Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur Zulkipli. (tangkapan.layar/ist)
KILASJATIM.COM, Surabaya – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatatkan Inflasi year on year (y-on-y) di Provinsi Jawa Timur pada Juli 2024 sebesar 2,13 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,41 secara month to month (hitungan bulan) pada Juli 2024 sebesar 0,04% atau terhadap Juni 2024.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur Zulkipli menyampaikan Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran.
“Juli 2024 bertepatan dengan hari pertama masuk sekolah atau tahun ajaran baru setelah periode liburan selesai. Pergantian tahun ajaran baru ini menjadi sebuah momen bagi penyelenggara jasa pendidikan untuk melakukan penyesuaian tarif atau biaya pendidikan yang harus dibayarkan oleh wali murid. Salah satu pemicu i flasi di bulan Juli adalah pengeluaran biaya pendidikan,” kata Zulkipli di kantornya Kamis (1/8/2024).
Ditambahkan Zulkipli, Agustus dan September masih akan ada sedikit kenaikan biaya pendidikan yang akan memicu inflasi. “Hal ini tidak bisa dihindari karena beberapa sekolah terutama swasta akan menyesuaikan tarif-tarif pendidikannya,” jelasnya.
Sementara itu, pada Juli lalu, kelompok pendidikan telah mengalami inflasi sebesar 1,12% dan memberikan andil sebesar 0,08% terhadap inflasi secara umum.
“Berdasarkan data historis, kelompok pendidikan masih berpotensi untuk kembali memberikan Andil terhadap inflasi Jatim pada Agustus nanti. Untuk Juli saja, pendidikan yang memberikan andil tinggi diatas 0,01% yakni SD dan SMP, sedangkan pendidikan yang tidak sampai 0,01% yakni SMA, TK, bimbel dan kelompok bermain,” paparnya
Sedangkan di sektor makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,62 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,62 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,45 persen.
Kemudian, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,95 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,96 persen, kelompok transportasi sebesar 1,38 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 1,19 persen.Terus, kelompok pendidikan sebesar 1,97 persen.
Dikemukakan, inflasi tertinggi sebesar 3,45 persen terjadi di Sumenep dengan IHK sebesar 108,80, dan inflasi terendah terjadi di Kota Kediri sebesar 1,53 persen dengan IHK sebesar 105,66
Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, kata Zulkipli, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,44 persen.
Tingkat inflasi month to month (m-to-m) dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Provinsi Jawa Timur bulan Juli 2024 masing-masing sebesar 0,04 persen dan 0,84 persen.
“Dari 11 daerah yang menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK), sebanyak 6 kota/kabupaten mengalami inflasi, dan 5 kota/kabupaten lainnya mengalami defalsi,” imbuhnya.
Menurutnya, beberapa wilayah sentra komoditas hortikultura sedang berada pada masa panen sehingga stok di pasar saat ini cukup melimpah, di antaranya bawang merah, tomat dan cabai merah.
“Sebaliknya, masa panen dari komoditas cabai rawit tampak telah usai sehingga berdampak pada pergerakan harganya yang mulai merangkak naik,” imbuh Zulkipli.
Adapun 5 komoditas yang memberikan andil inflasi tertinggi di Jatim yakni cabai rawit, beras, biaya sekolah dasar, sigaret kretek mesin (SKM), dan biaya SMA. Sedangkan 5 komdoitas dengan andil deflasi tertinggi yakni bawang merah, tomat, cabai merah, angkutan udara dan bawang putih. (nov)