KILASJATIM.COM, Jakarta – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendesak pemerintah mengevaluasi pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) setelah maraknya kasus keracunan massal pada anak.
Wakil Ketua KPAI Jasra Putra menilai tren keracunan makanan pada siswa justru meningkat. “Satu kasus anak keracunan saja sudah banyak bagi KPAI. Pemerintah perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program MBG,” ujarnya dilansir dari lamn KPAI, Rabu (24/9/2025).
Menurut Jasra, tubuh anak jauh lebih rentan dibanding orang dewasa. Kondisi ini diperparah jika orang tua kurang peka terhadap keluhan kesehatan anak.
“Anak sulit mendeskripsikan sakit yang dirasakan. Jika keluarga tidak cukup perhatian, masalah bisa terabaikan,” katanya.
Di sisi lain, Badan Gizi Nasional (BGN) memutuskan menghentikan sementara program MBG setelah kasus dugaan keracunan massal yang menimpa 301 siswa di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Senin (22/9).
Kepala BGN Dadan Hindayana menjelaskan, penghentian dilakukan untuk evaluasi menyeluruh. Ia mengakui dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Cipongkor masih tergolong baru dan seharusnya dijalankan bertahap.
“Seharusnya dimulai dari dua hingga tiga sekolah dulu sebelum melayani dalam jumlah besar. Karena langsung memasak untuk banyak sekolah, muncul kendala teknis yang memicu masalah,” jelasnya.
Dengan evaluasi ini, pemerintah diharapkan bisa memastikan program MBG tetap berjalan, namun lebih aman dan sesuai standar gizi serta kesehatan anak. (cit)









