KILASJATIM.COM, Surabaya – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono atau launching program penguatan modal bagi UMKM Baznas se-Jatim di Grand Swiss-belhotel Darmo Surabaya, Kamis (19/09).
Launching ditandai dengan penyerahan simbolis program Baznas Jatim oleh Pj. Gubernur Adhy didampingi Ketua Baznas Jatim KH. Ali Maschan Moesa kepada lima perwakilan penerima program yang dilanjutkan dengan pemukulan gong.
Dalam sambutannya, Adhy menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Baznas Jatim yang selama ini telah membantu pemerintah dalam penanganan kemiskinan di Jawa Timur. Dimana, Baznas merupakan salah satu mitra strategis Pemprov Jatim utamanya dalam upaya pemberdayaan masyarakat terutama UMKM.
“Salah satu strategi atau kebijakan dalam upaya pengurangan kemiskinan adalah bagaimana kita mendorong peningkatan penghasilan atau pendapatan bagi masyarakat miskin. Namun, selain itu juga dengan pemberian bantuan yang sifatnya ekonomis produktif baik berupa akses permodalan maupun bantuan alat produksi,” kata Adhy.
“Untuk itu, program penguatan modal bagi UMKM yang dilakukan Baznas Jatim ini, sejalan dengan upaya Pemprov Jatim dalam peningkatan pendapatan masyarakat serta memperkuat akses permodalan terutama bagi UMKM. Yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kemiskinan,” imbuhnya.
Terkait peningkatan pendapatan bagi warga miskin, Adhy menyebut bahwa salah satu pintu masuknya terletak pada penguatan permodalan. Disamping itu pula, pendampingan dan pelatihan juga patut diberikan terutama bagi sektor UMKM. Apalagi sektor koperasi dan UMKM Jatim berkontribusi sebesar 59,18% terhadap PDRB Jatim tahun 2023.
“Bantuan modal bagi warga miskin juga perlu ada pendampingan. Sehingga orang miskin memiliki pengalaman, keahlian terhadap apa yang dikerjakan,” katanya.
“Kami terus konsen pada peningkatan pendapatan bagi warga miskin. Dan itu sedang kita buat aturannya sehingga siapapun gubernurnya, fokusnya tetap pada program itu,” imbuhnya.
Selain bantuan modal usaha, perbaikan kebutuhan dasar seperti akses pangan, kesehatan dan pendidikan bagi masyarakat miskin juga dinilainya penting. Hal ini karena pendidikan yang memadai bagi warga miskin, juga akan berdampak pada masa depan mereka.
Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah menciptakan lapangan kerja serta pembentukan jaring pengaman sosial untuk melindungi mereka yang rentan.
“Strategi atau kebijakan penanganan kemiskinan di Jatim sudah on the track. Mulai dari kesehatan, pendidikan gratis ada program PKH plus. Semua sudah dilakukan. Dan ini berdampak signifikan terhadap menurunnya angka kemiskinan ekstrim kita,” terangnya.
Terkait angka kemiskinan ekstrem, berdasarkan Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tercatat, kemiskinan ekstrim di Jatim turun dari 4,40 persen di tahun 2020 menjadi 0,66 persen pada Maret 2024.
“Kita targetkan akhir tahun 2024 bisa zero persen. Dan tentunya ini menjadi tugas kita bersama,” kata Adhy.
Sementara itu, Ketua Baznas Jatim KH. Ali Maschan Moesa menyampaikan, bantuan modal usaha yang diberikan selain berupa uang tunai juga berupa peralatan usaha. Baznas Jatim juga memberikan beasiswa kepada siswa SMA dengan total penerima 1.000 siswa sebesar Rp1 miliar.
“Besarannya pun beragam, hari ini misalnya kita serahkan secara simbolik ke UMKM z-auto berupa seperangkat peralatan bengkel/otomotif senilai Rp20 juta dan ke UMKM z-chicken berupa gerobak dan perabotan daging senilai Rp9 juta. Untuk beasiswa, Per siswa diberikan uang tunai senilai Rp1 juta per tahun,” pungkasnya.
Program Baznas Jatim yang diserahkan dalam kesempatan ini antara lain Beasiswa SKSS dengan Total bantuan Rp2,6 Milyar. Kemudian Beasiswa SMA dengan total bantuan Rp1 Milyar, Z-Chicken total bantuan Rp. 2,25 milyar, Z-Auto total bantuan Rp600 juta, dan Z-Coffee berupa Stok Kopi Bubuk. (fri)