KILASJATIM.COM, SURABAYA – Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) melalui program Matching Fund (MF) hibahkan Prototipe Sistem IoT dan Aplikasi Monitoring Tanaman Melon, yang disebut Replon Dashboard. Itu dilakukan setelah menerima masukan para petani Melon di Blitar tentang berbagai persoalan dan kendala dalam pengelolaan pertanian Melon.
Ronny Susetyoko, S.Si, M.Si., Ketua Program MF menyampaikan jika tim PENS telah menelaah permasalahan yang dialami oleh petani melon sejak setahun terakhir. “Pertanian merupakan sektor penting di Kecamatan Wates Blitar, dengan produk Melon. Dan, sektor ini membutuhkan sentuhan teknologi mulai dari cara menanam, pemupukan, perawatan, hingga panen dan pemasaran,” terang Ronny.
Replon Dashboard terdiri atas Aplikasi Android yang memuat tampilan web untuk login petani dan monitoring, sistem kontrol (rangkaian elektronika) dan sistem sensor tanah serta udara yang dapat membantu pengukuran suhu dan kelembaban udara. Untuk menanam melon dibutuhkan kondisi tanah yang kondusif unsur hara nya. Melalui sensor tersebut, dapat diukur pula komposisi NPK tanah. Setelah dipastikan kondisi tanah baik, maka tahap berikutnya akan dilakukan penanaman. Pasca penanaman, tanaman melon akan dimonitor tumbuh dan kembangnya hingga menghasilkan buah.
Ilham Zulfahmi, S.Pd., Ketua kelompok tani Repubik Melon di Wates menyebut ada banyak petani melon yang memiliki banyak masalah, mulai penanaman hingga penjualan. “Di kelompok tani Republik Melon, ada 70 an anggota, namun yang sudah masuk ke data base sekitar 50 an, dan rata-rata memiliki banyak masalah. Dan yang paling menonjol permasalahan produktivitas,” papar Ilham.
Produksi melon dari petani menurun panennya, sementara kebutuhan pasokan tetap harus terpenuhi. Untuk mengatasi hal itu kadang dilakukan peremajaan tanah melalui penanaman tanaman Lombok dan tomat, meski belum diketahui efektivitasnya. Sebagai ilustrasi, pada tahun pertama penanaman di lahan green house seluas 10m x 50 m, terdapat sekitar 1000 pohon dengan kapasitas panen 1 buah/ pohon, berat 2 kg. Di tahun kedua, mulai menunjukkan adanya penurunan dan di tahun ketiga penurunan pun terjadi antara 30%-50%, dan bahkan ditemui kondisi sama sekali tidak panen.
“Dengan adanya sistem IOT ini, saya berharap dapat meningkatkan produksi melon kelompok tani Republik Melon, secara di wilayah ini terdapat 350 bangunan green house, yang dimiliki oleh 70an orang petani. Mewakili kelompok tani, saya sampaikan terima kasih kepada tim PENS,” lanjut Ilham.
Pada kesempatan yang sama, dilakukan pula pendampingan alih teknologi kepada perwakilan petani yang hadir pada kegiatan tersebut. Setiap petani yang akan menggunakan prototipe akan didata dan dibuatkan akun. Melalui akun tersebut, petani dapat memonitor kebunnya masing-masing tanpa mengunjungi kebun. Dan jika sudah tiba masa panen, petani di Kecamatan Wates juga dapat memonitor jumlah dan distribusinya.(tok)