KILASJATIM.COM, Sidoarjo – Puluhan warga Desa Gelam Kecamatan Candi yang tergabung dalam anggota Karang Taruna menggelar aksi demonstrasi di depan restoran MiGacoan di Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo, Jumat (24/1/2025). Mereka menolak rencana peralihan sistem parkir manual menjadi sistem berbasis mesin yang akan dikelola oleh PT Prama Jaya Arja.
Firman Al Farizi, Ketua Karang Taruna sekaligus koordinator pengelola parkir di MiGacoan Candi, menyatakan bahwa kebijakan ini berpotensi menghilangkan lapangan kerja bagi pemuda setempat.
“Kami menolak sistem parkir berbasis mesin yang dikelola oleh perusahaan. Kebijakan ini tidak hanya merugikan, tetapi juga mengancam perekonomian teman-teman Karang Taruna yang selama ini bergantung pada pekerjaan sebagai pengelola parkir manual,” tegas Firman kepada Kilasjatim.com.
Para demonstran membawa spanduk bertuliskan “Kami Menolak Peralihan Sistem Parkir Baru” sebagai bentuk protes atas kebijakan yang mereka nilai merugikan.
“Aksi ini adalah bentuk perjuangan kami. Jika perusahaan terkait tidak memberikan kejelasan atau melakukan sosialisasi terkait peralihan sistem parkir ini, kami akan terus menuntut hak kami,” tambah Firman.
Kepala Desa Gelam, Mochamad Muslich (56), turut hadir dalam aksi tersebut. Ia menyatakan dukungannya terhadap warga yang menolak sistem parkir berbasis mesin tersebut.
“Saya menolak keras kebijakan ini. Jangan ambil alih pengelolaan parkir dari Karang Taruna. Biarkan pengelolaan parkir di MiGacoan tetap menjadi hak warga Gelam sebagai bentuk pemberdayaan pemuda desa,” ujar Muslich.
Menurut Muslich, keberadaan sistem parkir manual yang dikelola Karang Taruna telah memberikan manfaat besar bagi masyarakat, terutama dalam mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan perekonomian warga.
“Kami siap duduk bersama untuk musyawarah. Kebijakan ini harus ditinjau ulang demi kepentingan masyarakat dan pemuda desa,” pungkasnya.
Di sisi lain, Agung, salah satu perwakilan PT Prama Jaya Arja yang bertugas memasang portal parkir di lokasi, mengaku tidak mengetahui adanya protes dari warga.
“Saya hanya menjalankan tugas untuk pemasangan portal ini. Terkait penolakan dari warga, saya tidak tahu sebelumnya,” ujar Agung singkat. (TAM)