Pengurus PWI Pusat 2025–2030 Resmi Dikukuhkan di Monumen Pers Solo

oleh -624 Dilihat

KILASJATIM.COM, Solo – Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat periode 2025–2030 resmi dikukuhkan dalam sebuah upacara khidmat yang digelar di Monumen Pers Nasional, Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (4/10/2025).

Prosesi pengukuhan dihadiri langsung oleh Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, dan Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria, serta sejumlah tokoh pers nasional.

Pengukuhan diawali dengan pembacaan Surat Keputusan kepengurusan oleh Sekretaris Jenderal PWI Pusat, Zulmansyah Sekedang, yang memanggil satu per satu jajaran pengurus untuk maju ke depan. Selanjutnya, Ketua Umum PWI, Akhmad Munir, membacakan naskah pengukuhan.

Dalam sambutannya, Munir menegaskan komitmen PWI sebagai organisasi yang menjunjung tinggi kemerdekaan pers, profesionalisme, serta menjadikan kode etik jurnalistik sebagai pedoman utama dalam menjalankan tugas.

“Keberadaan saudara-saudara sekalian dalam kepengurusan Wartawan Indonesia melalui proses yang selektif dan dipercaya mampu mengemban misi tersebut,” ujar Munir. Setelah itu, Munir meminta kesediaan para pengurus untuk menjalankan amanah organisasi. “Apakah saudara-saudara bersedia mengemban kepercayaan dan kehormatan sebagai pengurus PWI Pusat?” tanyanya.

“Bersedia!” jawab seluruh pengurus serentak.

Usai pengukuhan, para pengurus mendapatkan ucapan selamat dari Menkomdigi Meutya Hafid, Wamenkomdigi Nezar Patria, serta tamu undangan lainnya.

Dalam pidatonya, Meutya menekankan bahwa momentum pengukuhan ini tidak sekadar seremonial, tetapi menjadi titik awal untuk memperkuat kembali peran pers sebagai pilar demokrasi dan penjaga kebenaran.

“Ini adalah kesempatan berharga untuk menegaskan kembali arti penting pers sebagai cahaya kebenaran dan pemersatu bangsa,” tegas Meutya.

Mantan Ketua Komisi I DPR RI itu juga mengenang bagaimana ia didatangi oleh para senior wartawan tak lama setelah dilantik sebagai menteri, untuk membicarakan upaya penyatuan PWI yang sempat mengalami perpecahan.

Baca Juga :  Petani Mojokerto Didorong untuk Manfaatkan Pupuk Organik dari Urine Kelinci

“Karena saya dulunya wartawan, waktu kedatangan para senior, rasanya agak deg-degan. Tapi diskusi waktu itu kami simpulkan: pemerintah tidak boleh melakukan intervensi. Kami hanya menjadi orkestrator,” ujarnya.

Meutya menegaskan bahwa pemerintah tidak sedikit pun ikut campur dalam proses rekonsiliasi, dan justru memilih mendampingi secara hati-hati untuk menjaga independensi pers.

“Kami yakin, jika para tetua dan pemuda-pemudi insan pers sudah berkumpul, maka persatuan bisa tercapai, seperti yang kita lihat hari ini,” katanya.

Ia pun mengapresiasi keberhasilan rekonsiliasi PWI yang berlangsung secara demokratis, tanpa tekanan, serta tetap menjunjung tinggi kebebasan pers.

Ketua PWI Pusat, Akhmad Munir, mengungkapkan bahwa pemilihan Monumen Pers sebagai lokasi pengukuhan bukan tanpa alasan. Tempat bersejarah ini dinilai memiliki nilai simbolis tinggi sebagai titik lahirnya semangat persatuan wartawan Indonesia.

Foto – Menkomdigi Meutya Hafid

“Monumen Pers ini adalah saksi sejarah perjuangan para pendahulu dalam membentuk PWI. Maka sangat tepat jika pengukuhan dilakukan di sini, sebagai simbol penyatuan kembali organisasi ini,” ungkap Munir.

Ia mengakui bahwa dalam dua tahun terakhir, PWI sempat mengalami stagnasi akibat dualisme kepemimpinan yang membingungkan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan para pemangku kepentingan di daerah.

“Hampir semua PWI di provinsi dan kabupaten/kota lumpuh. Tapi hari ini, kita bersatu kembali. Persatuan adalah kata kunci,” tegasnya.

Munir juga mengingatkan pentingnya peran wartawan dalam menyajikan informasi yang sehat dan berkualitas kepada publik.

“Informasi itu seperti makanan. Apakah masyarakat akan kita beri makanan bergizi, makanan yang beracun, atau makanan yang menyehatkan? Di situlah tanggung jawab kita,” katanya.

Sementara itu, Ketua PWI Surakarta, Anas Syahirul, dalam sambutan selamat datangnya berharap pengukuhan ini benar-benar menjadi awal baru bagi PWI yang bersatu dan tidak lagi terkotak-kotak dalam berbagai kelompok.

Baca Juga :  Kemkomdigi Tindak Lebih dari 1,3 Juta Konten Judi Online

“Tidak ada lagi kelompok Pak HBC, tidak ada lagi kelompok Pak Zul. Sekarang yang ada adalah kelompok Pak Munir. Tidak ada lagi geng KLB, geng cashback, atau geng apapun. Yang ada hanya Geng Munir,” ucap Anas disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.

Upacara pengukuhan ini menjadi penanda resmi dimulainya kepengurusan PWI Pusat 2025–2030 yang diharapkan mampu membawa organisasi wartawan tertua di Indonesia ini kembali pada marwahnya sebagai penjaga nilai-nilai jurnalistik dan kebebasan pers. (ara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.