Para oembucara saat acara Temu Media dengan tema “Sinergi Berkesinambungan Untuk Menjaga Stabilitas dalam Menghadapi Tantangan Global Tahun 2025”, Ranu (6/11/2024) di Surabaya. (kilasjatim.com/nova)
KILASJATIM.CIM, Surabaya – Kantor Perwakilan Lembaga Penjamin Simpanan II berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Kantor OJK Provinsi Jawa Timur,Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur, Direktorat Jenderal Pajak Jawa Timur (DJP Kemenkeu) dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur (DJPb Kemenkeu), bersinergi secara berkesinambungan dalam upaya menjaga stabilitas memghadapi tantangan global 2025.
Hal tersebut disampaikan saat acara Temu Media dengan tema “Sinergi Berkesinambungan Untuk Menjaga Stabilitas dalam Menghadapi Tantangan Global Tahun 2025”, Ranu (6/11/2024) di Surabaya.
Kepala Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur merangkap Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Timur I, Sigit Danang Joyo dan Kepala Kantor Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Jawa Timur, Didyk Choiroel menyampaikan bahwa Kinerja Ekonomi Jawa Timur tetap terjaga dengan Pertumbuhan yang terakselerasi di Triwulan III 2024 sebesar 4,91% (yoy) didorong oleh peningkatan ekspor dan tingginya permintaan domestik.
Tingkat kemiskinan sebesar 9,79% Jawa Timur menurun 0,56% jika dibandingkan periode Maret 2023. Angka prevelansi stunting Jawa Timur tahun 2024 sebesar 6,10% lebih rendah dari target yang ditetapkan sebesar 14%. Kemudian Pendapatan Negara sampai 31 Oktober 2024 sebanyak Rp211,65 Triliun mencakup Pendapatan Pajak Rp96,96 Triliun, Bea Cukai Rp107,93 Triliun, serta PNBP Rp6,76 Triliun.
Sigit Danangjoyo, Kepala Kanwil DJP I-Kepala Kanwil Kemenkeu Provinsi Jatim memaparkan, bahwa di tengah volatilitas pasar keuangan, tekanan capital outflow akibat pelemahan nilai tukar, penurunan suku bunga The Federal Reserve dan tensi geopolitik global yang menyebabkan ketidakpastian perekonomian, pasar modal nyatanya masih menunjukkan perkembangan baik.
“Sampai Agustus 2024, jumlah Single Investor Identification (SID) Saham meningkat menjadi 787.955 SID atau tumbuh 20,02 persen (YoY),sedangkan SID Surat Berharga Negara (SBN) meningkat menjadi 153.877 SID atau tumbuh 20,49 persen (YoY) dan SID Reksadana meningkat menjadi 1.630.223 SID atau tumbuh 13,85 persen (YoY).Pada Agustus 2024, nilai transaksi saham di Jatim sebesar Rp23,94 triliun atau menurun 8,07 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” urainya.
Sementara itu , M. Noor Nugroho Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, menyatakan optimisme perekonomian Jawa Timur tahun 2024 yang tetap kuat, kendati melambat dibanding triwulan sebelumnya.
Lembaga lintas keuangan di Jawa Timur dalam paparannya di acara temu media, di Syrabaya Rabu (6/11/2024) (kilasjatim.com/nova)
Ekonomi Jawa Timur pada Triwulan III 2024 tercatat tumbuh 4,91% (yoy), melambat dibandingkan capaian triwulan sebelumnya yaitu sebesar 4,98% (yoy). Perlambatan kinerja ekonomi Jawa Timur pada Triwulan III 2024 terutama disebabkan moderasi net ekspor yang dipengaruhi oleh kenaikan impor terutama pada kelompok bahan baku, termasuk besi baja.
Namun demikian Nugroho mengatakan perekonomian Indonesia mampu bertahan dan tumbuh solid 4,95 persen hingga triwulan III 2024 year on year (YoY). Diperkirakan angka ini semakin menguat pada 2024 akhir dalam rentang proyeksi 4,7 persen hingga 5,5 persen YoY.
“Pertumbuhan ini terutama didorong oleh solidnya permintaan domestik dan ekspor,” terang Nugroho saat paparan bersama lintas lembaga keuangan di Surabaya, Rabu (6/11/2024).
