Layanan Bongkar Muat Kapal Memburuk, Perusahaan Pelayaran dan Pedagang Tekor

oleh -680 Dilihat
????????????????????????????????????

KILASJATIM.COM, Surabaya – Layanan bongkar muat petikemas di sejumlah pelabuhan utama di Indonesia mengalami penurunan kinerja yang berdampak pada meningkatnya masa tunggu kapal untuk berlabuh serta lambatnya proses bongkar muat. Akibatnya, aktivitas bongkar muat petikemas mengalami keterlambatan 1-2 hari dari jadwal yang telah ditetapkan, menyebabkan kapal juga tertunda untuk kembali ke asalnya.

Menjelang periode Lebaran yang merupakan masa puncak aktivitas logistik, kondisi ini berpotensi menimbulkan kelangkaan kontainer yang dapat merugikan banyak pihak.

Kendala Peralatan dan Kapasitas Bongkar Muat

Direktur Namarin Institute, Siswanto Rusdi, mengungkapkan bahwa faktor utama permasalahan ini adalah peralatan bongkar muat yang sudah tua dan sering mengalami kerusakan. Selain itu, jumlah crane yang tersedia belum mencukupi kebutuhan, sehingga kapasitas bongkar muat menjadi rendah. “Kondisi ini terjadi di terminal-terminal petikemas yang sibuk seperti Bitung, Semarang, Makassar, dan Banjarmasin,” ujar Siswanto di Jakarta, Senin (10/3).

Menurut Siswanto, pihaknya telah menerima banyak keluhan dari perusahaan pelayaran dan forwarder di daerah terkait kondisi ini kepada pengelola terminal petikemas Pelindo. Namun, hingga kini, respons yang diberikan belum memadai. Akibatnya, masa tunggu kapal atau Port Stay tetap panjang, dan para pengguna jasa, termasuk perusahaan pelayaran, forwarding, serta pedagang di daerah, harus menanggung biaya operasional yang meningkat.

Sebagai lembaga kajian di industri pelayaran nasional, Namarin Institute terus menerima berbagai informasi dari para pelaku usaha terkait persoalan yang terjadi di sejumlah pelabuhan terminal petikemas. Siswanto menegaskan bahwa keluhan utama saat ini adalah layanan yang lambat serta antrean panjang bagi kapal yang sudah tiba di pelabuhan. Kondisi ini menjadi semakin krusial mengingat kebutuhan layanan bongkar muat yang cepat untuk mendukung distribusi logistik selama Ramadan dan Lebaran.

Baca Juga :  Silaturahmi Ramadhan ke Tegaldimo, Bupati Banyuwangi Pantau Pembangunan Insfrastruktur

“Layanan di terminal petikemas Pelindo saat ini tidak sebanding dengan investasi besar yang telah dilakukan untuk meningkatkan kapasitas serta kualitas bongkar muat petikemas. Pelindo harus berani melakukan evaluasi dan mengaudit kinerja setiap pelabuhan, terutama terhadap vendor-vendor terminal petikemas yang tidak memenuhi standar,” tegas Siswanto.

Alat Tua dan SDM Terbatas

Menurunnya kinerja bongkar muat juga mendapat perhatian serius dari Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA) Perwakilan Sulawesi Utara, Ramlan Ifran. Menurutnya, kondisi ini sangat berdampak terhadap kelancaran distribusi barang ke konsumen yang semakin terhambat.

“Dengan peralatan yang sudah tua dan keterbatasan tenaga kerja terampil, proses bongkar muat menjadi sangat lambat. Akibatnya, barang membutuhkan waktu lebih lama untuk sampai ke tangan konsumen,” kata Ramlan dalam sebuah wawancara.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa keterlambatan bongkar muat berdampak langsung pada harga barang. “Jika barang terlambat sampai ke konsumen, maka harga pasti naik. Hal ini bisa terjadi karena membengkaknya biaya operasional atau kebutuhan mendesak yang memerlukan pengiriman lebih cepat,” jelasnya.

Untuk mengatasi masalah ini, Ramlan menyarankan adanya penambahan alat bongkar muat yang lebih modern serta perawatan berkala terhadap peralatan yang ada. Selain itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) juga sangat diperlukan agar proses bongkar muat bisa lebih efisien.

“Solusinya adalah penambahan alat bongkar muat yang memadai serta perawatan dan pembaruan yang rutin. SDM juga harus diberikan pelatihan agar dapat bekerja lebih cepat dan efektif,” tambahnya.

Ramlan berharap pemerintah dan pihak terkait segera merespons kondisi ini dengan langkah konkret agar kinerja bongkar muat dapat meningkat dan distribusi barang ke konsumen bisa berjalan lebih lancar. (red)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.