JNE Siapkan Langkah Hukum, Bantah Berafiliasi Dengan Ormas Tertentu

oleh -699 Dilihat
Dari kiri: Djohari Zein-Komisaris JNE
Chandra Fireta-Direktur Keuangan
Hotman Paris Hutapea-Kuasa Hukum
M Feriadi Soeprapto-Presdir JNE
Eri Palgunadi-VP Of Marketing . 

KILASJATIM.COM, Jakarta –
PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) pada akhirnya angkat bicara sekaligus membantah berbagai tudingan keterkaitan perseroan dengan juru bicara PA 212 Haikal Hassan dan pemberitaan Afiliasi dengan Ormas tertentu.

Sehubungan dengan beberapa isu yang beredar, maka JNE menyatakan keberatan serta bermaksud untuk menyampaikan kebenaran. Dalam menjawab berbagai isu tersebut manajemen JNE menyampaikan kepada sejumlah media didampingi kuasa hukum Hotman Paris Hutapea.

“Kami menjawab beberapa poin penting, misalnya apakah benar JNE mendanai teroris seperti yang tertulis di akun-akun, atau apakah benar JNE terafiliasi dengan organisasi yang saat ini mendapat sorotan?” ujar Hotman dalam siaran pers yang diterima redaksi kilasjatim.com Kamis (17/12/2020).

Sebagaimana banyak diberitakan dan menjadi viral di dunia maya,
JNE menjadi trending topic di Twitter dengan adanya berbagai tagar #JNEKadrun hingga #BoikotJNE. Isu keterkaitan juru bicara PA 212 Haikal Hassan dengan JNE muncul setelah akun Twitter perusahaan @JNE_ID mengunggah ucapan selamat ulang tahun ke-30 dari Haikal pada 4 Desember 2020. Cuitan tersebut kemudian berkembang viral.

Dalam siaran persnya JNE menuliskan sejumlah klarifikasi manajemen mengenai isu yang berkembang viral tersebut.

1. Haikal Hassan tak miliki saham perseroan

Hal ini disampaikan VP of Marketing PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Eri Palgunadi, yang membantah isu kepemilikan saham juru bicara PA 212 Haikal Hassan di perseroan.

“Tidak pernah ada kaitan Haikal Hassan di dalam saham,” tegasnya seraya menjelaskan JNE didirikan oleh almarhum Suprapto Suparno dan saat ini dipimpin oleh Muhammad Feriadi sebagai Direktur Utama, serta Chandra Fireta dan Edi Santoso sebagai direktur.

Dalam kesempatan yang sama, Feriadi mengatakan saat ini saham JNE dikantongi enam orang. Dia adalah salah satu pemegang saham, mewakili keluarga besar Suprapto Suparno.

Baca Juga :  JNE Melangkah Bersama, Semangat Mengasihi untuk Indonesia di Natal 2023  

Selain dia, saham dipegang Johari Zein saat ini menjabat komisaris perseroan dan Chandra Fireta, direktur perusahaan. Tiga pemegang saham lainnya adalah Marselinus Kuncoro Adi, Hui Mariawati dan Mirta Akbari.

Ihwal ucapan selamat ulang tahun yang sempat viral, Eri mengatakan perseroan tidak hanya mendapat ucapan dari Haikal Hassan, melainkan tokoh lain.

2. JNE tak terafiliasi organisasi tertentu.
Direktur Utama JNE Muhammad Feriadi menegaskan perusahaannya netral dan tidak berafiliasi dengan organisasi, kelompok, atau individu tertentu. JNE juga, kata dia, tidak mau masuk ke dalam isu berbau SARA.

“JNE hanya ingin berbisnis, membantu UKM dan membantu masyarakat untuk mendistribusikan barang. Perseroan membantu yatim piatu, tuna netral, ibu, janda, fakir miskin, dan kaum duafa. JNE dalam berbisnis, perlu dicatat, hanya ingin keberkahan,” tukasnya.

