KILASJATIM.COM, Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan bahwa Microsoft termasuk di antara perusahaan AS yang berminat untuk mengakuisisi TikTok. Langkah ini diharapkan dapat membantu aplikasi tersebut menghindari potensi larangan yang diperkirakan berlaku pada April mendatang.
Melansir AP, Rabu (29/1/2025), Trump juga menyebut bahwa beberapa perusahaan lain menunjukkan minat yang sama, meskipun ia tidak membeberkan daftar pihak-pihak tersebut.
“Saya suka persaingan dalam penawaran karena itu menghasilkan kesepakatan terbaik,” ucapnya.
Hingga saat ini, pihak Microsoft dan TikTok belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar terkait hal ini.
Sebagai salah satu kebijakan awal masa jabatannya, Trump memperpanjang batas waktu TikTok untuk menemukan pemilik baru dari 19 Januari 2024 menjadi 4 April 2024, memberikan tambahan waktu selama 75 hari.
Trump juga mengungkap keinginannya agar pembeli utama memberikan 50% saham perusahaan kepada AS. Namun, perincian terkait skema ini belum sepenuhnya jelas, termasuk apakah pengendalian aplikasi akan diserahkan kepada pemerintah atau entitas lain di AS.
Menurut sumber yang mengetahui masalah ini, startup AI Perplexity AI telah mengajukan proposal kepada ByteDance, induk TikTok yang berbasis di Tiongkok. Proposal tersebut memungkinkan pemerintah AS memiliki hingga 50% kepemilikan pada entitas baru hasil gabungan bisnis TikTok di AS dengan Perplexity AI.
Beberapa tokoh lain, seperti miliarder Frank McCourt dan mantan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, juga secara terbuka menunjukkan minat untuk mengakuisisi TikTok di AS. Trump mengaku telah berbicara secara pribadi dengan banyak pihak mengenai kemungkinan akuisisi tersebut.
Meskipun undang-undang bipartisan terkait TikTok telah disahkan pada April oleh mantan Presiden Joe Biden, ByteDance sebelumnya menyatakan tidak berencana menjual platform tersebut. Mereka bahkan berupaya melawan aturan tersebut di pengadilan selama beberapa bulan. Sementara itu, meski pada awalnya menentang, pemerintah Tiongkok belakangan terlihat melunak dalam sikapnya terkait potensi divestasi TikTok.
Ketua General Atlantic Bill Ford, sekaligus anggota dewan ByteDance, menyatakan bahwa perusahaan tersebut terbuka untuk bekerja sama dengan pemerintah AS dan Tiongkok guna menemukan solusi yang memungkinkan TikTok tetap beroperasi. Dia juga mengusulkan opsi alternatif selain divestasi penuh oleh ByteDance.
Masalah keamanan nasional terus menjadi perhatian utama para pembuat kebijakan di AS. Kepemilikan TikTok oleh perusahaan Tiongkok dianggap berpotensi menimbulkan manipulasi terhadap lebih dari 170 juta penggunanya di AS.
Trump sempat mendukung pelarangan TikTok sebelum akhirnya mengubah pandangannya. Dia menilai, platform tersebut mampu membantunya menarik perhatian pemilih muda dalam pemilu presiden terakhir.
Microsoft pernah bermitra dengan Walmart untuk mengajukan tawaran akuisisi TikTok pada periode pertama pemerintahan Trump, meskipun upaya tersebut tidak berhasil. CEO Microsoft, Satya Nadella, kemudian menyebut pengalaman tersebut sebagai salah satu hal paling aneh yang pernah ia alami dalam kariernya. (pur)