KILASJATIM.COM, Bojonegoro – Munculnya sumber gas dari pengeboran sumur air di Dusun Sidomulyo RT 13 RW 03 Desa Klepek, Kecamatan Sukosewu, Bojonegoro beberapa hari lalu membuat pemerintah Bojonegoro bergerak cepat melakukan penanganan.
Pasalnya sumur yang dibor sedalam 60 meter tersebut hingga Sabtu, (22/3/25) masih terus mengeluarkan gas dengan bau yang sangat menyengat. Dinas Lingkungan Hidup yang turun ke lokasi menyimpulkan gas yang keluar adalah jenis gas rawa.
“Hari ini kita lakuk gas flaring atau pembakaran gas bersama pihak Pertamina EP didampingi personel BPBD, Damkarmat, Kepolisian, Koramil dan Pemerintah Desa. Tujuannya untuk membuang gas yang keluar dari titik pengeboran sumur,” jelas Kepala BPBD Bojonegoro Siswoyo.
Dia menjelaskan, untuk melakukan pembakas gas rawa tersebut pihaknya sengaja menggandeng pihak Pertamina yang berkompeten dibidang minyak dan gas bumi. Dari hasil kajian yang dilakukan perwakilan Pertamina disebutkan jika proses pembakaran gas tersebut akan berlangsung hingga sepekan kedepan.
“Kami sudah bekerja dengan pemerintah desa setempat dan menghimbau kepada masyarakat agar tidak mendekati lokasi semburan gas serta lokasi pembakaran,” terangnya.
Dia menjelaskan, proses pembakaran gas dilakukan sepanjang 100 meter dari titik 0 keluarnya gas rawa. Gas yang keluar dari sumur bor dialirkan melalui pipa menuju ke persawahan, tepatnya di belakang masjid yang tak juah dari lokasi kejadian.
“Jika terjadi sesuatu terkait dengan pembakaran gas ini kami himbau untuk segera lapor kepada personel BPBD maupun pihak terkait agar segera tertangani,” cetusnya.
Berdasarkan pengamatan warga sekitar, kobaran api untuk membakar gas tersebut terlihat cukup besar. Fenomena alam ini menurut warga baru terjadi kali ini. “Cukup mengejutkan warga sekitar, karena baru pertama terjadi,” ungkap Abrori.
Diberitakan sebelumnya, proses pembuatan sumur ini berlangsung dari Rabu pagi hingga sore. Namun, uap gas keluar dari lubang sumur bor dan menimbulkan bau yang sangat menyengat. Lokasi pembuatan sumur ini berada di pekarangan rumah Kepala Desa Klepek bernama Efendi 60 tahun.
Sementara itu seorang korban kebakaran adalah Dwi Puryanto. Dia merupakan Kepala Dusun setempat, saat itu ia sedang melihat dan menyalakannya korek api sehingga dia ikut tersambar api dan mengalami luka bakar di sebagian tubuhnya. (had)