewata, banyak orang luar datang berlibur ke Bali.
Yande J Wirawan atau biasa disapa Bli Yande, Barista sekaligus Brand Ambassador Expat. Roasters memberi bocoran soal beda ngopi orang Indonesia dan luar. Yuk, simak!
Menurut Bli Yande, perbedaan budaya ngopi di Indonesia dan negara lain dapat dilihat dari beberapa hal, seperti:
Ukuran biji kopi
Biji kopi Indonesia umumnya berukuran lebih besar atau medium, sedangkan biji kopi luar negeri lebih kecil.
Cara minum
Orang Indonesia biasanya minum kopi hitam dengan gula, sedangkan di Malaysia, orang-orang lebih menyukai kopi yang lebih kuat dan tidak terlalu manis.
Penyajian
Di Indonesia, kopi sering disajikan dalam gelas dan tanpa batas.
Pengalaman ngopi
Di Indonesia, anak-anak milenial atau gen Z lebih mementingkan tempat yang indah dan unik untuk berfoto daripada rasa kopinya.
Tradisi ngopi
Di negara lain, ada tradisi ngopi yang berbeda, seperti:
Buna tetu: Tradisi ngopi dari Etiopia yang dilakukan dengan menyeduh kopi dan memberikannya kepada yang lebih tua.
Fika: Tradisi ngopi dari Swedia yang dilakukan sambil mengobrol dan mengudap sepotong kue.
Merienda: Tradisi ngopi dari beberapa negara Amerika Latin yang dilakukan di antara makan siang dan malam.
Smoko: Tradisi ngopi dari Selandia Baru yang dilakukan saat istirahat sore atau pagi dan ditemani dengan rokok.
“Yang saya amati, orang luar selama ini suka kopi dengan cita rasa yang kuat. Tapi kalau orang Indonesia, rasa tetap nomor satu, tapi tempat yang paling mereka perhatikan untuk bisa mengambil foto estetik,” urai Bli Yande ditemui di Bandara Ngurah Rai Bali belum lama ini. (rie)