KILASJATIM.COM, Jakarta – Dalam Rilis Akhir Tahun 2024 yang disampaikan di Rupatama Mabes Polri pada Selasa (31/12), Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyoroti berbagai langkah Polri dalam menangani ancaman terorisme dan radikalisme di Indonesia. Berdasarkan laporan Global Terrorism Index 2024, Indonesia berada pada kategori dampak terorisme tingkat menengah (medium impact), menempati peringkat ke-31 dari 163 negara.
“Ancaman terorisme adalah permasalahan global yang terus kami hadapi. Oleh karena itu, Polri mengedepankan pendekatan soft approach dan hard approach untuk menjaga keamanan dan kedamaian masyarakat,” ujar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Salah satu pencapaian penting tahun ini adalah pelaksanaan deklarasi eks-anggota Jamaah Islamiyah (JI) pada 21 Desember 2024 di Surakarta. Acara tersebut dihadiri oleh 1.394 eks-anggota JI secara langsung, termasuk 186 narapidana yang mengikuti kegiatan dari dalam rutan dan lapas. Selain itu, deklarasi ini juga disaksikan secara daring oleh 7.000 eks-anggota JI lainnya.
“Deklarasi ini menunjukkan bahwa nilai-nilai Pancasila mampu menjadi pijakan untuk mempersatukan kembali elemen-elemen masyarakat yang sempat berseberangan. Kami berharap ini menjadi langkah awal untuk membangun Indonesia yang lebih damai,” jelas Kapolri.
Selain itu, sepanjang periode 2023-2024, Polri berhasil mengamankan 202 tersangka terorisme sebelum mereka melancarkan aksinya. Langkah preventif ini dilakukan untuk memastikan kelancaran berbagai agenda nasional dan internasional, sekaligus meningkatkan kepercayaan dunia terhadap Indonesia.
“Keberhasilan ini berdampak signifikan terhadap peningkatan international trust kepada Indonesia. Kami berkomitmen untuk menjaga stabilitas keamanan demi teguhnya Pancasila di bumi Nusantara,” tutup Kapolri.
Artikel ini mencerminkan upaya Polri dalam menjaga stabilitas keamanan nasional, menunjukkan langkah tegas dan humanis yang diambil untuk menanggulangi ancaman terorisme di Indonesia. (den)