KILASJATIM.COM, Surabaya – Sebagai tindak lanjut dari penandatanganan MoU terkait pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (bankjatim) dengan PT Bank Pembangunan Daerah Lampung (Bank Lampung) beberapa waktu lalu, pada hari Rabu (13/12) telah dilaksanakan penandatanganan Non Disclosure Agreement (NDA) tentang Pertukaran Informasi dalam Rangka Penyertaan Modal dan sekaligus penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Sinergitas Bisnis antara kedua belah pihak.
Bertempat di Kantor Pusat bankjatim, penandatanganan NDA dilakukan oleh Direktur Utama bankjatim Busrul Iman dan Direktur Utama Bank Lampung Presley Hutabarat dengan disaksikan oleh Komisaris Independen bankjatim Prof. Muhammad Mas’ud dan Komisaris Utama Bank Lampung Fahrizal Darminto.
Selain NDA, dalam kesempatan tersebut juga berlangsung penandatanganan dua PKS. Yang pertama, PKS terkait Trade Processing Agent dan yang kedua adalah PKS terkait Jasa Remitansi Kemitraan. Kedua PKS itu ditandatangani oleh Direktur Keuangan, Treasury & Global Services bankjatim Edi Masrianto dan Direktur Bisnis Bank Lampung Ahmad Jahri.
Busrul menjelaskan, kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari beberapa aktivitas yang sebelumnya telah dilakukan secara intensif antara bankjatim dan Bank Lampung terkait pembentukan KUB.
”Yang perlu diketahui bersama, semangat KUB adalah semangat kolaborasi untuk saling bersinergi. Sehingga diharapkan penandatanganan NDA & PKS Sinergitas Bisnis ini bisa menjadi bagian dalam rangka memperkuat kolaborasi,” tuturnya.
Pihaknya menegaskan, bankjatim siap untuk melakukan kerja sama bisnis dengan Bank Lampung di berbagai sisi. Mulai dari human capital, teknologi, hingga bisnis prosesnya. Keoptimisan tersebut bukan tanpa alasan. bankjatim telah memiliki pengalaman dalam proses KUB dengan Bank NTB Syariah. Sehingga, bankjatim meyakini adanya pembentukan KUB dengan Bank Lampung ini dapat membawa keuntungan dan kemanfaatan bagi kedua belah pihak.
Salah satu keunggulan bankjatim yang bisa dimanfaatkan oleh anggota KUB, termasuk Bank Lampung, yaitu JConnect Remittance. Busrul memaparkan, JConnect Remittance adalah layanan yang dihadirkan oleh bankjatim untuk mempermudah penerimaan uang (incoming remittance) dari luar negeri.
Lampung sendiri memiliki potensi Para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang menggiurkan. Sebagai informasi, dalam penempatan PMI hingga Juni 2023, Lampung masuk dalam urutan kelima setelah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Barat. Jumlah PMI di Lampung berkisar 9.899 orang.
”Potensinya besar. Nanti Bank Lampung bisa langsung menggunakan JConnect Remittance kami untuk melakukan transaksi penerimaan uang dari luar negeri. Kami sudah siap dalam hal teknis, bisnis, maupun support,” ungkapnya.
Saat ini, JConnect Remittance telah bermitra dengan Malaysia melalui Merchantrade. Untuk ke depan, bankjatim akan melakukan kerja sama dengan Hongkong dan Taiwan dalam hal remittance ini.
”Di Malaysia, keuangan para PMI dalam empat bulan tercatat mencapai Rp 2 triliun lewat bankjatim. Belum dolarnya yang sudah mencapai di atas 100 juta dolar. Jadi bisnis ini potensinya memang sangat besar,” tambah Edi Masrianto.
Selain di bidang remittance, bankjatim juga memiliki kelebihan di sisi trade finance. Trade Finance adalah layanan transaksi perdagangan baik domestik maupun internasional menggunakan instrumen pembayaran berupa Letter of Credit, Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN), dan Documentary Collection (Clean/Againts Payment/Againts Acceptance). Nah, dengan Bank Lampung ini, bankjatim bekerja sama dalam hal SKBDN.
Bankjatim menawarkan berbagai layanan trade finance yang dapat memperluas pasar dan bisnis anggota KUB. Seperti penerbitan SKBDN termasuk perubahannya jika ada, penerimaan presentasi dokumen & tagihan atas SKBDN, pembayaran atas presentasi dokumen dan tagihan, penerimaan dan penerusan SKBDN yang diterbitkan bank lain, penerusan pembayaran atas presentasi dokumen dan tagihan SKBDN, bank to bank correspondency melalui SWIFT, serta memberikan layanan diskonto.
