Foto: Tqi
KILASJATIM.COM, Malang – Sore selepas hujan, kami mengulik pertunjukan Cakramastaka, Seni Drama dan Tari (Sendratari) Ramayana yang diperankan para profesor di Graha Cakrawala, dalam acara Lustrum Ke-XIV Dies Natalis Ke-70 Universitas Negeri Malang (UM), Jumat (18/10/2024) lalu.
“Aku kan duduk lima kursi dari para undangan. Pas kulihat Pak Rektor terlihat keren main sayang. Tidak setua biasanya. Apalagi di foto. Teman-temanku juga bilang begitu,” kata Kakak yang menyaksikan pertunjukan bersama kawannya.
Menurut temannya, Regina mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, asal NTB mengaku salut dengan penampilan Rektor UM, Prof. Dr. Hariyono, M.Pd yang berperan sebagai Raja Janaka dalam sendratari Ramayana. Terlihat lebih gagah dan menjiwai penampilannya.
“Ini pertama kali lihat pertunjukan wayang orang. Apalagi yang main orang top semua, dari rektor sampai dekan. Kapan lagi?” katanya usai menyaksikan pertunjukan berdurasi sekitar dua jam.
Pertunjukan yang melibatkan 80 pemain dan pemusik, merupakan kolaborasi antara rektor, wakil rektor, dekan, dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa UM. Meski tidak semuanya orang seni, tapi seluruh penari nampak berusaha tampil maksimal. Meski beberapa ada yang salah gerakan, tidak membuat penonton kecewa. Malah sebaliknya menyemangati dan bertepuk tangan. Ya, mereka semua orang sibuk, dengan rutinitas luar biasa padat. Namun, masih menyempatkan diri untuk berlatih, menari.
Dalam obrolan petang yang hujan. Kami membahas komentar orang-orang yang dijumpai selama pertunjukan. Hampir semua mengaku salut dengan pentas tersebut. Sebab kita sendiri belum tentu bisa menari seperti itu.
“Ini yang tampil para profesor lho. Kapan lagi kita bisa menyaksikan sendratari seperti ini,” kata Rita ibu dari mahasiswa jurusan pendidikan seni tari yang hadir bersama putranya.
Ibu satu anak ini tak henti-henti memuji make-up penari. Bagaimana make-up bisa mengubah penampilan seseorang yang biasanya tampak galak, kalem jadi lebih gagah dan berwibawa.
“Pas nari, badannya tegap. Beda sama pas upacara penerimaan Maba. Pasti butuh latihan ekstra,” ucap kakak, sambil menunjukkan foto pertunjukan di layar hape-nya.
Ya, sebagai satu dari ribuan penonton yang menyaksikan pertunjukan tersebut. Saya senang, melihat aksi para punggawa yang dulu menjadi kawan diskusi di rumah penulis Ratna Indraswari Ibrahim, membahas cerita Ramayana. Kini tampil membawakan cerita tersebut, ketika usia sudah tidak muda lagi.
“Acara ini bukan hanya merayakan Dies Natalis UM, tetapi juga menjaga kekayaan budaya Indonesia. Semoga cinta yang kita miliki kepada UM dan bangsa ini terus tumbuh, membawa UM menuju prestasi yang mendunia,” pesan Prof. Hariyono di akhir pertunjukan.
Amin, semoga apa yang dicita-citakan terkabul. Untuk kebaikan negeri ini. (tqi)