Kerapan Sapi Brujul Merupakan Aset Pariwisata Jatim  

oleh -1408 Dilihat
Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak foto bersama warga Kota Probolinggo yang menyaksikan Festival Kerapan Sapi Brujul. (Ist).

KILASJATIM.COM, Probolinggo – Festival Kerapan Sapi Brujul yang merupakan ikon budaya Kota Probolinggo adalah aset berharga bagi pariwisata di Jawa Timur (Jatim). Budaya tersebut merupakan anugerah yang luar biasa dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

“Keunikan tradisinya ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda,” tukas Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak saat menyaksikan secara langsung Festival Kerapan Sapi Brujul di Lapangan Kerapan Sapi Brujul, Jl. Kyai Syafii, Kota Probolinggo, Minggu 20 Oktober 2019 sore.

Festival Kerapan Sapi Brujul turut ambil bagian dalam memeriahkan peringatan Hari Jadi ke 74 Provinsi Jatim. Sebanyak 50 pasang sapi ikut menjadi peserta dan saling beradu cepat di lapangan berlumpur berukuran 135 x 25 meter dengan kedalaman 50 centimeter dengan dipandu seorang joki.

Menurut Emil, sapaan lekat Wagub Jatim, Kerapan Sapi Brujul memiliki tingkat kesulitan yang sangat tinggi. Dimana, seperti diketahui bahwa untuk membajak sawah di tanah berlumpur sudah cukup susah bagi sapi, apalagi jika harus berlari atau adu balap. Oleh sebab itu, tradisi ini harus terus dijaga dan dilestarikan khususnya untuk menarik para wisatawan baik nasional maupun mancanegara.

BACA JUGA: Festival Pop Singer Mandarin Wujud Pelestarian Budaya

Emil menjelaskan, beberapa waktu lalu dirinya telah bertemu dengan Ketua Menteri Melaka Malaysia untuk membahas sinergi pariwisata antara Jatim-Melaka. Salah satu potensi pariwisata yang ditawarkan yaitu Bromo-Tengger-Semeru (BTS).

Di samping itu, potensi wisata lain di Probolinggo seperti Gili Ketapang, juga bisa dimaksimalkan untuk menarik wisatawan mancanegara. Khususnya lewat Kapal Pesiar “Cruise” yang biasanya singgah di pelabuhan Probolinggo.

“Para wisatawan mancanegara yang turun di Probolinggo lewat cruise bisa diajak ke Bromo Tengger. Apalagi, jika ditunjang dengan tradisi budaya Kerapan Sapi Brujul yang bisa dijadikan kalender event pariwisata di Probolinggo. Tentunya, ini peluang yang harus digarap dengan serius,” urai mantan Bupati Trenggalek ini.

Baca Juga :  Hadiri Upacara Parade dan Defile HUT TNI AL ke-78, Wagub Emil: Jayalah di Laut, Terus Melaju untuk Indonesia Maju

Emil berharap, dengan adanya kalender event pariwisata seperi Festival Kerapan Sapi Brujul serta potensi wisata alam yang indah akan mampu menarik para wisatawan berkunjung ke Kota Probolinggo. Terlebih lagi, juga ditunjang dengan akses jalan yang cukup mudah menuju Kota Probolinggo baik lewat tol maupun pelabuhan.

BACA JUGA: Jumlah Perusahaan Tekstil di Indonesia Cenderung Menyusut

“Kita telah memproyeksikan bahwa pengembangan kawasan industri juga kompetitif diakukan di Probolinggo. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Probolinggo memiliki potensi yang luar biasa. Semoga ke depan Kota Probolinggo terus maju dan berkembang sehingga masyarakatnya bisa makin sejahtera,” pungkas Emil.

Sementara itu, Wali Kota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin mengatakan, bahwa Kerapan Sapi Brujul telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda milik Kota Probolinggo. Oleh sebab itu, lewat hal ini diharapkan Kerapan Sapi Brujul bisa lebih ditingkatkan gaungnya di level  regional hingga nasional.

Kerapan Sapi Brujul sendiri, lanjut Habib Hadi, sebenarnya merupakan kebiasaan para petani yang hendak membajak sawah. Untuk menghilangkan kejenuhan, kepenatan, meski tidak ada hadiah pada waktu itu karapan ini tetap menarik masyarakat hingga sekarang.

“Kerapan Sapi Brujul ini sudah menjadi hak paten milik Kota Probolinggo. Mari kita jaga jangan sampai kegiatan yang sudah baik dimanfaatkan dengan kegiatan yang tidak baik. Jaga tradisi dengan baik, karena ini sebagian dari budaya yang dimiliki warga Kota Probolinggo,” tutupnya. (*/kj1)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.