Program Katalisator Kemitraan Berdikari Konsorsium PTPPV Jatim Berlanjut, Kuatkan Ekosistem Kemitraan

oleh -183 Dilihat

KILASJATIM.COM, SURABAYA – Konsorsium Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV) Jawa Timur dukung positif kemandirian ekonomi daerah melalui program lanjutan, Katalisator Kemitraan Berdikari. Diluncurkan Oktober tahun lalu oleh Kemendikbudristek dan LPDP, ini menjadi salah satu bentuk kolaborasi nyata antara berbagai pemangku kepentingan, di antaranya, Pemerintah Daerah, Mitra Dunia Usaha dan Dunia Industri, Komunitas, Perguruan Tinggi serta Sekolah Menengah Kejuruan.

Program ini dirancang untuk mendorong terciptanya inovasi yang berdampak pada peningkatan nilai tambah ekonomi, baik di komunitas masyarakat maupun di sektor industri. Terdapat dua skema program yang diluncurkan yaitu, Skema Emas (Ekonomi Mandiri dan Sejahtera) yang berfokus pada pengembangan produk tepat guna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menyelesaikan masalah lokal, dan meningkatkan nilai jual komoditas unggulan daerah. Batas maksimum pendanaan yang bisa diajukan adalah sebesar Rp500 juta per usulan. Skema kedua bernama Skema Berlian (Berdaya saing, Efektif dan Berkelanjutan) yang ditujukan untuk menciptakan produk berstandar industri yang dapat memenuhi rantai pasok industri, mendorong transfer pengetahuan dan teknologi, serta meningkatkan daya saing industri dalam negeri.

Prof. Ir. Amang Sudarsono, ST, Ph.D. Ketua Konsorsium PTPPV Jawa Timur, sekaligus Wakil Direktur Bidang Kerja sama dan Teknologi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) menyampaikan jika program ini menjadi salah satu program kerja sama unggulan di PENS. “Program Berdikari, merupakan bentuk implementasi kerja sama berbagai pemangku kepentingan dalam bentuk riset terintegrasi. Dan PENS sebagai salah satu anggota konsorsium ikut berpartisipasi, melalui lima judul riset yang memfokuskan pada meningkatkan produktivitas peternakan sapi di Kecamatan Pudak, Ponorogo, Jawa Timur,” terang Amang.

Menurut Amang, Pudak memiliki potensi yang dapat mendukung kemandirian perekonomian di daerah Jawa Timur, khususnya di wilayah Ponorogo dan sekitarnya. Pudak dikenal sebagai sentra peternakan sapi perah dan sayur mayur. “Dan, setelah kami (Konsorsium, red.) mengadakan pertemuan sekaligus berdiskusi panjang dengan Bappeda Provinsi Jawa Timur, akhirnya memutuskan untuk memilih Pudak, Ponorogo sebagai lokasi implementasi riset kami,” lanjutnya.

Baca Juga :  Ratusan Pelajar dari Berbagai Negara Akan Hadir di Banyuwangi Ikuti Olimpiade Sains dan Matematika Tingkat Asia

Riset yang diimplementasikan PENS di Pudak meliputi berbagai area, mulai optimalisasi peternakan hingga pengolahan limbah. Berikut lima riset yang dikembangkan oleh tim PENS, yaitu: D-COWs-Reog: Otomatisasi kandang dengan sistem informasi terpadu untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas peternakan sapi perah; SMART-UHT: Pemanfaatan IoT untuk otomatisasi produksi susu UHT guna meningkatkan efisiensi, kualitas, dan daya saing ekonomi lokal; POROS-PJU: Smart Penerangan Jalan Berbasis IoT untuk Efisiensi Energi; CREATE e-ATV: Solusi Ekosistem Elektrifikasi Transportasi pada Mobilisasi Hasil Susu dan Limbah Peternak Sapi Perah; WAROK-GREEN: Optimasi Produksi Biogas dari Limbah Kotoran Sapi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat.

Masih menurut Amang, kelima riset di atas melibatkan Dosen, Pranata Laboran Pendidikan, Mahasiswa dan Alumni PENS. Tak hanya itu, SMK N 1 Jenangan Ponorogo dan SMK 1 Pemda Ponorogo juga turut terlibat dalam implementasinya.(tok)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News