Potensi Besar di Sektor Pertanian, Indonesia Bisa Jadi Pemain Agro Global di 2045

oleh -487 Dilihat

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsyad Rasyid

KILASJATIM.COM, Surabaya – Sebagai negara Agraris yang memiliki potensi besar dalam sektor pertanian, Indonesia layak memiliki visi menjadi lumbung pangan dunia dan pemain agro global di tahun 2045, seperti yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. Namun untuk mencapainya, ada banyak hal yang harus dilakukan untuk menghadapi tantangan yang cukup beragam.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsyad Rasyid dalam acara Inagrotalk Sesi 1  yang digelar di Graha Kadin Jatim, Kamis (19/5/2022) mengungkapkan, saat ini Indonesia tengah dihadapkan oleh dua peperangan, yaitu perang melawan pandemi dan perang ekonomi.

“Kedua peperangan ini harus kita menangkan bersama-sama dengan bergotong royong. Alhamdulillah melalui gotong royong, kita dapat melihat hasilnya. Program vaksinasi sedang berlangsung signifikan dan berkembang dengan baik, perekonomian juga menunjukkan tanda-tanda pemulihan, dimana pertumbuhan kuartal I/2022 mencapai 4,5 persen hingga 5,2 persen. Dan salah satu yang menjadi penopang saat pandemic adalah sektor pertanian,” ungkap Arsyad Rasyid.

Sektor pertanian berhasil menjadi penyumbang terbesar ekonomi kedua yaitu sebesar 13,2 persen terhadap PDB nasional. Sektor pertanian, kehutanan ektor perikanan juga dapat menyerap 30 persen angkatan kerja di Indonesia. Capaian tersebut tidak terlepas dari karakteristik Indonesia yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Hal ini juga menyebabkan Indonesia menjadi negara agraris dengan sektor ekonomi yang memiliki peranan penting dari keseluruhan ekonomi nasional.

“Namun masih banyak tantangan yang harus dihadapi  untuk mencapai visi Indonesia sebagai lumbung pangan dunia dan menajdi pemain agro global. Pertama, pertanian Indonesia masih didominasi sistem konfensional,” ujarnya.

Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, pada tahun 2018, penggunaan  teknologi disektor pertanian masih sangat rendah, bahkan 90 persen petani belum menggunakan teknologi dan masih konvensional. Hanya 7 persen yang sudah menggunakan mekanisasi dan 3 pesen saja yang menggunakan teknologi selaij mekanisasi.

Baca Juga :  Gubernur Khofifah: Raka-Raki Diharapkan Jadi Lini Terdepan Promosikan Wisata dan Potensi Ekonomi Jatim

“Angka ini menunjukkan rendahnya produktifitas pertanian di Indonesia. Selain itu situasi harga komoditas pertanian dan rendahnya nilai tukar hasil pertanian dan rendahnya akses pendanaan pertanian, juga besarnya  suku bunga KUR senilai 6 persen dinilai terlalu tinggi bagi petani menjadi faktor yang harus dihadapi dan menjadi tantangan lain bagi pelaku pertanian,” jelas Arsyad.

Arsyaad mensinyalir karena rendahnya sinergitas lintas sektor dalam pengembangan sektor pertanian. Oleh karena itu dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan menghasilkan produk agro yang berdaya saing diperkukan solusi inovatif untuk menghadapi tantangan yang ada.

Pertama peningkatan produktivitas pertanian melalui penggunaan teknologi serta digitalisasi pertanian. Hal ini termasuk mekanisasi pertanian, integrasi pertanian ke e-commerce, membangun suplai change yang lebih baik serta peningkatan produksi agro modern dan inovasi produk agro yang didukung oleh insentiv super tex deductition untuk resert and development.

Kedua penerapan model “close loop” dalam membangun ekosistem pertanian Indonesia. Yaitu membangun kemitraan antar petani, UMKM agro industri dengan sektor swasta, pemerintah, keuangan, BUMN  dan juga pemangku kepentingan lainnya untuk menjalin sinergitas kolaborasi yang inklusif lintas sektor. Melalui ekosistem “close loop” ini diharapkan indusri besar dapat menfasilitasi pelaku pertanian dalam pembiayaan, infrastrultur, akses pasar, teknologi dan juga distribusi hasil pertanian melalui pengembangan sistem logistic terpadu.

“Kadin percaya melalui upaya tersebut serta diterapkannya UU Ciptaker melalui penyederhanaan percepatan kepastian perijinan hingga persetujuan terkait ekspor dan impor, akan meningkatkan industri pertanian dan menghasilkan produk agro yang berdaya saing. Dan Inagrotalk Sesi 1 ini bisa dimanfaatkan untuk menghadapi tantangan yang ada,” tegasnya.

Inagrotalk Sesi 1 adalah rangkaian kegiatan pameran InaAgro yang akan digelar oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Jawa Timur pada tanggal 4-7 Agustus 2022 di Grand City Surabaya. Kegiatan Inagro adalah hasil kolaborasi inklusif antara Kadin Jatim dan Kadin Indonesia bidang pertanian dalam upaya mendukung sektor pertanian untuk tumbuh dan berkembang sehingga mencapai kedaulatan pangan dan menghasilkan produk agro berdaya saing demi pemulihan ekonomi.

Baca Juga :  Kepala BI Jatim : Tanaman Hias Gresik Berpotensi Menembus Ekspor

Wakil Ketua Bidang Pertanian Kadin Jatim, Edi Purwanto mengungkapkan bahwa kegiatan Inagro Expo 2022 akan menjadi expo yang terbesar di Indonesia khusus bidang pertanian dan pangan.

“Kali ini kami berharap peran serta dan partisipasi seluruh pihak. Rangkaian kegiatan Inagro kami harapkan bisa mendorong terbangunnya ekosistem pertanian yang tangguh sehingga menjadi leading sektor dalam pemulihan ekonomi nasional, khususnya Jawa Timur. Karena Jatim adalah kontributor terbesar kedua untuk ekonomi Indonesia,” paparnya.

Sejauh ini, provinsi Jatim juga teah berupaya dengan maksimal untuk menggerakkan ekonomi, termasuk dengan membawa pelaku usaha untuk melakukan misi dagang antar provinsi, termasuk provinsi di Indonesia timur. Dan bidang pertanian adalah leading sektor karena selama pandemi, sektor yang selalu tumbuh positif adalah pertanian.

“Kami ingin kegiatan ini akan menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi, khususnya bidang pertanian yang seharusnya linier dengan peningkatan kesejahteraan. Kami juga berharap kita semua bersama-sama memiliki keinginan untuk terlibat terhadap kesejahteraan petani karena ujung tombak sektor pertanian adalah petani,” pungkasnya.(kj2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.