Selama masa pandemi ini, Feriadi mengatakan kerap membantu sejumlah pihak untuk mengirim barang terkait Covid-19. Bantuan pengiriman gratis misalnya diberikan kepada Hanny Kristianto itu dari Mualaf Center Ikhlas Foundation. Lembaga tersebut mempunyai kegiatan sosial, membagikan obat herbal untuk masyarakat yang terkena Covid-19.

“Termasuk di antaranya Andy F Noya melalui Benih Baik kami beri pengiriman gratis untuk barang-barang terkait Covid-19. Itu kami kirim ke seluruh lapisan masyarakat,” tandas Feriadi.

3. JNE bantah danai teroris
VP of Marketing JNE Eri Palgunadi membantah tuduhan bahwa perseroan mendanai organisasi teroris.

“JNE katanya mendukung teroris dan gerakan radikal. Kembali lagi JNE tidak pernah berafiliasi dengan lembaga apapun organisasi yang merugikan masyarakat,” ujar dia.

Bahkan secara tegas Eri membantah perseroan tidak pernah mengikuti kegiatan politik apa pun.

Tuduhan : Salam “J” milik JNE dituduh pro pendukung Ormas Ilegal. Dijelaskan, salam “J” merupakan simbol huruf (J) dari brand “JNE”

“Salam ini sudah digunakan sejak tahun 2017 dan salam ini sempat tidak digunakan pada saat pilpres untuk menghindari miss communication,” paparnya..

Baca Juga :  Mobil Ambulance Siaga Bantuan Pertamina di Gresik Bermanfaat Saat Tanggap Darurat COVID-19

Sedangkan tuduhan tersangka yang beberapa hari lalu terciduk di Wisma 2 Gedung BCA Slipi Jakarta Barat. Yang bersangkutan ditangkap sebagai pelaku bom molotov serta diduga sebagai kurir JNE.

Hal ini dibantah tegas, berita hoax beredar melalui WA Blast. Faktanya , pelaku pelemparan tersebut bukan kurir JNE (Bukan karyawan JNE) berdasarkan informasi dari pihak yang berwajib 13 Desember 2020.

Sementara itu, Hotman Paris menantang pihak-pihak yang melemparkan tuduhan tersebut untuk bisa membuktikannya. “Mungkin kalau ada yang bisa membuktikan silakan, kita tantang hari ini,” ujar Hotman.

4. Bisnis perseroan tetap tumbuh di tengah terpaan isu
Direktur Utama JNE Muhammad Feriadi mengatakan bisnis perseroan tetap tumbuh meskipun sempat diterpa seruan #BoikotJNE.

“Tidak ada (penurunan) sama sekali. Justru bulan ini, khususnya pada momen Hari Belanja Online Nasional di 12 Desember 2020 lalu, volume pengiriman perseroan masih naik 10 sampai 15 persen,” tangkis Feriadi.

Eri Palgunadi menambahkan volume pengiriman perseroan tumbuh 25 persen pada bulan ini apabila dibandingkan dengan tahun lalu. Ia mengatakan pertumbuhan 25 persen adalah pertumbuhan rata-rata bisnis perseroan selama 5 tahun berturut-turut.

“Jadi kalau dibilang kolaps bangkrut, tidak sama sekali. Bahkan kami tetap tumbuh. Sekarang ini kan kita mau akhir tahun. Kita juga tidak melakukan PHK karyawan satu pun,” ujar Eri.

5. Langkah hukum
Kuasa hukum JNE, Hotman Paris, mengatakan kliennya masih belum akan membawa kasus tuduhan ini ke ranah hukum. Kliennya masih akan melihat perkembangan isu tersebut setelah adanya klarifikasi dari manajemen.

“Kita lihat dulu perkembangannya. Setelah menjelaskan ke publik fakta yang sebenarnya, kalau masih ada yang kurang ajar dan menyebar fitnah, baru kami tindak secara hukum,” tandas Hotman. (kj8)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.