KILASJATIM.COM, SURABAYA – Sosok Bung Tomo dan sisi heroismenya dipentaskan oleh Yayasan Surabaya Juang dalam lakon Bung Tomo Pandu Garuda, Sabtu (30/11/2024) di Tugu Pahlawan Surabaya. Pementasan ini merupakan hasil kolaborasi seniman pertunjukan Jawa Timur.
“Yayasan Surabaya Juang menghidupkan kembali sosok Sutomo atau kemudian dikenal sebagai Bung Tomo, dalam pementasan teater. Sebagai upaya menggugah kesadaran publik tentang makna kepahlawanan. Sekaligus juga memperkenalkan teladan seorang insan yang disebut pahlawan,” terang Heri ‘Lento’ Prasetyo pembina Yayasan Surabaya Juang.
Pementasan yang melibatkan sekurangnya 400 aktor itu tidak hanya tentang sisi heroik Bung Tomo saat berorasi, tetapi kisah perjalanan hidupnya pun disajikan dalam naskah lakon Bung Tomo Pandu Garuda tersebut. Rasa cinta tanah air Bung Tomo lahir dari bumi kepanduan Indonesia. Usianya masih 25 tahun kala Surabaya digempur Sekutu dan NICA. Tapi kemampuan berorasinya membakar semangat juang, pantang mundur. Maju dengan pekik: Merdeka!!!.
Bung Tomo juga dikenal berjuang sebagai jurnalis sejak masa pergerakan, pendudukan Jepang, hingga pertempuran Surabaya guna mempertahankan kemerdekaan. Bung Tomo pula yang jadi saksi sekaligus ikut melindungi Abdul Wahab Saleh, wartawan foto dari Antara. Abdul Wahab merupakan wartawan pertama yang jadi korban persekusi sejak era kemerdekaan.
Bung Tomo pula yang merajut kebhinekaan. Menumbuhkan kesadaran sebagai sesama anak bangsa di kalangan pejuang. Sehingga mereka turut mempertahankan kemerdekaan Indonesia kala itu. “Nasionalisme Sutomo lahir dari kepanduan Indonesia. Lewat orasinya ia mempersatukan banyak pihak. Itulah makna dari tema pementasan yang kami sajikan: Bung Tomo Pandu Garuda,” lanjut Heri.
Pementasan Bung Tomo Pandu Garuda pun menampilkan sisi romantisme Bung Tomo. Dibaliki heroisme dan kepahlawannya, Arek Suroboyo ini juga memiliki kisah manis, ketika mempersunting istrinya, Sulistina. Sang istri inilah yang menjadi penyemangat hidup. Dia pula yang mengiring kepergian Bung Tomo ke tanah suci. Perjalanan berhaji pertama sekaligus terakhirnya.
Bung Tomo telah pergi. Tapi namanya abadi dan senantiasa dikenang. Dari pementasan Bung Tomo Pandu Garuda, nilai-nilai kepahlawanan itu dapat dilihat dari sosoknya. Tidak hanya berjuang, berorasi, atau bahkan berani mati. Bung Tomo juga menyiratkan kekuatan wawasan, ketegasan, dan berbagai aspek lainnya.
Dijadwalkan, pementasan teater ini dimeriahkan sejumkah seniman, diantaranya Pritta Kartika The Voice Indonesia, Proborini Sinden Joss, Aya The Voice All Stars, Cak Tawar Cs, Higayon Singer, dan Spentyven Starlight Choir. Juga bakal tampil kolaborasi komunitas seni diantaranya, Sanggar Karawitan Baladewa Surabaya, Surabaya Menari, Rooderbrug Surabaya, Baya Runcing, ZR Dance, Pandu Siwi, East Java CG, Senopati, Museum TNI AL, dan Klompens.(tok)