KILASJATIM.COM, Bojonegoro – Mendapatkan pupuk bukanlah perkara mudah bagi sebagian petani, termasuk para petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rimba Tani di wilayah KPH Bojonegoro. Karena beberapa regulasi, mereka tidak mendapatkan jatah pupuk bersubsidi.
Menghadapi tantangan ini, para petani dengan semangat kebersamaan membentuk Koperasi Produsen Rimba Tani Sejahtera (Kombats). Melalui program pengembangan masyarakat (PPM) dari PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12, yang mengoperasikan Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru (JTB).
Sebanyak 72 petani mendapatkan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam wadah koperasi. Dalam pelaksanaan program ini, PEPC bermitra dengan ALAS Institute, sebuah lembaga pemberdayaan masyarakat di Bojonegoro.
Program Petani Hutan Jambaran-Tiung Biru membekali para petani dengan pengetahuan dan keterampilan untuk memproduksi kompos sebagai bahan penyubur tanaman. Hasilnya, kelompok ini kini dapat memenuhi kebutuhan bahan penyubur tanaman secara mandiri dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang sering langka.
General Manager PEPC Zona 12 Mefredi, saat mengunjungi pusat pelatihan dan lokasi sekolah lapang dari LMDH Rimba Tani mengatakan, agar semua pihak dapat saling bersinergi sehingga manfaat program dapat semakin dirasakan secara luas. Sinergi antara petani, ALAS, Perhutani, dan Pertamina ini juga memperkuat hubungan baik dalam kehidupan bermasyarakat.
“Sebagai tetangga, kita kuatkan lagi sinergi dan kolaborasi ini agar manfaatnya semakin dirasakan,” ujarnya Kamis (3/10/24).
Sementara itu Manager Program ALAS Institute, Andestara, merasa termotivasi dengan perhatian dari manajemen PEPC Zona 12. Menurutnya, hal ini istimewa menjadi bukti kepedulian dari tingkat atas pada program kemasyarakatan yang didampinginya.
“Kami selaku mitra pendamping program merasa antusias dengan kunjungan Pak GM. Ini membuktikan keseriusan PEPC dan memastikan bahwa program pengembangan masyarakat benar-benar dirasakan manfaatnya oleh penerima manfaat. Selain itu, kunjungan ini berdampak positif terhadap keberlanjutan program yang dibutuhkan oleh masyarakat,” katanya.
Koperasi Produsen Rimba Tani Sejahtera menaungi 72 petani yang menggarap 56 hektar lahan hutan yang berbatasan langsung dengan pagar GPF JTB. Koperasi ini telah mampu memproduksi dan menjual tidak kurang dari 23,5 ton kompos. Selain produksi pupuk kompos, para petani juga semakin mahir membuat pupuk organik cair yang mampu menekan biaya pertanian hingga 75% dibandingkan dengan pola sebelumnya. Diharapkan para petani semakin meningkatkan kinerjanya sehingga program dapat berjalan optimal dan hasilnya sesuai dengan harapan semua pihak. (had)