Foto: kilasjatim/tqi
KILASJATIM.COM, Malang – Pinus berjajar disela semak, dingin dan suara gemericik air menggoda kami untuk melanjutkan perjalanan. Targetnya Coban Wagio yang masuk kawasan wisata Ledok Ombo, Poncokusumo, Kabupaten Malang, jaraknya 23 kilometer dari rumah.
Dalam grup WhatsApp disampaikan Minggu (3/9/2023) kumpul di lapangan, pukul 06.00. Datang tidak datang di tinggal. Dan seperti biasa, sejuta alasan membuat keberangkatan kami tertunda sampai setengah delapan.
Tak mudah mengkoordinir manusia. Dari beberapa, menjadi berlipat ganda, melibatkan empat mobil dan 10 motor, berboncengan. Sekitar enam puluh peserta kira-kira.
Tidak semua turut melanjutkan perjalanan dari Ledok Ombo ke Coban Wagio. Hanya 21 peserta. Sisanya menjaga barang bawaan kami, serta bermain di sungai tak jauh dari joglo tempat kami berkumpul.
Jalan yang lumayan menguras tenaga, dari merangkak ke tanah berbatu sampai turun ngesot, sebab terjalnya rute yang harus kami lalui.
Saling bantu ketika melintas sungai dan tanah gembur, berlumpur. Perjalanan ke Coban masih setengah jam menunjukkan pukul 10.27. Kami putuskan berhenti di Sabo Dam Intake Kali Lesti. Sebab tidak mungkin melanjutkan perjalanan yang jauhnya dua kali lipat jarak camp Ledok Ombo ke dam. Dengan waktu yang tinggal setengah hari.
Ada nada kecewa dari Dimas. “Adoh-adoh hanya sampai dam. Dengan wajah manyun.”
“Iya, tahu gitu kita ke Parang Tejo,” sahut Novan.
Ya bagaimana lagi. Kawan-kawan perempuan seperti Lidya dan Sava baru pertama kali ngetrip. Melihatnya ngos-ngosan dan beberapa kali jatuh. Lidya seperti nya terkilir, tapi tak berani bilang sakit. Saya tidak tega memaksanya jalan lebih jauh.
Menutup rasa ketidak puasan. Saya sarankan kapan-kapan ke sini lagi, ngetrip sendiri dengan segala persiapan lebih matang. Saya turut merasakan gejolak muda mereka, tapi tidak ada pilihan. Kompromi.
Sampai kembali ke gazebo, acara kami tutup dengan makan tidak lupa menikmati secangkir kopi. Selamat malam kawan, mungkin pekan depan kita bisa ngetrip bersama lagi. (tqi)