Namun demikian, ia memastikan pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk mendorong pertumbuhan dari sisi permintaan maupun penawaran. Disebutkan tingkat IHK (Indeks Harga Konsumen) Nasional 2024 diperkirakan masih tetap terjaga dalam rentang sasaran 2,5 – (+-) 1 persen. Perkembangan terkini pada Oktober 2024, inflasi IHK nasional berada di tingkat 1,1 persen.
“Ini lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang masih sekitar 1,84 persen. Dan perlambatan laju inflasi nasional ini didorong oleh penurunan laju inflasi komoditas pangan, sejalan dengan membaiknya kinerja produksi didukung juga oleh cuaca yang lebih baik dibandingkan sebelumnya,” jelasnya.
Eko mengatakan, adanya upaya ekstra pengendalian inflasi baik melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) ataupun upaya lainnya dapat menekan laju inflasi.
Berdasarkan perkembangan tersebut, Bank Indonesia yakin inflasi tetap terkendali dalam sasarannya hingga akhir tahun 2024.
Di sisi lain, inflasi di Amerika diperkirakan akan semakin mendekati sasaran inflasi jangka menengah sekitar 2 persen. Beberapa bank sentral lain juga telah menurunkan suku bunga.
“Berbagai perkembangan ini, mendorong aliran modal masuk asing ke berbagai negara termasuk Indonesia, walaupun relatif kecil kalau dibandingkan China, namun in flow ini cukup berarti dalam menjaga stabilitas kita,” tandasnya.
Sebagai respon atas eskalasi global, Rapat Dewan Gubernur BI juga telah menetapkan BI Rate tetap sebesar 6 persen.
“Kita fokus terhadap kebijakan yang dilakukan antara lain penguatan strategi operasi moneter pro market untuk menarik berlanjutnya aliran modal asing untuk mendukung stabilitas nilai tukar rupiah dan efektivitas transimisi kebijakan moneter,” paparnya.
Yunita Lindasari, Kepala OJK Jatim pada kesempatan yang sama menuturkan, untuk menjaga ketahanan ekonomi nasional di tengah situasi global, OJK memastikan bahwa industri jasa keuangan dan lembaga jasa keuangan harus bersinergi sangat kuat agar tetap beroperasi dengan baik.
“Kita akan terus memastikan LJK (Lembaga Jasa Keuangan, red) kita, kuat secara fundamental maupun pengecekan dan juga audit atau pengawasan. Jika ada tanda-tanda terpengaruh, kita juga bisa perketat lagi,” kata Yunita seraya menambahkan, yang sedikit terpengaruh adalah pasar modal kita karena berkiblat pada keadaan di Amerika,” sambungnya.
Yunita juga menyampaikan paparan kinerja OJK Jatim. Tercatat hingga September 2024 kemarin, kinerja intermediasi Jatim masih melanjutkan pertumbuhan yang solid. Kredit tumbuh sebesar 7,66 persen (YoY) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 6,10 persen (YoY).
Permodalan dinilai kuat dengan CAR sebesar 30,27 persen dan risiko kredit termitigasi dengan rasio NPL sebesar 3,04 persen. Begitu pula, rasio likuiditas yang diukur dengan AL/DPK dan AL/NCD terjaga di atas threshold.
Di Jatim, jumlah emiten IPO semakin tumbuh menjadi 53 emiten pada September 2024. Angka ini naik 51,43 persen dari tahun 2019. Dengan total dana terhimpun Rp130,74 triliun atau tumbuh 153,21 persen dari tahun 2019 yang saat itu sebesar Rp5,43 triliun.
Pada kesempatan tersebut Bambang Samsul Hidayat, Kepala Kantor Perwakilan LPS II, menyampaikan pihaknya telah membangun Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
“Komite ini bertujuan menyelenggarakan pencegahan dan penanganan krisis sistem keuangan untuk melaksanakan kepentingan dan ketahanan negara di bidang perekonomian. KSSK bertugas melakukan koordinasi dalam rangka pemantauan dan pemeliharaan stabilitas sistem keuangan, melakukan penanganan krisis sistem keuangan, dan melakukan koordinasi penanganan permasalahan bank sistemik baik dalam kondisi stabilitas sistem keuangan normal maupun kondisi krisis sistem keuangan,” pungkasnya. (nov)