Pemberdayaan Peternak, Upaya PT Frisian Flag Indonesia Tingkatkan Kualitas dan Produksi Susu Segar Indonesia

oleh -428 Dilihat

KILASJATIM.COM, Malang – PT Frisian Flag Indonesia (FFI) berkomitmen mendukung kualitas dan produksi susu segar nasional, melalui program pemberdayaan peternak sapi perah lokal. Demi mewujudkan visi Nourishing Indonesia to Progress demi memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sekaligus mendukung kesejahteraan peternak sapi perah lokal Indonesia.

Kali ini FFI melanjutkan dan memperkuat program kolaborasi dengan koperasi-koperasi peternak sapi perah di bawah Dairy Development Program (DDP). Salah satunya bekerja sama dengan Koperasi SAE Pujon dengan pendirian Milk Collection Center (MCC) di Pujon, Malang, Jawa Timur. Dengan dukungan fasilitas tanpa bunga sebesar Rp. 1,5 milliar dan dua cooling tank berkapasitas lima ton susu segar.

“Koperasi Produk Susu (KPS) adalah mitra strategis kami untuk memberdayakan para peternak dalam menghasilkan susu segar berkualitas tinggi. Koperasi memegang peran penting dalam mendistribusikan susu segar dari peternak ke industri pengolahan. Melalui DDP yang telah dilaksanakan sejak 2013, FFI terus membangun ekosistem yang memberdayakan peternak sapi perah Indonesia agar menghasilkan susu segar berkualitas yang berdampak positif pada ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat, ” kata Corporate Affairs Director PT FFI, Andrew F. Saputro, Rabu (11/12/2024) di Pujon, Malang.

Selain itu FFI bersama Koperasi SAE Pujon akan memberangkatkan salah satu peternak muda mengikuti training intensif ke Belanda, terlibat dalam proyek fasilitas biogas yang didukung PT Jawa Power. Guna mengelola kotoran sapi menjadi sumber daya energi terbarukan di beberapa mitra peternak.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Dr. drh. Agung Suganda, M.Si yang hadir dalam peresmian MCC, mengapresiasi kolaborasi FFI dan Koperasi SAE Pujon guna mendukung pertumbuhan industri susu segar nasional melalui program pemberdayaan berkelanjutan.

“Kami mengapresiasi kinerja FFI yang telah menjalin kemitraan dengan berbagai koperasi dan lebih dari puluhan ribu peternak, serta berhasil menggandeng 22 suplier, menjadikannya model yang positif dan efektif untuk program pengembangan berbasis kemitraan. Kami berharap keberhasilan ini dapat diikuti oleh industri pengolahan susu lainnya, terutama di Jawa Timur. Kami berharap kolaborasi yang terjalin dengan SAE Pujon atau suplier lain bisa meningkatkan kualitas susu dalam negeri, dan mensejahterakan para peternak sapi perah.” ujarnya.

Baca Juga :  SBI dan Pemkab Temanggung Teken Kerja Sama Pemanfaatan RDF dari TPST Sanggrahan Sebagai Bahan Bakar Alternatif

Lebih jauh fasilitas MCC akan menjadi katalis utama dalam meningkatkan kesejahteraan peternak secara keseluruhan. Produksi susu lokal akan membantu memenuhi kebutuhan nasional, mengurangi ketergantungan pada impor, dan meningkatkan status gizi masyarakat. Melalui ekosistem peternakan yang berkelanjutan dan produktif.

Sedang HM Ni’am Shofi, Ketua Umum Koperasi Susu SAE Pujon di Kabupaten Malang, Jawa Timur menyampaikan, bila MCC akan menjadi pintu utama penanganan kualitas susu segar sebelum dikirimkan ke industri. Dengan dukungan teknologi dan akses pasar yang lebih baik, peternak memiliki kesempatan untuk berkembang dan meningkatkan skala usaha mereka.

