Dari Kiri ke Kanan : Kepala LPS II Provinsi Jawa Timur, Bambang S. Hidayat, Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Timur, Dudung Rudi Hendratna, Ibrahim, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur dan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Yunita Linda Sari. (kilasjatim.com/nova)
KILASJATIM.COM, Surabaya – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Yunita Linda Sari dalam acara Media Briefing dengan tema “Memperkuat Pilar Nusantara : Sinergi Jawa Timur dalam Menjaga Stabilitas, Menavigasi Tantangan, dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur yang Berkelanjutan” pada Rabu (14/5/2025) memaparkan Solidnya kinerja perbankan Jawa Timur pada Triwulan I 2025 tercermin dari pertumbuhan kredit sebesar 6,37% year-on-year (yoy) dengan total mencapai Rp 609 triliun. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 2,94% (yoy), mencapai Rp 793 triliun.
Stabilitas sektor perbankan juga terjaga dengan baik, tercermin dari rasio Non-Performing Loan (NPL) yang terkendali di angka 3,29% dan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) yang kuat sebesar 30,43%. Ketahanan likuiditas perbankan juga solid, dengan rasio AL/DPK sebesar 11,16% dan AL/NCD sebesar 52,62%.
Lebih lanjut, Yunita Linda Sari menjelaskan bahwa penyaluran kredit perbankan di Jawa Timur sebagian besar tersalurkan kepada tiga sektor utama, yaitu rumah tangga, perdagangan besar dan eceran, serta industri pengolahan. Berdasarkan kategori usaha, mayoritas kredit disalurkan kepada debitur non-UMKM, dengan total penyaluran hingga 31 Maret 2025 mencapai Rp 67,20 triliun.
Kinerja menggembirakan juga terlihat di pasar modal Jawa Timur. Jumlah emiten terus meningkat signifikan, dari 38 emiten pada tahun 2019 menjadi 58 emiten per Maret 2025. Total dana yang dihimpun melalui Initial Public Offering (IPO) mencapai Rp 15,2 triliun, dengan sebagian besar berasal dari sektor industri pengolahan.
“OJK Jawa Timur bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi Jawa Timur juga tengah membina 24 calon emiten melalui program inkubator,” ujarnya.
Secara keseluruhan, Yunita Linda Sari menegaskan bahwa solidnya kinerja sektor keuangan di Jawa Timur pada Triwulan I 2025 menjadi modal yang baik untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Upaya lain yang terus dilakukan adalah sosialisasi dan edukasi untuk mengembangkan pasar modal, termasuk pengenalan Securities Crowdfunding (SCF) sebagai alternatif pendanaan. Jumlah Single Investor Identification (SID) atau investor di pasar modal Jawa Timur juga termasuk dalam besar di Indonesia.
Sektor Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) juga menunjukkan tren positif. Kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi meningkat, dengan pertumbuhan premi asuransi sebesar 1,19% (yoy) menjadi Rp 20,83 triliun pada Triwulan IV 2024.
Total peserta asuransi juga meningkat signifikan sebesar 44,36% (yoy) menjadi 15.083 peserta per Triwulan III 2024. Kondisi industri asuransi jiwa dan umum tercatat jauh di atas threshold, masing-masing sebesar 466,4% dan 317,88%.
“Untuk industri dana pensiun di Jawa Timur, terdapat 10 dana pensiun dengan total aset netto per Maret 2025 sebesar Rp 4,36 triliun. Sementara itu, total outstanding penjaminan tercatat sebesar Rp 8,13 triliun,” pungkasnya. (nov)