JGU Launching Jatim Sentra Pemindangan, Distribusikan 200 Ton Ikan di 4 Kabupaten

oleh -799 Dilihat

 

Pemberangkatan distribusi ikan bahan baku pemindangan oleh Dirut PT Jatim Grha Utama, Mirza Muttaqien dari  kantor Puspa Agro di Jemundo, Taman, Sidoarjo, Rabu (31/3/2021).

KILASJATIM.COM, Sidoarjo – Manajemen PT Jatim Grha Utama (JGU), lewat anak perusahaannya, Puspa Agro, mendistribusikan 200 ton ikan jenis Pacific Mackerel (Scomber Japonicus) ke empat kabupaten di Jatim. Hal ini dilakukan untuk men-support keberlangsungan industri pemindangan yang kerap kesulitan bahan baku karena gangguan cuaca.

Pendistribusian ikan sebagai bahan baku pemindangan itu diberangkatkan dari kantor Puspa Agro di Jemundo, Taman, Sidoarjo, Rabu (31/3/2021). Ikan sebanyak 200 ton itu diangkut oleh delapan kontainer, yang masing-masing berisi 25 ton ikan laut. Penyediaan bahan baku pemindangan ini terlaksana atas kerja sama Puspa Agro dengan PT Fishindo Citra Samudra dan PT Artha Tani Mina.

Support JGU itu sekaligus ingin meneguhkan Jatim sebagai sentra pemindang (Jaspina) di tanah air. Hadir dalam peluncuran pendistribusian ikan itu, sejumlah pelaku usaha pemindangan di beberapa daerah di Jatim, para pejabat pemerintahan Jatim, di antaranya, Dinas Perikanan dan Kelautan, Disperindag, Biro Perekonomian, juga Kadin Jatim.

“Jawa Timur selama ini menjadi salah satu sentra industri pemindangan yang banyak melibatkan masyarakat kalangan menengah ke bawah. Karena itu, kami terpanggil untuk ikut menjaga eksistensi usaha mereka. Apalagi ketika cuaca lagi kurang bagus, seperti angin Barat, sehingga para nelayan kita sulit mendapatkan ikan di laut,” ujar Dirut PT JGU, Mirza Muttaqien, di sela pemberangkatan delapan kontrainer dari kompleks Puspa Agro, Rabu (31/3/2021).

Dikatakan, dari delapan kontainer yang diberangkatkan, tiga kontainer di antaranya dikirim ke pelaku pemindangan di Prigi, Trenggalek, tiga kontainer ke Brondong, Lamongan. Sisanya ke Madiun dan Muncar, Banyuwangi, masing-masing satu kontainer. Sebenarnya, JGU akan memberangkatkan 12 kontainer dengan volume 300 ton ikan. Tetapi, yang siap saat ini baru 200 ton.

Baca Juga :  Antisipasi Banjir, Bupati Sidoarjo Siagakan Rumah Pompa 24 Jam

“Yang empat kontainer atau 100 ton menyusul. Insya Allah dalam waktu dekat kami kirim lagi,” tandas Mirza,

Sementara Dirut Puspa Agro, M.Diah Agus Muslim, menambahkan, sebagai bentuk partisipasi membantu pelaku usaha pemindangan, Puspa Agro siap men-support pengembangan bisnis pemindangan di Jatim. Partisipasi itu diwujudkan dalam bentuk penyediaan bahan baku berupa ikan.

Selain itu, Puspa Agro juga siap menjadi sentra baru industri pemindangan di Jatim. Karena itu, satu gedung atau lokasi khusus telah disiapkan untuk aktivitas para pemindang di Jatim. Diharapkan, tingginya permintaan akan produk pemindangan di masyarakat bisa diakomodasi dengan beroperasinya sentra pemindangan di Puspa Agro.

“Ini akan melengkapi sentra-sentra penyedia ikan dan pemindangan yang ada di sejumlah daerah di Jawa Timur,” ujar Agus.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim, Adek Dwi Putranto, yang hadir dalam pemberangkatan pendistribusian ikan di Puspa Agro, mengungkapkan, terobosan yang dilakukan PT JGU lewat anakperusahaannya, Puspa Agro, layak diapresiasi. Artinya, di saat para pelaku usaha, termasuk para pemindang kesulitan bahan baku, JGU hadir sebagai pemberi solusi.

“Model-model solutif seperti ini perlu terus dikembangkan ke bidang-bidang lain, sehingga iklim usaha yang lesu akibat pandemic segera bangkit kembali,” ujarnya.

Sementara Kabag Kebijakan dan Sarana Perekonomian, Biro Perekonomian Jatim, Bambang Abu Hamid, menegaskan, secara prinsip impor bukan kebijakan atau langkah utama. Sebaliknya, untuk menggerakkan roda perekonomian di Jatim, justru potensi lokal harus diutamakan. Tetapi, ketika potensi lokal, termasuk perikanan belum bisa memenuhi kebutuhan pasar, seperti terkait pasokan ikan karena sering terganggu cuaca, impor bisa dimaklumi.

“Kalau pada masa sulit, sehingga para pelaku usaha kesulitan bahan baku, maka impor wajar dilakukan. Jangan sampai saat musim panen, impor didatangkan karena bisa mematikan produksi petani atau nelayan.. Jadi, kita mesti bijak dalam menggerakkan roda perekonomian. Yang terpenting bagaimana semua potensi lokal bisa kita maksimalkan. Kalau kurang bisa impor,” pungkas Bambang Abu Hamid. (kj2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.