“Berbagai program telah kami laksanakan bersama FFI, mulai dengan pembekalan untuk peternak muda hingga proyek biogas, adalah upaya kami bersama untuk menjawab tantangan yang ada di bisnis peternakan sapi perah. Kami sangat berharap kerjasama ini dapat terus terjalin dan menghasilkan manfaat, tidak hanya untuk para peternak. Juga berkontribusi menyediakan sumber gizi bagi generasi bangsa,” ungkapnya.

Program DDP dari FFI telah dilaksanakan sejak 2013, telah menjangkau lebih dari puluhan ribu peternak sapi perah dan bermitra dengan 22 koperasi, kelompok peternak, serta mega farm di Pulau Jawa dan Sumatera. Program ini mendorong peternak sapi perah lokal menerapkan good dairy farming practice (GDFP) secara konsisten untuk menghasilkan susu segar berkualitas sesuai standar. Melalui perpanjangan kemitraan program DDP, FFI dan Koperasi Susu SAE Pujon sudah menjalankan beberapa program kerja sama dalam beberapa bentuk.

Salah satu program unggulan di bawah naungan DDP adalah Young Progressive Farmer Academy (YPFA), bertujuan untuk mencetak generasi muda peternak sapi perah yang kompeten. Dengan pengetahuan manajemen peternakan, kesehatan hewan, dan praktik berkelanjutan. YPFA adalah jawaban FFI terhadap isu regenerasi peternak yang menjadi persoalan krusial. Karena distribusi usia peternak sapi perah tertinggi berada pada usia 50-55 tahun. Untuk mengatasi masalah peternakan sapi perah lokal, serta untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas susu segar.

Baca Juga :  Idul Adha, Pertamina Tambah Pasokan LPG 4.300 MT perhari 

Selain proyek kerja sama bidang lingkungan oleh FFI dengan Koperasi Susu SAE Pujon, berupa proyek biogas diprakarsai tahun 2024. Proyek ini berkolaborasi dengan PT Jawa Power memanfaatkan limbah kotoran sapi menjadi sumber pembangkit listrik, tenaga biogas. Dengan mengurangi emisi metana dan CO2 ke atmosfer. Keseluruhan instalasi biogas telah mengurangi jejak karbon sebesar 75.000 kg CO2 ekuivalen per tahun. Selain bermanfaat bagi lingkungan, pembangkit ini juga telah membantu para petani mengurangi biaya pembelian gas untuk memasak. Kotoran sapi yang telah dikeringkan juga dapat digunakan sebagai pupuk.

Bupati Malang, Drs. HM. Sanusi, MM. mengapresiasi kolaborasi yang dilakukan FFI dengan pemerintah, koperasi, dan industri yang dinilai berkontribusi dalam kesejahteraan petani dan industri susu perah yang berkelanjutan.

“Kolaborasi sinergis antara pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk pemberdayaan peternak sapi perah lokal, guna tercipta produksi susu segar berkualitas dan meningkatkan kesejahteraan. Di sisi lain, kolaborasi ini juga memberikan literasi mengenai kebaikan susu untuk semua masyarakat dan mendukung program peningkatan status gizi nasional,” ujar Sanusi.

Berdasarkan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2022, prevalensi stunting di Indonesia berada di angka 21,6%. Studi SEANUTS II diprakarsai oleh FrieslandCampina bekerja sama dengan Universitas Indonesia, mendapati triple burden malnutrition dialami oleh anak-anak Indonesia, yaitu kekurangan gizi, kelebihan gizi, dan kekurangan mikronutrien. Prevalensi stunting pada anak di bawah usia 5 tahun di wilayah Jawa-Sumatera mencapai 28,3%. Angka ini masih jauh dari target WHO sebesar 20%, dan target pemerintah 14% pada 2024.

Susu merupakan sumber nutrisi lengkap yang penting bagi setiap kelompok usia. Susu menyediakan protein berkualitas tinggi dengan semua asam amino esensial, serta kalsium, magnesium, fosfor, dan berbagai vitamin yang esensial untuk meningkatkan daya tahan tubuh, memperkuat sistem imun, dan mendukung pertumbuhan yang optimal. Dengan kandungan nutrisi yang kaya dan manfaatnya yang berlimpah, susu memiliki peran penting dalam meningkatkan status gizi nasional. (Tqi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News