Kabar Gembira Bagi Pasien Neuro Emergency, PERSPEBSI Meluncurkan Pelatihan Skill Manajemen

oleh -426 Dilihat

Dari kiri ske kanan : dr Agus C. Anab, Prof. Dr. dr.Ahmad Faried, Dr. dr. Farhad Balafif dan dr. Iwan, jajaran tim dokter  dari Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (PERSPEBSI) yang akan memberikan pelatihan untuk menangani kasus neuroemergency, Sabtu (27/5/2023) (ist/dok)

KILASJATIM.COM, Surabaya – Indonesia, yang terdiri dari 38 provinsi dan dihuni oleh sekitar 267,1 juta jiwa, masih dihadapkan pada berbagai masalah kesehatan yang kompleks. Salah satu tantangan yang hadapi adalah angka kejadian trauma kepala, tulang belakang, dan stroke yang masih tinggi. Prevalensi trauma kepala akibat kecelakaan lalu lintas mencapai 7,5% dari total populasi penduduk Indonesia, sedangkan angka kejadian stroke mencapai 10,9 per 1000 penduduk atau sekitar 2,91 juta penduduk per tahun.

Dalam menghadapi banyaknya kasus neuroemergency di Indonesia, dokter umum sebagai garda terdepan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik. Namun, masih banyak dokter yang belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang komprehensif dalam menangani kasus tersebut.

Selain itu, belum ada pelatihan yang standar untuk menangani kasus neuroemergency di Indonesia. Oleh karena itu, Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (PERSPEBSI) merasa penting untuk menyelenggarakan pelatihan penatalaksanaan neuroemergency yang disebut Primary Neuroemergency dan Neurosurgical Life Support (PNNLS).

” Pelatihan Neuroemergency ini dirancang secara komprehensif, terstandar, dan melibatkan tenaga ahli dari berbagai bidang. Terdapat lima spesialis yang terlibat dalam pelatihan PNNLS, yaitu spesialis bedah saraf, spesialis syaraf, spesialis radiologi, spesialis anestesi, dan spesialis neurologi anak,” ujar dr Agus C. Anab, Sp.BS, Bendahara Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia dalam kesempatan paparan kepada sejumlah media di Surabaya, Sabtu (27/5/2023).

Ditambahkan, Pelatihan PNNLS akan memberikan pengetahuan dan keterampilan neuroemergency kepada dokter
umum melalui seminar lanjutan dan workshop intensif selama dua hari. Terdapat 12 modul dan skill station yang akan disampaikan dalam pelatihan ini.

Baca Juga :  Sukseskan Indonesia Bebas Polio, Kota Malang Mulai Pencanangan Sub PIN Polio Serentak

Dengan fasilitas yang memadai, instruktur yang ahli dalam bidangnya, modul yang terstandarisasi, serta mendapatkan sertifikasi dari Perhimpunan dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), PNNLS hadir sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan kesehatan terutama dalam penanganan kasus neuroemergency. Pelatihan ini akan diadakan di seluruh kota di Indonesia.

” Kami berharap bahwa melalui pelatihan PNNLS, dokter umum akan memiliki wadah untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan kasus neuroemergency, yang pada akhirnya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.,” pungkas dr. Anas. C. Anab. (nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.