Oksta Azis Ingin Bangun Karir Jadi Mentor Desain Grafis di MJC

oleh -514 Dilihat

Oksta Aziz Rachmaddan kini tengah membangun karirnya menjadi project manager untuk management media digital di Youtube, Spotify, Instagram dan Tiktok

KILASJATIM.COM, Surabaya – Desain grafis dan skill, seiring perkembangan dunia digital, belakangan ini makin dicari dan dibutuhkan. Skill inilah yang mempertemukan Oksta Aziz Rachmaddan dengan Millenial Jobs Center (MJC).

Jika sekarang ini Oksta sedang membangun karirnya menjadi project manager untuk management media digital di Youtube, Spotify, Instagram dan Tiktok dengan pengisi konten salah satunya adalah mas Isa Bajaj dengan beberapa teman dari talenta MJC, itu merupakan buah dari perjuangannya selama ini .

Proses belajar mandirinya ini membuat Oksta ingin mengembangkan skillnya dan belajar dengan banyak dengan talent-talent lain. Design tak hanya soal menghasilkan karya saja, tapi lebih pada saling support mengembangkan skill masing-masing dan berkolaborasi.

Keinginannya bersambut, Oksta bertemu dengan MJC melalui East Java super Coridor (EJSC) Bakorwil Madiun. Di situlah dia mendapatkan banyak kesempatan untuk bisa berkolaborasi dan berkembang.

Menurutnya, masalah dari belajar desain adalah soal berkomunitas. “Dulu sebelum ada MJC, saya kesulitan untuk sharing project, tapi setelah ada MJC, gak cuma sharing project, saya bahkan bisa bikin team agency baru bersama kenalan talenta dari MJC,” kata desain grafis 27 tahun ini.

Meski sudah menjadi profesional, Okta masih punya keinginan yang belum tercapai, yakni ingin memiliki tim desain secara profesional dengan management yang baik

Sebagaimana diketahui, MJC adalah wadah yang dibuat oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur, untuk para millennial berkarya bersama dan berbagi dengan para pelaku-pelaku UKM untuk mengembangkan produk-produk mereka.

Proses belajar mandirinya ini membuat Oksta ingin mengembangkan skillnya dan belajar dengan banyak dengan talent-talent lain. Design tak hanya soal menghasilkan karya saja, tapi lebih pada saling support mengembangkan skill masing-masing dan berkolaborasi.

Baca Juga :  Libur Akhir Tahun Trafik Data XL Axiata di Jawa Timur Naik 28 %

Keinginannya bersambut, Oksta bertemu dengan MJC melalui East Java super Coridor (EJSC) Bakorwil Madiun. Di situlah dia mendapatkan banyak kesempatan untuk bisa berkolaborasi dan berkembang.

Menurutnya, masalah dari belajar desain adalah soal berkomunitas. “Dulu sebelum ada MJC, saya kesulitan untuk sharing project, tapi setelah ada MJC, gak cuma sharing project, saya bahkan bisa bikin team agency baru bersama kenalan talenta dari MJC,” kata desain grafis 27 tahun ini.

Project pertama Oksta bersama MJC melalui East Java Super Coridor (EJSC) Madiun adalah membantu membuat desain packaging untuk sebuah produk keripik jamur. Team MJC menilai Oksta sebagai sosok yang disiplin pada waktu, semua karya berhasil dikerjakan selesai tepat waktu. Tak Cuma itu, lulusan Politeknik Negeri Madiun ini bahkan punya kesempatan untuk menjadi mentor di beberapa project MJC.

Bukan saja berbagi ilmu soal desain grafis, tapi kemampuan Oksta sebagai leader sekaligus diasah melalui program-program MJC. Sebagai mentor desain grafis di beberapa project, Oksta dituntut untuk bisa melatih para talenta-talenta design dan foto agar project dapat berjalan baik sesuai dengan yang dibutuhkan.

“Meski masih ada kekurangan, saya berharap MJC bersedia untuk memberikan saya kesempatan untuk menjadi mentor ke dua kali nya,” ungkap Oksta.

Kesempatan ini membawa Oksta lebih komitmen untuk terus berkarya di project pribadinya Oxtdesign. Ia juga mulai membangun kemampuannya bersama team dari EJSC Madiun untuk project branda.idea. Baginya karya desain bagus adalah ketika sebuah desain bisa “bersuara”, bisa dibaca, bisa dinikmati, bisa dipahami, mampu memengaruhi psikologi dari orang yang melihat.

“Desain grafis itu kompleks banget, banyak hal yang perlu dipelajari untuk memahami desain grafis walaupun desain, sederhana sekalipun,” jelasnya.

Baca Juga :  Pengguna Internet Rumah XL Home di Bandung Naik 200% Dalam Tempo 1 Tahun

Beberapa tokoh desain grafis menginspirasi Oksta. Untuk brand design, Oksta mengaku suka pada karya-karya Rio Purba dan Surianto Rustan. Sedang untuk karya digital lettering dirinya suka pada Muller Letter, Anocostra, dan lain lain. Karena itulah Oksta saat ini mendalami brand design dan digital lettering dengan genre victorian style.

Menurutnya, design graphis bukan sekadar rancangan gambar. Lebih dari itu, design graphis adalah bentuk komunikasi yang menggunakan elemen visual, seperti tulisan, bentuk, dan gambar untuk menyampaikan sebuah pesan. Itu kenapa, Oksta mengembangkan skillnya pada design produk.

Hobinya pada design graphis muncul sejak 2011 saat dia duduk di kelas 1 SMU. Bermula dari iseng bikin logo untuk nama kelas, Oksta yang saat itu belum punya PC dan laptop sendiri, bahkan sampai sewa computer di warnet. Menguasai program corel draw, semua dilakukan secara otodidak.

“Saya belajar sendiri dari buku-buka design graphis dan YouTube, karena gak bisa masuk DKV waktu itu,” pungkas lulusan Politeknik Negeri Madiun ini. (kj2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.