KILASJATIM.COM, Kediri – Ratusan mahasiswa Universitas Nusantara PGRI (UN PGRI) Kediri menggelar aksi protes di kampus untuk menuntut transparansi anggaran dan tindak lanjut pembangunan Gedung Cakrawala Mandala, sebuah gedung belajar 7 lantai yang dinilai mangkrak selama 6 bulan terakhir.
Dalam aksi tersebut, mahasiswa menyampaikan empat poin tuntutan utama. Mereka menuntut transparansi anggaran terkait Gedung Cakrawala Mandala, pelebaran musala di kampus 1, serta percepatan pencairan dana kemahasiswaan.
Presiden Mahasiswa BEM UN PGRI Kediri, Lucky Alan Musthofa, menyatakan bahwa mahasiswa membutuhkan kejelasan terkait anggaran yang telah dialokasikan untuk pembangunan gedung tersebut. “Sampai saat ini belum ada tindak lanjut apa pun terkait pembangunan gedung 7 lantai tersebut,” ujarnya.
Selain masalah gedung, Lucky juga menyoroti fasilitas kampus 1 yang dinilai kurang memadai, terutama musala yang sering tidak cukup menampung mahasiswa saat salat Jumat.
Berdasarkan informasi yang beredar, peletakan batu pertama pembangunan gedung 7 lantai itu dilakukan pada tahun 2022 dan dijadwalkan selesai dalam waktu dua tahun. Namun, hingga kini, progres pembangunan belum terealisasi.
Mahasiswa juga menuntut pencairan dana kemahasiswaan yang seharusnya dicairkan dua kali dalam sebulan, yakni di awal dan pertengahan bulan. Namun, pencairan tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya.
“Pencairan tahap ketiga seharusnya sudah direalisasikan, namun sampai sekarang belum cair. Bahkan untuk tahap keempat yang seharusnya sudah waktunya, juga belum dicairkan,” tambah Lucky.
Menanggapi aksi tersebut, Rektor UN PGRI Kediri, Zainal Afandi, menyatakan keprihatinannya. Ia mengakui bahwa tuntutan mahasiswa masuk akal dan wajar karena setiap mahasiswa berhak mendapatkan fasilitas perkuliahan yang layak.
“Kami berkomitmen untuk memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut,” tegas Zainal.
Terkait dana kemahasiswaan, Zainal mengatakan akan segera berkoordinasi dengan pihak yayasan dan wakil rektor. Sedangkan mengenai mandeknya pembangunan Gedung Cakrawala Mandala, ia mengakui adanya kendala teknis dan permintaan dari yayasan yang sulit direalisasikan.
“Saya memahami ini sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa. Sebagai pimpinan, saya juga merasa malu jika mahasiswa tidak mendapatkan layanan yang layak,” tambahnya.
Aksi protes ini muncul setelah audiensi antara mahasiswa, pihak rektorat, dan yayasan sebelumnya tidak membuahkan hasil. Mahasiswa berharap pihak kampus segera merealisasikan tuntutan mereka demi peningkatan kualitas pendidikan di UN PGRI Kediri.