Foto: Tqi
KILASJATIM.COM, Malang – Awal tahun 2000 an, saya pernah diberi lima lembar foto kopian. Berupa sebuah cerpen yang ditulis W. Somerset Maugham. Halaman depannya telah lepas, entah kemana.
Sebab ceritanya menarik, saya cari buku apa gerangan. Beberapa kawan tak memiliki, di perpustakaan maupun tak ditemukan. Begitu pula dengan toko off line. Setelah berselancar di dunia maya baru ada Tokopedia.
Harga kisaran Rp. 50 ribu, tidak mahal mencarinya butuh perjuangan. Hanya dua lapak on line yang menjualnya. Di toko pertama buku tersebut telah habis, mereka lupa mencopot iklannya. Pada toko berikutnya tinggal sebuah, segera saya checkout. Sebelum tinggal cerita dan saya bertanya-tanya ihwal kisah sepenggal peperangan yang saya baca dari empat lembar foto kopian tersisa.
Setelah saya baca, buku tersebut, bagian dari serial antologi cerpen terjemahan karya penulis dunia yang disusun sejak 2001. Adapun judul buku tersebut Perang, Cinta, dan Revolusi: Cerita-cerita Anti Perang yang disusun oleh penulis Anton Kurnia. Diterbitkan pada Mei 2003 oleh penerbit Jalasutra Yogyakarta.
Terdapat 13 cerpen oleh 13 penulis, masing-masing, Penangkapan Seorang Sinterklas oleh Jose Eduardo Agualusa, Bentuk Pedang oleh Jorge Luis Borges, Dia Datang Untuk Mati oleh Carlos Fuentes, Buah Delima oleh Yasunari Kawabata, Seorang Veteran karya Henri Lopes, Anjing Dari Titeal oleh Saadat Hasan Manto, Cinta Adalah Kesunyian karya Gabriel Garcia Merquez, Seorang Lelaki Dengan Bekas Luka Di Wajah oleh W. Somerset Maugham, Penembak Gelap oleh Liam O’Flaherty, Batu Ajaib oleh Ben Okri, Pemain Tengah oleh Sergio Ramirez, Taruhan oleh John Steinbeck dan diakhiri Sang Jenderal karya Mark Twain.
Sengaja saya tulis setiap judulnya, mungkin diantara kalian ada yang pernah membacanya. Sungguh menarik, bukan hanya tema, juga pemilihan katanya. Juga cerpen Seorang Lelaki Dengan Bekas Luka Di Wajah karya W. Somerset Maugham, yang membuat saya penasaran. Kisah cinta serdadu yang menghabisi istrinya, saat regu tembak siap menghabisi hidupnya.
Saya tak ingin berbagi cerita atau membuat sinopsis lebih panjang. Sebab saya ingin kalian membacanya sendiri. Menikmati petualangan setiap kata pada satu masa.
Jadi, sungguh beruntung saya mendapatkan buku yang di banderol Rp. 50 ribu dan saya hanya diminta membayar Rp.15 ribu, sebagai orang yang pertama belanja diaplikasi bergambar burung bermata belok. Selamat membaca kawan. (tqi)