Promosi Film Budaya Lokal Lewat Sapa Sinema di Gresik

oleh -451 Dilihat

KILASJATIM.COM, GRESIK: Komunitas Gresik Movie melakukan kampanye kebudayaan melalui media audio visual film. Komunitas yang berdiri sejak tahun 2011 melakukan upaya promosi film budaya muatan lokal lewat program Sapa Sinema.

Ketua pelaksana Sapa Sinema, Bambang Setiawan mengatakan program gagasan Gresik Movie yang telah lolos menjadi peserta program Dana Abadi Kebudayaan tahun 2022, atau disebut Dana Indonesiana, yang dikelola oleh Kemendikburistek dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), dalam kategori Sinema Mikro.

“Sinema Mikro sendiri bentuk dukungan kepada komunitas atau Lembaga/organisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang kebudayaan dalam rangka meningkatkan jumlah ruang-ruang pertemuan kebudayaan berbasis audio-visual,” ujarnya, Senin (28/11/2022).

Ia menjelaskan, Gresik Movie menginisiasi sapa sinema sebagai program menonton, dan mendiskusikan film tentang muatan lokal suatu daerah. Termasuk budaya Gresik. Mulai dari budaya literatur bahasa, sosial masyarakat, hingga pelestatian kebudayaan dalam tantangan modernisasi.

“Untuk itu, kami berharap, selama program ini dilaksanakan, bisa menyentuh sekaligus melibatkan banyak pihak. Baik Filmmaker di Indonesia, penonton di Gresik maupun mitra pemutaran yang berada di ujung-ujung Gresik,” jelasnya.

Bambang menyampaikan nantinya Sapa Sinema akan membawa 8 judul film pilihan.

Diantaranya, Diponegoro sutradara Gata Mahardhika, The secret club of sinners sutradara Haris Yuliyanto, Terciduk sutradara Alan D.W, Di sela garis yang tak tertulis sutradara Alam Alghifari, May be someday another day but today sutradara Bihar, Kiamat sampah sutradara Enggar Asfinsani, Ruwina sutradara Ayuning Tyas Muji Rahayu, dan Gemintang sutradara Irfan Akbar Prawiro.

“Film-film itu akan diputar di Kecamatan Tambak, Sangkapura, Wringinanom, dan Panceng. Mulai dari tanggal 14 Desember sampai tanggal 28 Januari 2023,” ucapnya.

Baca Juga :  Segera Vakum dari RIIZE, Seunghan Minta Maaf

Ia mengungkapkan, film-film ini tidak semuanya diputar. Namun film disesuaikan dengan karakteristik, kebudayaan, dan sosial masyarakat di setiap wilayah.

“Jadi film diputar sesuai dengan mitra film di daerah tersebut. Seperti di Pulau Bawean, tentu film yang diputar menceritakan tentang kesamaan budaya di Bawean atau sebaliknya. Melalui sapa sinema pula, kami berharap nantinya turut mendorong untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan. Melalui bazar atau UKM ketika kegiatan layar tancap bernama Sapa Sinema ini dilaksanakan,” pungkasnya. kj6

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News