Ketua Komnas KIPI : AstraZeneca Aman Digunakan Vaksinasi, Kasus Pasca Imunisasi Semakin Menurun

oleh -682 Dilihat

Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, SpA(K), M.TropPaed – Ketua Komnas KIPI bersama Salsabila Syaira – pembawa acara  tentang AstraZeneca Aman,  Selasa, 25 Mei 2021 di Jakarta.

KILASJATIM.COM, Jakarta – Pemerintah berupaya hati hati dan melakukan pengawasan secara terus menerus program pelaksanaan vaksin covid 19 untuk melindungi masyarakat.

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah kejadian medis yang diduga terkait dengan vaksinasi AstraZeneca baru-baru ini telah terkonfirmasi tidak berkaitan langsung dengan vaksin tersebut.

Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A (K)., M.TropPaed., Ketua Komnas KIPI menegaskan hal tersebut . Menurutnya
data-data yang sudah dikumpulkan Komnas KIPI telah dibandingkan dengan hasil uji klinik vaksin AstraZeneca, hasilnya bisa disimpulkan kasus tersebut disebabkan oleh penyebab lain, tidak terkait dengan vaksin AstraZeneca.

“Kasus KIPI terakhir yang sudah kami investigasi, setelah mengkaji data rekam medis pasien dan pemeriksaan laboratorium, bisa disimpulkan kasus tersebut tidak terkait dengan vaksin AstraZeneca,” jelas Prof. Hindra, pada Dialog Produktif yang diselenggarakan KPCPEN Selasa (25/6).

Prof. Hindra melanjutkan, proporsi KIPI yang dilaporkan masyarakat Indonesia mengenai AstraZeneca lebih rendah daripada data hasil uji klinik fase I-III vaksin tersebut. Oleh karena itulah AstraZeneca aman digunakan.

Hal ini diperkuat keterangan dr. Ellen Sianipar, Sp.A(K), Ketua Komda PP KIPI Provinsi DKI Jakarta.

“Sampai kini KIPI yang ditemukan khususnya di DKI Jakarta masih bersifat ringan seperti demam yang kemudian bisa hilang dengan sendirinya setelah satu dua hari,” ujarnya seraya menambahkan sebelumnya AstraZeneca sudah dipakai untuk vaksinasi anggota TNI dan Polri sejak akhir Maret lalu.

“Untuk masyarakat umum memang baru dipakai pada bulan Mei. Sampai sekarang vaksinasi menggunakan  AstraZeneca masih berlangsung dan saya harap masyarakat masih percaya dengan vaksin tersebut,” tegas dr. Ellen.

Baca Juga :  Gelar Sub PIN Polio Putaran Kedua, Pemkab Sidoarjo Targetkan Sidoarjo Bebas Polio

Gejala-gejala yang perlu diperhatikan menurut Prof. Hindra adalah sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, sesak napas, sakit perut, dan pembengkakan tungkai.

“Kalau itu terjadi, segera melapor supaya bisa diberi petunjuk apakah perlu dirujuk ke rumah sakit atau tidak,” tandasnya.

Sementara dr. Jane Soepardi, MPH., Dsc, pakar imunisasi menyarankan agar masyarakat jujur mengatakan ada masalah kesehatan, karena akan sangat
membantu sekali.

“Apabila sakit, sebaiknya kita berobat terlebih dahulu sebelum divaksinasi. Karena vaksinnya takutnya nanti mubazir di dalam tubuh kita sehingga tidak efektif membentuk antibodi. Akibat lainnya, apabila seseorang jatuh sakit dan diduga terkait vaksinasi bisa memperlama program vaksinasi,” ujar dr. Jane Soepardi.

Menurut dr. Jane, vaksin AstraZeneca adalah vaksin yang saat ini paling banyak digunakan di seluruh dunia. Jumlah kasus global saat ini pun sudah mulai menurun karena adanya program vaksinasi global saat ini.

“Kasus COVID-19 seperti di Amerika dan Eropa yang dulunya tinggi, kini sudah turun,” imbuhnya.

Yang harus diingat juga oleh masyarakat, kemungkinan kita tertular COVID-19 masih ada karena vaksin tidak memproteksi kita seratus persen. Artinya kita tetap harus menjaga protokol
kesehatan untuk menjaga diri kita dan orang lain,” tutup dr. Jane.

Perlu diketahui oleh masyarakat pula bahwa KIPI setelah divaksinasi AstraZeneca pada kelompok lanjut usia lebih rendah dibandingkan kelompok umur lainnya.

“Justru kalau merujuk hasil penelitian yang ada, vaksin AstraZeneca lebih aman diberikan kepada lansia. Angka di Inggris, angka kematian, sakit berat, dan dirawat dirumah sakit telah menurun,” pungkas Prof Hindra. (kj2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.