Proyek Baru Iwan Sunito Disorot ASIC dan OJK, Investor Diminta Hati-hati

oleh -305 Dilihat

KILASJATIM.COM, Surabaya – Nama Iwan Sunito selama ini lekat dengan kesuksesan di dunia properti internasional, khususnya lewat kiprahnya bersama Crown Group di Australia. Namun, di balik gemerlap pencapaian itu, tersimpan dinamika bisnis yang penting dicermati, terutama bagi investor yang tergiur narasi “investasi miliarder”.

Melalui roadshow “Invest Like a Billionaire” yang digelar di berbagai kota besar Indonesia, Iwan kembali hadir membawakan peluang investasi properti di Sydney, kali ini lewat perusahaan barunya, One Global Capital. Ia menawarkan proyek One Global Gallery di Eastlakes yang diklaim memiliki tingkat hunian 90% dan kenaikan nilai hingga 40%.

Namun, publik mungkin belum banyak tahu bahwa sebelumnya, tepatnya pada 26 Maret 2025, Mahkamah Agung New South Wales memerintahkan likuidasi terhadap CII Group Pty Ltd, perusahaan yang terafiliasi dengan Iwan. Akibatnya, ia kehilangan kendali atas Crown Group Holdings, perusahaan yang selama ini menjadi simbol suksesnya.

Laporan firma hukum Johnson Winter Slattery mengungkapkan, likuidasi itu terjadi karena utang bernilai jutaan dolar yang tak terbayar, serta dokumen aset yang diajukan dinilai tidak layak—hanya berupa spreadsheet tanpa bukti sahih.

Sejumlah kreditur besar seperti Dunmore Lang College dan PAG (Perusahaan Investasi asal Hong Kong) turut terdampak. Proses ini memicu likuidasi sementara terhadap Crown Group dan menimbulkan kerugian signifikan.

Meski menghadapi masalah hukum di Australia, Iwan bergerak cepat membentuk One Global Capital dan memasarkan proyek barunya kepada publik Indonesia. Strategi pemasarannya menargetkan investor muda dan pemula dengan narasi kesuksesan pribadi, gaya hidup mewah, dan janji keuntungan tinggi.

Namun, sejumlah pihak mengingatkan agar investor bersikap hati-hati. ASIC (Australian Securities and Investments Commission) dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Indonesia menekankan bahwa investasi lintas negara memerlukan kehati-hatian ekstra, apalagi jika disertai iming-iming keuntungan cepat tanpa transparansi yang memadai.

Baca Juga :  BTN Sidoarjo Gelar Coffee Morning Bersama Pengembang Jatim

Pengamat investasi Rista Zwestika menyebutkan, banyak skema investasi luar negeri dimulai dengan promosi agresif yang menggandeng tokoh publik demi membangun kepercayaan.

“Sering kali, janji untung besar justru menjadi jebakan bagi investor yang tidak memahami risikonya,” ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (21/5/2025).

Rista menegaskan pentingnya due diligence sebelum berinvestasi, termasuk memahami skema hukum likuidasi.

“Jika perusahaan dilikuidasi, kreditur lama akan diprioritaskan. Investor baru berisiko tidak mendapatkan apa pun,” tegasnya.

Ia juga menyoroti bahwa investasi properti luar negeri tunduk pada hukum dan yurisdiksi negara tersebut, yang kompleks dan tak selalu menguntungkan investor asing.

Kisah jatuh-bangun Iwan Sunito menjadi pelajaran penting: reputasi masa lalu bukan jaminan keberhasilan masa depan. Dunia investasi, terutama di sektor properti internasional, penuh risiko yang menuntut ketelitian dan ketegasan dalam pengambilan keputusan. (cit)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.