Di sisi lain, bankjatim juga memiliki kelebihan di bidang teknologi. Saat ini emiten dengan kode BJTM itu telah mempunyai layanan sharing biller dan SISTA (Sistem Integrasi Solusi Transaksi Anda).
Dari segi sharing biller concept, bankjatim menyediakan host to host untuk berkomunikasi dengan BPD – BPD yang tergabung dalam KUB dengan dua cara. Pertama, menggunakan ISO8583. Kedua, menggunakan JSON. Selanjutnya, bankjatim sebagai sharing biller juga akan bekerja sama dengan bank NTB Syariah. Tidak cukup itu saja. bankjatim kini juga memiliki sharing biller yang telah bekerja sama dengan banyak agregator. Di antaranya Tokopedia, Dana, Gojek, Shopee, Blibli, Indomaret, Alfamart, dan Pos Indonesia.
Kemudian terkait joint development SISTA, bankjatim telah memiliki digital banking ecosystem QRIS. bankjatim sendiri mempunyai target ekosistem yang dialihkan dari elektronik ke digital untuk menunjang program pemerintah dengan menggunakan QRIS. Ekosistem tersebut yaitu pasar & mall, pendidikan, olahraga, komunitas, rumah sakit, hotel, kuliner, pariwisata, transportasi, tempat ibadah, perbatasan, dan pemda.
”Pada intinya, dalam KUB ini kami sudah punya roadmap terkait tahapan-tahapan apa yang akan dijalankan ke depan. Harapan kami, Bank Lampung tidak segan untuk terus berkomunikasi dengan kami sehingga bisa mempercepat proses KUB,” ungkap Busrul.
Direktur Utama Bank Lampung Presley Hutabarat juga menyatakan, pihaknya sangat menyambut baik adanya penandatanganan NDA dan sinergitas bisnis dengan bankjatim terkait SKBDN dan Remittance. Sebab, di wilayah Lampung sendiri terdapat beberapa daerah yang memiliki tingkat penyaluran TKI cukup besar. Seperti Lampung Timur, Tanggamus, dan Mesuji.
”Di Lampung pangsa pasar untuk pekerja migran cukup besar tapi belum bisa kita ambil karena kami belum bisa menampung remittance. Jadi dengan adanya sinergitas ini kami harap bisa mengambil potensi yang menjanjikan itu. Saya yakin kerja sama ini akan membawa banyak dampak positif. Banyak yang kami butuhkan dari bankjatim,” tambahnya
Kinerja Bank Lampung sendiri juga telah mencatatkan pertumbuhan positif. Total aset Bank Lampung per Juni 2023 sebesar Rp 9,88 triliun. Kemudian, total kredit yang disalurkan oleh Bank Lampung per Juni 2023 berada di angka Rp 6,43 triliun dengan laba bersihnya per Juni 2023 sekitar Rp 71,52 miliar. Sejauh ini, bankjatim dengan Bank Lampung sudah bekerja sama dalam penyelenggaraan BI-Fast.
Sementara itu, sampai Triwulan III tahun 2023, bankjatim telah membukukan asset sebesar Rp 107 triliun atau tumbuh 8,69% (YoY). Selanjutnya, dari sisi kredit, selama Triwulan III tahun 2023 ini, bankjatim juga berhasil mencatatkan peningkatan pertumbuhan kredit yang signifikan yakni 12,61% (YoY). Pertumbuhan tersebut diatas rata-rata pertumbuhan sektor industri perbankan per September yaitu di angka 8,96% (YoY). Pertumbuhan kredit tertinggi bankjatim terjadi pada sektor produktif (komersial & SME) sebesar 25,44 % (YoY) dan sektor konsumer sebesar 4,74% (YoY).
Untuk JConnect sendiri, sampai bulan kesembilan 2023 berhasil mencetak pertumbuhan yang positif. Pengguna JConnect Mobile sudah mencapai 606.239 user atau tumbuh 30% (YoY). Sementara untuk jumlah transaksinya berada di angka Rp 3,3 triliun, naik 35% dibanding Triwulan III 2022 (YoY). Selanjutnya, merchant QRIS bankjatim telah mencapai 111.651 user dengan jumlah transaksi sebesar Rp 51 miliar atau tumbuh 137% dibanding periode yang sama tahun lalu (YoY). JConnect Loan juga tumbuh positif dan telah digunakan untuk memproses 16.100 persetujuan kredit dari 21.400 permohonan kredit. (nov)