KILASJATIM.COM, SURABAYA – Selain mendeklarasikan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) sebagai kampus bebas sampah plastik, bertepatan dengan hari lahir (Harlah) ke 11 tahun itu juga dilakukan peluncuran Unusa Water dan Unusa Incenerator.
Unusa Water sebagai solusi inovatif untuk pengelolaan air bersih dan incinerator untuk solusi ramah lingkungan untuk pengelolaan limbah di pondok pesantren, Ketua Center For Environmental Health of Pesantren (CEHP) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unusa, Achmad Syafiuddin, Ph.D, mengungkapkan, Unusa Water dirancang untuk memurnikan berbagai jenis air seperti air selokan, sungai, rawa, dan sumur menjadi air layak konsumsi atau keperluan sehari-hari. “Dibandingkan dengan metode tradisional yang hanya mengurangi lumpur tanpa mencapai standar kualitas air yang baik, Unusa Water menjanjikan hasil yang lebih baik dan aman,” papar Achmad Syafiuddin.
Dijelaskannya, teknologi ini bekerja melalui tiga konsep utama; filtrasi, adsorpsi, dan disinfeksi bakteri menggunakan sistem UV. “Proses filtrasi dan adsorpsi bertanggung jawab untuk menghilangkan partikel dan kontaminan, sementara sistem UV memastikan air bebas dari bakteri berbahaya. Kesederhanaan teknologi ini membuatnya mudah dioperasikan dan dirawat, bahkan oleh masyarakat awam. Salah satu keunggulan signifikan Unusa Water adalah kemampuan untuk mengolah air dari sumber yang sangat tercemar menjadi air bersih yang layak minum,” papar Syafiuddin.
Sedangkan peluncuran insenerator, lanjut Syafiuddin hadir dari keprihatinan para peneliti di CEHP Unusa terhadap masalah pengelolaan sampah yang tidak memadai di pondok pesantren. “Tujuan utamanya untuk menyediakan solusi efektif dan ramah lingkungan dalam pengelolaan sampah, khususnya di lingkungan pondok pesantren yang sering menghadapi kendala dalam pengelolaan limbah rumah tangga,” kata Syafiuddin, yang namanya tercatat sebagai dua persen peneliti top dunia yang dirilis oleh Elsevier dan Stanford University.
Unusa insinerator memiliki keunggulan signifikan dibandingkan dengan incinerator konvensional. Sistem pembakaran dirancang agar tidak mengeluarkan asap, sehingga relatif tidak mencemari lingkungan. Sampah dibakar secara maksimal di dalam tungku, kemudian asap dilewatkan melalui pipa berisi air untuk menurunkan suhu. Setelah itu, asap disemprot dengan air sehingga semua partikel asap larut dalam air dan ditampung menjadi pupuk cair jika sampah yang dibakar adalah organik.
Syafiuddin menambahkan, pada tahap awal, Unusa Insinerator menargetkan pengelolaan sampah rumah tangga di pesantren. “Kami terus mengembangkan sistem ini agar dapat digunakan untuk berbagai jenis limbah, termasuk limbah medis,” ujar Syafiuddin.
Syafiuddin menjelaskan, keuntungan utama dari penggunaan Unusa Insinerator adalah dampak positifnya terhadap lingkungan. “Dengan tidak mengeluarkan asap, sistem ini membantu mengurangi polusi udara dan memberikan solusi pengelolaan limbah yang lebih bersih,” jelas Syafiuddin.
Sementara itu, Unusa berdiri sejak tahun 2013. Seiring berjalanya waktu Unusa telah berkembang menjadi lembaga pendidikan yang memainkan peran penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni di Indonesia. Pada usia ke-10 tahun 2023 lalu, institusi Unusa terakreditasi Unggul. Prestasi ini tercatat menjadi salah satu perguruan tinggi negeri dan swasta tercepat dalam memperoleh akreditasi tersebut. Kini lebih dari separuh program studi di Unusa telah terakreditasi unggul, sisanya menyusul akan melakukan reakreditasi dalam waktu dekat.
Menyusul akreditasi institusi unggul tersebut pada akhir 2023 Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VII Jawa Timur memberikan Anugrah Kampus Unggul untuk Katagori Kualitas Pelaporan Terbaik. Melalui berbagai tahapan strategis, Unusa terus bertransformasi untuk mencapai keunggulan. Pada tahun 2013-2018, Unusa berfokus pada konsolidasi internal dengan penyempurnaan tata kelola, pengembangan SDM, sistem kerjasama, riset, dan pengembangan sarana prasarana.
Pada tahun 2018-2022, memfokuskan diri menuju kampus berbasis IT dan kampus berlevel nasional. Sejak tahun 2017, jauh sebelum Pandemi Covid-19 proses pembelajaran Unusa telah menggunakan E-Sorogan, sehingga ketika pandemi berlangsung, Unusa telah terbiasa melakukan pembelajaran melalui online (Daring). Unusa terus berupaya meningkatkan performa publikasi, kapasitas informasi dan teknologi, serta tata kelola. SDM Unusa juga semakin berkualitas, mendukung peningkatan mutu secara berkelanjutan. Salah seorang dosennya tercatat sebagai dua persen peneliti top dunia yang dirilis oleh Elsevier dan Stanford University.
Menuju tahun 2022-2026, Unusa memasuki fase Excellent Entrepreneurship University dengan fokus pada lingkup regional ASEAN. Pengembangan program studi, prestasi mahasiswa, riset, dan pengabdian pada masyarakat menjadi prioritas utama, sambil tetap meningkatkan mutu secara berkelanjutan. Kini Unusa memiliki dua program pascasarjana masing-masing Magister Keperawatan Terapan dan Magister Pendidikan Dasar yang baru saja terbit izinnya diterima dari Kemendikbudristek.(tok)